Pengadaan.web.id - E-Katalog yang hanya bisa digunakan untuk produk dalam pengadaan barang/jasa, membuat LKPP untuk terus berinovasi dan menciptakan aplikasi atau sistem katalog yang mampu mendukung tender pekerjaan konstruksi. Dan aplikasi tersebut telah berhasil diluncurkan dengan nama Competitive Catalogue (Comcat). Di dalam Majalah Kredibel LKPP Edisi 07 2016, dijelaskan bahwa Aplikasi Comcat adalah aplikasi katalog lokal berbasis online yang digunakan untuk mendukung pelelangan pekerjaan konstruksi sederhana secara tersistem. Penerapan sistem Comcat ini hanya berlaku pada lingkup regional yang terbatas, karena kebutuhan akan pekerjaan konstruksi, harga material, harga sewa alat, dan harga satuan tenaga serta komponen biaya material yang berbeda pada masing-masing daerah.
Mekanisme kerja Comcat, pada dasarnya, membutuhkan input komponen harga atas seluruh material dan biaya yang timbul dalam suatu pekerjaan konstruksi. Jika analisis harga satuan telah muncul di sistem, pihak penyedia baru dapat mengajukan penawaran harga dengan mengacu pada kisaran harga yang telah ditetapkan oleh kepala daerah. Sistem Comcat akan menjalankan proses perhitungan dengan mengacu pada semua data yang telah dimasukkan secara terkomputerisasi, akurat, dan teruji.
Lalu timbul pertanyaan, apabila sistem Comcat ini dapat diterapkan dalam proyek-proyek yang sederhana, misalnya perbaikan jalan, trotoar, dan pemasangan lampu jalan, mengapa tidak demikian dengan pekerjaan yang besar? Pekerjaan konstruksi berskala besar tidak disarankan menggunakan aplikasi Comcat karena pekerjaan infrastruktur ini sangat tergantung pada metodologi pembangunannya.
Setiap pekerjaan konstruksi memiliki metode analisis harga satuan yang berbeda-beda. Skema pengerjaannya pun dapat bervariasi dan sangat tergantung pada metode pelaksanaan pekerjaannya. Selain itu, pekerjaan konstruksi berskala besar memiliki komponen material yang kompleks dan sangat sulit untuk distandarkan.
Terkait dengan penetapan putusan pemenang lelang, Comcat dapat melakukan filter secara otomatis berdasarkan spesifikasi penyedia, di antaranya kepemilikan tenaga ahli, alat-alat penunjang pekerjaan, kondisi keuangan, serta status penyedia. Semua itu dapat bekerja karena sistem Comcat telah menyimpan profil penyedia di dalam basis data.
Direktur Pengembangan Sistem Katalog LKPP Emin Adhi Muhaemin mengatakan, semua penyedia bisa berkompetisi melalui Comcat apabila mereka telah memenuhi persyaratan yang diperlukan. Adapun penyedia yang ingin masuk ke dalam sistem Comcat harus memiliki akun LPSE yang juga telah didaftarkan di BPBJ (ULP Pemda DKI).
Untuk dapat terdaftar dan mendapatkan akun LPSE, kompetensi dan track record penyedia akan dinilai serta diseleksi terlebih dahulu. Melalui sistem ini, LKPP dituntut untuk melakukan quick win. Comcat diharapkan mampu menampilkan produk barang/jasa dari penyedia yang kredibel, harga yang kompetitif, dan tentu saja kualitas yang baik.
Saat ini, desain awal Comcat masih diperuntukkan untuk Pemprov DKI Jakarta. Namun, kedepannya aplikasi ini dapat digunakan di daerah-daerah lain di seluruh Indonesia.
Khusus untuk pilot project Comcat di DKI Jakarta, Gubernur Basuki Tjahaya Purnama berharap pekerjaan konstruksi di lingkungan DKI Jakarta dapat dikerjakan oleh perusahaan-perusahaan yang mempunyai kualitas dan track record yang bagus.
Ketua Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ) DKI Jakarta Blessmiyanda menyatakan, Pemprov DKI percaya diri menjadi pilot project penerapan Comcat. Dia juga menegaskan bahwa pihaknya tetap melakukan proses verifikasi terutama terhadap para rekanan yang masuk dalam sistem Comcat.
Menurutnya lagi, sistem ini dinilai sudah cukup mengakomodasi kebutuhan user. Bahkan dari sisi manfaat, sistem ini bisa merevolusi pengadaan barang/jasa pemerintah. Hanya saja, sistem ini juga harus siap secara teknis saat digunakan. “(Paket lelang) di DKI ini jumlahnya luar biasa banyak, bisa cepat sekali pergerakannya, tinggal sistemnya siap atau tidak, jangan sampai kedodoran,“ ujarnya.
Pada prinsipnya, aplikasi Comcat ini sudah siap untuk digunakan di lingkup Pemprov DKI Jakarta. Saat ini tinggal menunggu dukungan regulasi berupa Peraturan Kepala LKPP dan peraturan kepala daerah—seperti keputusan penetapan harga material, harga sewa alat, dan harga satuan tenaga dari kepala instansi. Di samping itu, tata cara penggunaan Comcat juga perlu disosialisasikan kepada penyedia untuk membangun kesiapan mereka. Sebagai bagian dari persiapan, aplikasi ini telah disimulasikan secara internal oleh Pemprov DKI Jakarta, LKPP, dan Dinas Bina Marga. Tidak bisa dipungkiri, Aplikasi Comcat ini merupakan suatu inovasi percepatan pelaksanaan lelang. Kalau lelang konvensional membutuhkan waktu berbulan-bulan, penetapan pemenang lelang melalui aplikasi Comcat ini justru dapat dilakukan hanya dalam hitungan jam. Rencananya, aplikasi Comcat ini akan diintegrasikan dengan e-katalog.
0 Response to "Competitive Catalogue (Comcat), e-Katalognya Pekerjaan Konstruksi"
Posting Komentar