Jakarta -Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta Perum Bulog untuk melakukan pengadaan beras sebanyak mungkin dalam kurun waktu 2 bulan untuk mengantisipasi dampak El Nino atau kemarau yang berkepanjangan.
El Nino/Kemarau panjang yang diperkirakan datang pada Oktober ini bisa berpotensi memicu kekeringan pada lahan pertanian. Penyerapan beras harus dilakukan secara maksimal untuk mengamankan stok beras pada awal tahun 2016 mendatang. Untuk itulah bulog harus memaksimalkan pengadaan beras.
Amran mengatakan, Bulan Agustus sampai September ini masih memasuki puncak panen sehingga Bulog tak akan kesulitan memperoleh beras.
"Sementara Agustus-September ini panen puncak. Kami minta Bulog melakukan penyerapan maksimal," kata Amran usai Rapat Koordinasi di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (6/8/2015).
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, pada bulan Agustus terdapat panen 1,57 juta hektar dan luas panen pada September 1,2 juta hektar. Dengan asumsi produktivitas 5,1 ton per hektar, maka produksi padi pada Agustus mancapai 8 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) dan 6,2 juta ton GKG pada September.
Bila dikonversikan ke beras dengan asumsi rendemen 57%, maka ada produksi 4,5 juta ton beras pada Agustus dan 3,4 juta ton pada September.
Jika dikurangi konsumsi 250 juta penduduk Indonesia sebanyak 2,67 juta ton beras per bulan, masih ada surplus beras sebanyak 1,8 juta ton pada Agustus dan 819 ribu ton pada September.
"Panen sekarang Agustus-September, kita hitung-hitung tadi masih ada surplus," kata Amran.
Amran masih optimis Bulog dapat mencapai target stok 2 juta ton di akhir tahun 2015 tanpa perlu impor.
"Impor itu pilihan terakhir, paling terakhir," tandasnya.
Dia menambahkan, pihaknya telah melakukan berbagai antisipasi untuk meminimalkan dampak El Nino. Sebanyak 21.000 pompa telah dibagikan ke seluruh Indonesia, jaringan irigasi tersier untuk lahan seluas 1,3 juta hektar sudah direhabilitasi, dan 330 sumur dangkal sudah bangun sejak Januari 2015.
"Distribusi pompa sudah 21 ribu sejak Januari, irigasi sudah 1,3 juta hektar, sumur dangkal 330," katanya.
Menurut pantauannya, kekeringan sudah mulai terlihat di sejumlah daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah, seperti: Indramayu, Cirebon, Demak, dan Pati. Namun, dirinya optimis El Nino tidak akan banyak memengaruhi produksi beras tahun ini.
Pasalnya, antisipasi yang dilakukan Kementan sejak awal tahun telah berhasil menekan angka kegagalan panen.
Tahun 2014, lahan yang kekeringan pada Januari-Juni mencapai 158 ribu hektar. Sedangkan Januari-Agustus 2015 ini kekeringan hanya menyerang 52 ribu hektar alias berkurang 100 ribu hektar.
"Puso karena kekeringan, banjir, OPT itu sampai Agustus ada kurang lebih 52 ribu hektar. Jadi karena antisipasi lebih awal, kita mendapatkan tambahan 100 ribu hektar," pungkasnya.
Source : detik.com
0 Response to "Bulog Maksimalkan Pengadaan Beras untuk Mengatasi Kemarau Panjang"
Posting Komentar