Salah satu pendekatan yang dapat dipakai dalam mementukan bagian pekerjaan untuk kontrak yang tidak sederhana adalah dengan menggunakan milestone. Milestone, meunurut wikipedia, adalah salah satu tools dalam menajemen proyek untuk menandai titik-titik tertentu sepanjang waktu proyek. Milestone adalah akhir dari sebuah tahapan yang menandakan sebuah fase atau paket kerja telah selesai.
1). Milestone adalah suatu bagian item pekerjaan yang dibuat seolah-olah menjadi temporary finish atau selesai sementara atas sekelompok atau serangkaian pekerjaan-pekerjaan yang menjadi bagian dari schedule besar. Item pekerjaan yang dijadikan milestone haruslah item pekerjaan yang dianggap menjadi bagian penting sebelum melanjutkan pekerjaan berikutnya atau berpengaruh atas kelangsungan pekerjaan berikutnya. Contoh adalah pada suatu pekerjaan gedung yang dimulai dari kelompok pekerjaan persiapan lahan, struktur bawah, struktur atas, finishing dan M/E, lalu site development
2). Sebuah milestone yang efektif, harus memenuhi kriteria:
- Specific, dalam arti ruang lingkupnya jelas.
- Measurable, dalam arti terukur, untuk menentukan apakah tahapan tersebut bisa dinyatakan selesai atau tidak selesai.
- Attainable, dalam arti dapat diselesaikan kurun waktu yang tersedia.
- Relevant, dalam arti terkait dengan ruang lingkup pekerjaan.
- Timely, dalam arti ditentukan tanggal awal dan tanggal akhir penyelesaian.
- Open, dalam arti terbuka mudah dipahami oleh berbagai pihak.
- Small, dalam arti tidak terlalu rumit.
- Assignable, dalam arti dapat ditentukan dengan mudah pihak atau bagian yang bertanggungjawab atas pencapaian milestone.
- Progressive, dalam arti pencapaian suatau milestone adalah awal dari pelaksanaan milestone berikutnya.
- Significant, dalam arti ruang lingkup milestone tidak terlalu kecil sehingga tidak terlalu banyak milestone yang harus dibuat.
- Pengadaan Barang, dapat terdiri dari milestone: penerimaan barang di gudang dan pengujian.
- Pekerjaan Konstruksi bangunan gedung, dapat terdiri dari milestone Pekerjaan pemadatan tanah (dari kelompok persiapan lahan), Pekerjaan cor pile cap (dari pekerjaan struktur bawah), Pekerjaan cor lantai paling atas (dari kelompok pekerjaan struktur atas) dan seterusnya.
- Pekerjaan Konstruksi wujud fisik lain, dapat terdiri dari milestone: design detail/engineering, pekerjaan konstruksi fisik, pengujian dan sertifikasi.
Setelah bisa menentukan bagian pekerjaan, guna pencantuman dalam SSKK, maka masing-masing bagian pekerjaan perlu dilengkapi dengan:
- jangka waktu penyelesaian masing-masing milestone; dan
- prosentase nilai masing-masing milestone dibandingkan dengan nilai kontrak keseluruhan. prosesntasi nilai masing-masing milestone harus ditentukan dengan mengutamakan kepentingan PPK sebagai pemilik pekerjaan. Dalam arti apabila pekerjaan berhenti pada suatu milestone/termijn, PPK membayar lebih rendah dibandingkan prosentase prestasi pekerjaan yang tercapai.
Pustaka
- Milestone, Batu Pengukur Luar Bisa, Alexander H. Gondosari, http://www.andaluarbiasa.com/milestone-batu-pengukur-yang-luar-biasa
- Mengurangi “Kerumitan” Proyek Besar Dengan Milestone dan Critical Path Method, Budisuanda, http://manajemenproyekindonesia.com/?p=928
- The 10 Traits of Highly Effective Project Milestones, Chirst LeCompte, https://pmhut.com/the-10-traits-of-highly-effective-project-milestones
0 Response to "Pengertian Milestone dalam Manajemen Proyek"
Posting Komentar