Apa itu Detail Engineering Design (DED)? Ini Syarat dan Cara Membuatnya


Detail Engineering Design (DED) adalah produk perencanaan (detail gambar kerja) yang dibuat konsultan perencana untuk pekerjaan bangunan sipil seperti gedung, kolam renang, jalan, jembatan, bendungan, dan pekerjaan konstruksi lainnya. Selain sebagai rencana gambar kerja, DED juga bisa digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan perawatan dan perbaikan sebuah gedung atau bangunan.

Proyek-proyek yang membutuhkan DED biasanya adalah proyek EPC, yaitu sistem proyek pembangunan berbasis proses dengan lingkup tanggung jawab kegiatan Engineering, Procurement, dan Construction yang dilakukan oleh satu perusahaan kontraktor.

Kontraktor EPC akan memulai dari tahap engineering, yaitu DED (Detail Engineering Design) itu sendiri. Sedangkan tahap DED merupakan tahap dari FEED (Front End Engineering Design). Dalam proses penyusunan DED harus melalui sepengetahuan dan persetujuan dari owner.


Apa Itu DED?


Detail Engineering Design
(DED) juga biasa disebut bestek merupakan sebuah gambar bangunan yang lengkap dan detail yang digunakan sebagai dokumen utama dari perencanaan proyek pembangunan bangunan. 

Semakin lengkap dan detail gambar ini, biasanya akan semakin cepat juga pelaksanaan pembangunannya secara fisik. Namun lengkap saja tidak cukup karena gambarnya juga harus tepat. Jika pada proyek pembangunan rumah hunian, gambar ini biasanya dibuat oleh arsitek. 

Sedangkan jika dilihat dari asal katanya, rupanya istilah DED sendiri berasal dari bahasa Belanda, yang definisinya ketika diartikan ke bahasa Indonesia adalah sejumlah syarat dan peraturan yang terperinci, jelas, mudah dipahami, dan mengikat dari suatu pekerjaan proyek pembangunan yang akan dilaksanakan.



Ruang Lingkup Penyusunan DED 




Penyusunan DED (Detail Engineering Design) memiliki ruang lingkup sebagai berikut:


1. Menyusun konsep dasar program perencanaan pembangunan


Penyusunan konsep dasar ini sangat penting karena merupakan fondasi dari seluruh proyek pembangunan. 

Dalam proses ini, kita perlu melakukan pendekatan yang menyeluruh terhadap empat aspek utama yang akan menentukan keberhasilan suatu proyek.

Mari kita bahas satu per satu:

a. Aspek fungsional


Memuat antara lain mengenai pendekatan pelaku kegiatan di lapangan, jenis kegiatan yang akan dilakukan, serta fungsi dan kebutuhan ruang

b. Aspek teknis


Menjabarkan antara lain mengenai konsep sistem struktur dan sistem konstruksi yang akan dikembangkan di lapangan.

c. Aspek kinerja (utilitas)


Menjabarkan antara lain mengenai konsep pencahayaan, penghawaan, jaringan listrik, jaringan komunikasi, pemadam kebakaran, penangkal petir, jaringan air bersih, air kotor, pengolahan limbah, pembuangan sampah, dan jaringan transportasi yang dianggap sesuai dan mendukung jika bangunan nantinya sudah berdiri dan bisa digunakan.

d. Aspek arsitektural


Melakukan analisis mengenai bentuk dan penampilan bangunan, penataan ruang, serta penekanan desain yang akan dikembangkan.

2. Menyusun preliminary design

 

Setelah memahami konsep dasar dari proyek, langkah berikutnya adalah menyusun preliminary design

Di tahap ini, kita mulai menciptakan representasi visual dari ide-ide yang telah kita rumuskan sebelumnya. 

Gambar denah bangunan adalah alat yang sangat penting dalam proses ini, dan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

a. Gambar Denah Bangunan


Di sini, kita akan menggambarkan layout dari bangunan dengan jelas. Ini termasuk penempatan ruang-ruang penting seperti ruang kelas, kantor, dan area umum. 

Gambar denah ini harus menggambarkan alur sirkulasi yang efisien, memastikan bahwa orang-orang dapat bergerak dengan mudah di dalam bangunan. 

Misalnya, kita harus mempertimbangkan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, serta bagaimana pengunjung dan pengguna lainnya akan memasuki dan menggunakan ruang-ruang tersebut.

b. Konsep Utilitas


Selain gambar denah, kita juga perlu menggambarkan bagaimana sistem utilitas akan terintegrasi dalam bangunan. Ini mencakup pemetaan jalur untuk jaringan listrik, sistem pemanas, dan penghawaan. 

Kita juga harus memperhatikan perencanaan untuk air bersih dan pembuangan limbah, agar semuanya berjalan lancar dan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. 

Memastikan bahwa semua sistem ini terlihat dan terencana dengan baik di dalam desain awal akan membantu meminimalkan biaya perubahan dan perbaikan saat pembangunan berlangsung.

Fungsi DED


Mari kita jelajahi empat fungsi utama dari DED secara lebih rinci:


1. Menentukan Kuantitas dan Kualitas Material

Salah satu fungsi utama DED adalah untuk menentukan kuantitas dan kualitas material yang tepat akan mempengaruhi kekuatan, keamanan, dan umur bangunan. 

DED menyediakan spesifikasi detail tentang setiap jenis material, mulai dari beton, baja, hingga finishing. 

Misalnya, jika proyek membutuhkan beton bertulang, DED akan mencakup jenis campuran yang diperlukan dan proporsinya. 

Kualitas material yang ditentukan dalam DED akan menjadi pedoman bagi kontraktor selama pelaksanaan, memastikan bahwa semua bahan yang digunakan sesuai dengan standar yang ditetapkan. 


2. Sebagai Acuan untuk Bentuk, Letak, dan Dimensi Bangunan


DED mencakup gambar denah, elevasi, dan potongan bangunan yang menggambarkan dengan tepat bagaimana bangunan akan terlihat dan di mana setiap elemen akan ditempatkan. 

Hal ini membantu semua pihak yang terlibat, mulai dari arsitek hingga kontraktor, untuk memiliki visi yang sama tentang proyek tersebut. 

Misalnya, jika kita merencanakan sebuah gedung perkantoran, DED akan menunjukkan di mana ruang rapat, area kerja, dan fasilitas umum harus berada, memastikan bahwa desain tersebut tidak hanya estetis tetapi juga fungsional. 


3. Membantu Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Dengan informasi yang jelas tentang jenis dan jumlah material yang dibutuhkan, serta rincian tentang bentuk dan dimensi bangunan, kita dapat menghitung biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. 

DED membantu dalam mengidentifikasi komponen biaya seperti material, tenaga kerja, dan overhead, sehingga kita dapat merencanakan anggaran dengan lebih akurat. RAB yang baik tidak hanya mencakup estimasi biaya, tetapi juga menyediakan ruang untuk biaya tak terduga yang mungkin muncul selama proyek. 


4. Memberikan Gambaran kepada Kontraktor atau Pemborong

Gambar kerja yang dihasilkan dari DED juga berfungsi untuk memberikan gambaran jelas kepada kontraktor atau pemborong mengenai jenis dan bentuk bangunan yang harus dibuat. 

Dengan gambar kerja yang detail, kontraktor dapat merencanakan langkah-langkah konstruksi dengan lebih efisien, serta mengidentifikasi alat dan tenaga kerja yang diperlukan.

Selain itu, gambar kerja juga berfungsi sebagai referensi untuk mengevaluasi kemajuan pekerjaan dan memastikan bahwa setiap fase konstruksi sesuai dengan desain yang telah disetujui. 


Bagian-bagian DED


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, DED sangat detail dan lengkap. Artinya, gambar DED terdiri atas beberapa bagian, tidak hanya satu. Beberapa bagian inilah yang membentuk satu kesatuan gambar yang utuh. 

Nah, bagian-bagian dari gambar tersebut adalah sebagai berikut:


1. Gambar Denah

Gambar yang memberikan gambaran tentang bagaimana sebuah bangunan terlihat dari bagian atas disebut dengan gambar denah. Biasanya, pandangan dari atas ini adalah ketika bangunan sudah dipotong sekitar 1 meter di atas permukaan lantai. 

Ketika melihat gambar denah, Anda akan bisa tahu tentang bagaimana ukuran, batas, bentuk, dan perlengkapan dari masing-masing ruang yang ada pada bangunan tersebut. 

Perlengkapan yang dimaksud di sini adalah yang bersifat permanen seperti bak mandi, pintu, jendela, tembok pembatas antar ruang dan sebagainya, jadi bukan perlengkapan seperti furniture yang bisa diubah lokasi dan penataannya. 

Karena pada gambar denah ada pemotongan sekitar 1 meter tadi, maka ukuran jendela dan pintu pada bangunan akan menjadi sangat jelas. Lalu untuk bentuk atap dan bouvenlight akan digambarkan sebagai garis putus-putus.


2. Gambar Situasi

Gambar situasi adalah gambar posisi atau letak bangunan di daerah tertentu yang akan menjadi lokasi pembangunan. 

Jadi pada gambar situasi akan terlihat juga bagian pagar, halaman, jalan masuk, sempadan/setback, saluran pembuangan air, dan berbagai hal lain yang ada di sekitar bangunan. Gambar ini umumnya menggunakan skala 1:500 atau 1:200.


3. Gambar Potongan

Gambar ini dibuat untuk memperlihatkan bentuk dan kondisi konstruksi dari suatu bangunan, sekaligus untuk memperjelas pondasi, ketinggian bubungan atap, lantai, posisi dan elevasi jendela serta pintu, ketinggian dari balok keliling, dan berbagai hal sejenis lainnya.

Gambar potongan masih terbagi lagi menjadi dua bagian yakni potongan melintang dan memanjang, dengan skala yang umum digunakan adalah 1:100.

4. Gambar Rencana / Struktur Atap

Gambar ini terdiri dari rangka beton, atap, dan bagian lain yang dekat dengan atap. Gambar ini dibuat untuk memperjelas letak dan bentuk dari konstruksi atap yang sebelumnya sudah ada di gambar potongan.


5. Gambar Detail

Sesuai namanya, gambar ini berisi bagian penting lain dari sebuah konstruksi bangunan, misalnya bagian kuda-kuda, kusen, jendela, pintu, dan sebagainya yang memiliki sifat arsitektonis. 

Masing-masing bagian pada gambar detail akan diberi ukuran dan nama agar pelaksana di lapangan tidak bingung, dan untuk skala yang digunakan berkisar dari 1:5 - 1:20 atau bisa juga disesuaikan kebutuhan.


6.Gambar Tampak

Fungsi gambar tampak adalah memberikan pandangan tentang bagaimana luas dan bentuk dari sebuah bangunan. Gambar ini dibuat dengan menerapkan sistem proyeksi ortogonal (satu bidang proyeksi akan memperlihatkan satu saja sisi dari bangunan). 

Satu gambar tampak akan terdiri dari 4 bagian yaitu tampak kanan, kiri, muka/depan, dan belakang. Berbeda dengan lima jenis gambar sebelumnya, gambar tampak tidak harus memiliki ukuran tapi harus dibuat menarik dan lengkap dengan dekorasi sesuai dengan rencana yang sudah ada.

Syarat DED


DED tidak bisa dibuat secara asal/sembarangan. Selain harus memiliki beberapa bagian yang sudah disebutkan di atas, ada juga syarat yang harus dipenuhi yakni:


1. Gambar Pra-Rencana

Gambar pra-rencana memberikan pandangan umum tentang bagaimana proyek akan terlihat dan membantu dalam pengambilan keputusan awal. 

Misalnya, ini bisa berupa sketsa kasar atau diagram yang menunjukkan tata letak dasar bangunan, termasuk pengaturan ruang dan aksesibilitas. 

Gambar ini sangat penting karena dapat menjadi titik tolak untuk diskusi lebih lanjut antara arsitek, insinyur, dan pemangku kepentingan lainnya. 


2. Spesifikasi Teknik

Spesifikasi teknik adalah dokumen penting yang mendetailkan standar dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap elemen bangunan. 

Ini mencakup informasi tentang jenis material yang akan digunakan, metode konstruksi yang direkomendasikan, dan batasan teknis lainnya.

Spesifikasi teknik tidak hanya memberikan petunjuk kepada kontraktor tentang apa yang diharapkan, tetapi juga berfungsi sebagai acuan untuk memastikan bahwa setiap bagian dari proyek sesuai dengan regulasi dan standar keselamatan yang berlaku. 

Misalnya, jika proyek memerlukan instalasi listrik, spesifikasi teknik akan mencakup jenis kabel, jumlah sirkuit, dan persyaratan grounding. 


3. Kelengkapan Gambar

Salah satu syarat krusial dalam DED adalah kelengkapan gambar. Ini mencakup berbagai jenis gambar seperti foto, maket, denah, detail, perspektif, dan penampakan. 

Setiap jenis gambar memiliki fungsinya sendiri dalam menyampaikan informasi yang berbeda. Misalnya, denah menunjukkan tata letak ruang, sementara perspektif memberikan gambaran tiga dimensi tentang penampilan bangunan. 

Maket fisik dapat digunakan untuk presentasi kepada klien atau pemangku kepentingan lainnya, membantu mereka memahami proyek dengan lebih baik. 


4. Detail dari Ruang Fungsional

DED juga harus mencakup detail khusus untuk ruang fungsional seperti kamar mandi, dapur, dan tangga, terutama untuk bangunan dua lantai atau lebih. 

Setiap ruang memiliki kebutuhan dan fungsi yang berbeda, sehingga penting untuk mendetailkan elemen-elemen ini. 

Misalnya, detail kamar mandi harus mencakup penempatan sanitasi, sistem pembuangan, dan aksesibilitas. 

Detail ini akan membantu kontraktor dalam membangun ruang-ruang tersebut sesuai dengan spesifikasi dan memastikan bahwa setiap fungsi berjalan dengan baik.


5. Denah Kunci untuk Bangunan Besar

Untuk bangunan yang sangat besar, syarat tambahan yang diperlukan adalah adanya denah kunci. 

Denah kunci berfungsi sebagai peta yang menunjukkan lokasi ruang-ruang utama dan jalur akses di dalam bangunan. 

Ini sangat berguna untuk proyek besar yang memiliki banyak ruang dan fasilitas, karena membantu semua pihak memahami bagaimana bangunan berfungsi secara keseluruhan. 

Misalnya, denah kunci bisa menunjukkan jalur evakuasi dan akses ke fasilitas darurat, yang sangat penting untuk keselamatan penghuni.


6. Block Plan, Site Plan, dan Gambar Denah untuk Setiap Lantai

Block plan memberikan gambaran tentang tata letak bangunan dalam konteks lahan secara keseluruhan, sementara site plan menunjukkan bagaimana bangunan berinteraksi dengan elemen-elemen di sekitarnya, seperti akses jalan, taman, dan fasilitas lainnya. 

Gambar denah untuk setiap lantai sangat penting untuk memastikan bahwa setiap ruang diatur dengan baik dan fungsional. 



Baca juga: Apa itu Gambar Teknik? Ini Fungsi, Standar, dan Aplikasinya

Komponen-Kompenen Dalam Dokumen DED


Dalam tahapan penyusunan dokumen DED, hal yang pertama kali harus dilakukan oleh Konsultan Perencana adalah identifikasi lapangan. 

Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi eksisting keadaan di lapangan serta perhitungan volume pekerjaan komponen arsitektural maupun utilitas. 

Kegiatan identifikasi ini menghasilkan dokumen berupa volume pekerjaan maupun metode pelaksanaan. Selanjutnya dokumen tersebut digunakan untuk merancang Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Standar Operasional Prosedur (SOP) serta penjadwalan kegiatan pelaksanaan pekerjaan.

Detail Engineering Design (DED) bisa berupa gambar detail namun dapat dibuat lebih lengkap yang terdiri dari beberapa komponen seperti di bawah ini:

1. Gambar detail bangunan/gambar bestek


Yaitu gambar desain bangunan yang dibuat lengkap untuk konstruksi yang akan dikerjakan.

2. Engineer's Estimate (EE) atau RAB

Rencana Anggaran Biaya atau RAB adalah perhitungan keseluruhan harga dari volume masing-masing satuan pekerjaan. 

RAB dibuat berdasarkan gambar. Kemudian dapat dibuat juga Daftar Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) serta spesifikasi dan harga. 

Susunan dari RAB nantinya akan direview, perhitungannya dikoreksi dan diupdate harganya disesuaikan dengan harga pasar sehingga dapat menjadi Harga Perkiraan Sendiri (HPS).

3. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini mencakup persyaratan mutu dan kuantitas material bangunan, dimensi material bangunan, prosedur pemasangan material dan persyaratan-persyaratan lain yang wajib dipenuhi oleh penyedia pekerjaan konstruksi. 

RKS kemudian menjadi syarat yang harus dipenuhi penyedia sehingga dapat dimasukan ke dalam Standar Dokumen Pengadaan (SDP).

4. Laporan akhir tahap perencanaan


Laporan ini meliputi:
  • laporan arsitektur;
  • laporan perhitungan struktur termasuk laporan penyelidikan tanah (Soil Test)
  • laporan perhitungan mekanikal dan elektrikal;
  • laporan perhitungan IT (Informasi & Teknologi)
Isi dari DED meliputi:
  • Gambar detail bangunan atau bestek bisa terdiri dari gambar rencana teknis. Gambar rencana teknis ini meliputi arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal, serta tata lingkungan. Semakin baik dan lengkap gambar akan mempermudah proses pekerjaan dan mempercepat dalam penyelesaian pekerjaan konstruksi.

Cara Membuat DED


Berikut adalah langkah-langkah umum dalam proses pembuatan DED yang dapat membantu kita memahami alur kerjanya:


1. Survei Lokasi

Langkah pertama yang sangat penting adalah melakukan survei lokasi untuk bangunan yang akan dibangun. 

Dalam tahap ini, kita perlu memahami kondisi tanah di area tersebut, termasuk jenis tanah, kekuatan, dan potensi risiko yang mungkin ada, seperti banjir atau tanah longsor. 

Survei juga mencakup pengukuran lahan yang akurat, jarak lokasi dari pusat keramaian, serta aksesibilitas jalan. 

Selain itu, mendokumentasikan keadaan lokasi dalam bentuk foto atau video sangat membantu untuk memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi eksisting. 


2. Membuat Denah Rencana Utama dan Alternatif

Setelah survei selesai, langkah berikutnya adalah membuat denah rencana utama. Denah ini harus mencakup semua ruang yang direncanakan, termasuk fungsi setiap ruang, ukuran, dan tata letak. 

Penting untuk memikirkan alur sirkulasi antara ruang-ruang tersebut, sehingga pengguna dapat bergerak dengan nyaman dan efisien. 

Selain denah utama, penting juga untuk membuat beberapa alternatif desain. 


3. Membuat Gambar Pra-Desain

Setelah menentukan denah, langkah selanjutnya adalah membuat gambar pra-desain. Gambar ini biasanya mencakup tampak empat sisi bangunan, site plan, dan perspektif. 

Tampak empat sisi memberikan gambaran menyeluruh tentang penampilan bangunan dari berbagai sudut, sementara site plan menunjukkan bagaimana bangunan berinteraksi dengan area sekitarnya. 

Gambar perspektif memberikan gambaran tiga dimensi yang lebih realistis tentang bagaimana bangunan akan terlihat setelah selesai dibangun. 

Gambar pra-desain ini sangat penting karena membantu semua pemangku kepentingan memahami desain awal dan memberikan umpan balik sebelum melanjutkan ke tahap detail. 


4. Pembuatan Gambar Kerja


Setelah gambar pra-desain disetujui, kita memasuki tahap pembuatan gambar kerja yang lebih mendetail. 

Gambar kerja ini mencakup semua bagian dari proyek, seperti denah, elevasi, dan detail teknik yang diperlukan untuk konstruksi.

Setiap elemen, mulai dari struktur hingga utilitas, harus digambarkan dengan jelas agar kontraktor dapat mengikuti petunjuk dengan tepat.

Pembuatan gambar kerja memerlukan ketelitian dan pemahaman mendalam tentang aspek teknis, termasuk spesifikasi material, teknik konstruksi, dan regulasi bangunan.

Dengan gambar kerja yang jelas dan lengkap, risiko kesalahan selama konstruksi dapat diminimalkan, dan proses pembangunan dapat berlangsung dengan lancar.

Selain itu, gambar kerja ini juga akan berfungsi sebagai acuan untuk menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan memastikan bahwa semua biaya telah diperhitungkan dengan tepat.


Demikianlah ulasan mengeni pengertian Detail Engineering Design (DED) dan komponen di dalamnya serta tahapan penyusunan DED. Semoga bermanfaat.

3 Responses to "Apa itu Detail Engineering Design (DED)? Ini Syarat dan Cara Membuatnya"

  1. Kalo nyari DED bisa ke konsultan mana ya kaa, siapa tau punya info 😁

    BalasHapus
  2. Mantap min penjelasannya. Mohon info donk... Apabila dalam pengerjaan fisik jalan tol, DED tidak sesuai dengan peta bidang Tol, mana yang harus jadi acuan dalam Pengadaan Tanahnya???

    BalasHapus
  3. keren yo, di Youtube Devara Zain kayaknya ada

    BalasHapus