Pemerintah sedang menyiapkan metode pengadaan lahan agar pemanfaatan tanah dapat lebih efektif untuk sarana pemukiman dan pertanian. Pemerintah ingin menjamin ketersediaan pangan dengan penyediaan lahan yang memadai. Kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta, Jumat.
"Kita memerlukan metode, pendekatan atau parameter untuk menghitungnya. Bisa dengan menghitung kebutuhan menurut komoditas, bisa juga dengan menghitung kebutuhan per 1.000 penduduk," kata Darmin seusai memimpin rapat pengadaan lahan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan perencanaan dan kebijakan mengenai lahan sebagai hal yang penting karena pemerintah ingin setiap tanah memiliki status yang jelas dan dimanfaatkan secara maksimal.
Ia juga memastikan kegiatan perencanaan ini dilakukan karena pemerintah ingin menjamin ketersediaan pangan dengan penyediaan lahan yang memadai.
Darmin mengharapkan dengan penambahan lahan itu, investor semakin berminat untuk menanamkan modal dalam bidang pangan sehingga target produksi jagung, gula, maupun sapi bisa tercapai.
Menteri BUMN Rini Soemarno menambahkan pemetaan lahan sebagai upaya pengadaan tanah untuk pemenuhan kebutuhan pemukiman maupun pangan bisa dilakukan secara langsung dengan menggunakan drone.
"Kita menggunakan drone di titik lahan yang ditentukan, dan memetakan lahan ini milik siapa. lni penting sebagai dasar pemetaan lahan. Manfaatkan teknologi yang ada," ujarnya.
Model pemetaan lainnya bisa dilakukan dengan pemanfaatan model satelit yang dimiliki oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Dengan model ini bisa terlihat lahan yang bisa dimanfaatkan menjadi sawah dan tanah yang telah menjadi kawasan pemukiman.
"Badan lnformasi Geospasial (BIG) mempunyai kemampuan melakukan pemetaan dan ke depan tidak ada lagi perbedaan data mengenai luas lahan," kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.
Saat ini, komoditas gula membutuhkan lahan seluas 286 ribu hektare untuk pembangunan pabrik gula baru, 490 ribu hektare untuk pabrik gula eksisting dan 380 ribu hektare untuk pabrik gula rafinasi.
Sedangkan, komoditas jagung membutuhkan tambahan luas lahan 500.000 hektare dengan nilai investasi sebesar Rp4,1 triliun.
Sementara itu, komoditas sapi telah diminati oleh sembilan perusahaan untuk investasi dan membutuhkan tambahan luas lahan hingga satu juta hektare dengan nilai investasi Rp14 triliun.
"Kita memerlukan metode, pendekatan atau parameter untuk menghitungnya. Bisa dengan menghitung kebutuhan menurut komoditas, bisa juga dengan menghitung kebutuhan per 1.000 penduduk," kata Darmin seusai memimpin rapat pengadaan lahan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan perencanaan dan kebijakan mengenai lahan sebagai hal yang penting karena pemerintah ingin setiap tanah memiliki status yang jelas dan dimanfaatkan secara maksimal.
Ia juga memastikan kegiatan perencanaan ini dilakukan karena pemerintah ingin menjamin ketersediaan pangan dengan penyediaan lahan yang memadai.
Darmin mengharapkan dengan penambahan lahan itu, investor semakin berminat untuk menanamkan modal dalam bidang pangan sehingga target produksi jagung, gula, maupun sapi bisa tercapai.
Menteri BUMN Rini Soemarno menambahkan pemetaan lahan sebagai upaya pengadaan tanah untuk pemenuhan kebutuhan pemukiman maupun pangan bisa dilakukan secara langsung dengan menggunakan drone.
"Kita menggunakan drone di titik lahan yang ditentukan, dan memetakan lahan ini milik siapa. lni penting sebagai dasar pemetaan lahan. Manfaatkan teknologi yang ada," ujarnya.
Model pemetaan lainnya bisa dilakukan dengan pemanfaatan model satelit yang dimiliki oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Dengan model ini bisa terlihat lahan yang bisa dimanfaatkan menjadi sawah dan tanah yang telah menjadi kawasan pemukiman.
"Badan lnformasi Geospasial (BIG) mempunyai kemampuan melakukan pemetaan dan ke depan tidak ada lagi perbedaan data mengenai luas lahan," kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.
Saat ini, komoditas gula membutuhkan lahan seluas 286 ribu hektare untuk pembangunan pabrik gula baru, 490 ribu hektare untuk pabrik gula eksisting dan 380 ribu hektare untuk pabrik gula rafinasi.
Sedangkan, komoditas jagung membutuhkan tambahan luas lahan 500.000 hektare dengan nilai investasi sebesar Rp4,1 triliun.
Sementara itu, komoditas sapi telah diminati oleh sembilan perusahaan untuk investasi dan membutuhkan tambahan luas lahan hingga satu juta hektare dengan nilai investasi Rp14 triliun.
0 Response to "Pemanfaatan Tanah Pertanian Lebih Efektif dengan adanya Metode Pengadaan Lahan"
Posting Komentar