Bata ringan kini mulai banyak dipakai untuk konstruksi dinding menggantikan bata merah ataupun batako. Sifatnya yang lebih tahan air dan api serta lebih ringan, membuat salah satu jenis beton pracetak ini diminati oleh banyak kalangan konstruksi.
Bata ringan juga relatif lebih kuat dibandingkan bata merah yang lebih mudah rapuh. Bahannya yang ringan juga membuat pekerjaan lebih lebih efisien dan cepat.
Dalam sebuah proyek konstruksi baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan sangat diperlukan manajemen konstruksi yang baik. Salah satu hal yang terpenting adalah pemilihan material bangunan yang akan berdampak pada untung atau rugi sebuah proyek.
Saat ini kemajuan teknologi dalam peakerjaan konstruksi semakin cepat yang menyebabkan pekerjaan lebih ekonomis. Salah satu yang banyak digunakan adalah pekerjaan pemasangan dinding bata ringan.
Apa itu bata ringan, apa saja keunggulannya, dan bagaimana cara pemasangannya akan kami jelaskan di bawah ini.
Bata ringan adalah material bangunan yang fungsinya sama dengan batu bata merah untuk membuat dinding. Dari luar, material bahan baku bata ringan menyerupai beton pada umumnya tetapi bobotnya lebih ringan. Permukaannya pun halus dan bentuknya pun seragam dari segi ukuran dan ketebalannya karena dicetak dengan cetakan press beton.
Bata ringan umumnya dibuat secara masal oleh pabrik dengan olahan bahan dari campuran pasir kuarsa, semen, kapur, gypsum, dan alumunium pasta. Menurut Gatut Susanta, 2008, bata ringan memiliki karakteristik yang ringan, halus dan sangat rata. Pada umumnya, bata ringan memiliki ukuran 60 cm x 20 cm dengan ketebalan yang bervariasi 7–15 cm.
Bata Ringan |
Apa Arti Bata Ringan?
Bata ringan adalah material bangunan yang fungsinya sama dengan batu bata merah untuk membuat dinding. Dari luar, material bahan baku bata ringan menyerupai beton pada umumnya tetapi bobotnya lebih ringan. Permukaannya pun halus dan bentuknya pun seragam dari segi ukuran dan ketebalannya karena dicetak dengan cetakan press beton.
Bata ringan umumnya dibuat secara masal oleh pabrik dengan olahan bahan dari campuran pasir kuarsa, semen, kapur, gypsum, dan alumunium pasta. Menurut Gatut Susanta, 2008, bata ringan memiliki karakteristik yang ringan, halus dan sangat rata. Pada umumnya, bata ringan memiliki ukuran 60 cm x 20 cm dengan ketebalan yang bervariasi 7–15 cm.
Seperti yang tertera pada website resmi bata citicon (www.bataciticon.com), bata ringan memiliki berat jenis kering sekitar 530 Kg/m3. Karena beratnya yang lebih ringan ketimbang batu bata merah, maka produktivitas pekerja untuk bata ringan tentu berbeda dengan produktivitas dinding bata merah.
Menurut Birdyant Goritman, 2012 dalam jurnalnya meyebutkan bahwa dengan komposisi pekerja 0,1 OH mandor, 0,3 OH kepala tukang, 2 pembantu tukang dan 3 tukang batu dari hasil penelitian didapaatkan hasil rata-rata pekerjaan perhari dapat memasang 43,62 m2 bata ringan.
Apakah bata ringan itu berbeda dengan hebel?
Seiring perkembangannya, pada pertengahan tahun 1920-an bata ringan pertama kali disempurnakan di Swedia oleh Dr. Johan Axel Eriksson, seorang arsitek dan inventor, bekerjasama dengan Profesor Henrik KreĆ¼ger dari KTH Institut Teknologi Kerajaan Swedia.
Apakah bata ringan itu berbeda dengan hebel?
Seiring perkembangannya, pada pertengahan tahun 1920-an bata ringan pertama kali disempurnakan di Swedia oleh Dr. Johan Axel Eriksson, seorang arsitek dan inventor, bekerjasama dengan Profesor Henrik KreĆ¼ger dari KTH Institut Teknologi Kerajaan Swedia.
Hebel adalah merk dagang dari bata ringan yang diproduksi oleh Josef Hebel di Jerman pada 1943 yang akhirnya menjadi salah kaprah karena penyebutan bata ringan sebagai bata hebel.
Hebel block baru mulai ramai dipergunakan di Indonesia sebagai struktur bangunan konstruksi pada 1995. Harga yang masih cukup tinggi dan ketersediaan yang terbatas menyebabkan bata ringan kurang diminati masyarakat pada masa-masa itu.
Bahan baku bata ringan sendiri terbuat dari beton ringan jenis AAC (Autoclaved Aerated concrete), yang merupakan perpaduan dari pasir silica, semen, alumunium pasta dan bahan lainnya. Proses produksi bata ringan menerapkan teknologi yang mengacu pada standar DIN dari Jerman, sehingga produk hebel block yang dihasilkan memiliki standar kualitas yang baik dan berkualitas.
Hebel block baru mulai ramai dipergunakan di Indonesia sebagai struktur bangunan konstruksi pada 1995. Harga yang masih cukup tinggi dan ketersediaan yang terbatas menyebabkan bata ringan kurang diminati masyarakat pada masa-masa itu.
Bahan baku bata ringan sendiri terbuat dari beton ringan jenis AAC (Autoclaved Aerated concrete), yang merupakan perpaduan dari pasir silica, semen, alumunium pasta dan bahan lainnya. Proses produksi bata ringan menerapkan teknologi yang mengacu pada standar DIN dari Jerman, sehingga produk hebel block yang dihasilkan memiliki standar kualitas yang baik dan berkualitas.
Keunggulan/Manfaat Penggunaan Bata Ringan
Bata ini menjadi salah satu struktur bangunan yang digemari oleh para kontraktor dan mulai banyak digunakan untuk proyek perumahan.Anda juga berminat menggunakan bahan material bangunan ini? Sebelum itu, kenali dulu kelebihan dan kekurangannya.
Sekarang mari kita bahas beberapa keunggulan/manfaat dari bata ringan dibandingkan dengan bata merah:
1. Lebih kuat dan ringan
Sesuai dengan namanya, jenis beton pracetak yang satu ini memiliki bobot yang lebih enteng dan kekuatan yang lebih baik sehingga tidak membebani struktur.
Struktur beton ringan jenis AAC ini menyebabkan bangunan yang dihasilkan lebih tahan dari guncangan akibat gempa bumi.
Kalau memakai bata biasa, akan lebih sulit untuk melakukan penambahan lantai atau meningkat rumah, karena dikhawatirkan struktur tidak kuat.
2. Transportasi material beton ringan lebih cepat
Karena bobotnya yang enteng, transportasi dan pengangkutan jadi lebih mudah.
3. Lebih presisi dan seragam baik ukuran maupun bentuknya
Bata ringan tidak dibentuk dengan dicetak satu persatu seperti bata merah ataupun batako. Bata ringan dipotong dengan menggunakan mesin potong khusus sehingga ukuran dan bentuknya presisi.
4. Pemasangan lebih cepat
Karena presisi, maka pemasangan bisa dengan menggunakan mortar atau perekat instan sehingga pengerjaan lebih mudah dan lebih cepat, sehingga biaya jadi lebih efisien.
Bata ringan memiliki ukuran per satuannya yang lebih besar sehingga proses pengerjaan bangunan jadi lebih cepat dibandingkan menggunakan bata merah yang ukurannya lebih kecil.
Dengan ukuran yang lebih besar, yaitu berdimensi 60 cm x 20 cm. Tebalnya bervariasi, mulai 7,5 cm sampai 15 cm.
Nah, dengan mengetahui ukuran bata ringan ini, Anda akan lebih mudah untuk menghitung kebutuhan bata ringan untuk sebuah proyek konstruksi yang akan direncanakan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB).
5. Lebih rapi dan bersih
Berbeda dengan pengerjaan pasangan batu bata merah biasa yang membutuhkan campuran mortar dari pasir dan semen, hebel block hanya membutuhkan semen instan yang dicampur sedikit air.
Hasilnya, pemasangan bata ringan membuat hasil akhir dinding lebih bersih dan praktis permukaannya, terhindar dari noda pasir yang berceceran.
6. Tidak perlu plesteran/tidak perlu plesteran yang tebal
Bentuk bata ringan memiliki karekteristik yang sangat halus. Karenanya, tampilan bata ringan yang sudah terpasang dengan sendirinya akan terlihat lebih rapi nyaris tidak dibutuhkan plasteran untuk bata ringan ini.
Namun sebaiknya plasteran tetap dilakukan untuk menambah estetika dan melindungi material dinding dari rembesan air hujan dan cuaca buruk.
7. Lebih sulit untuk terbakar
Beton ringan AAC termasuk jenis campuran beton yang tahan terhadap suhu tinggi, sehingga bata ringan menjadi tahan api.
Bangunan yang dihasilkan pun menjadi lebih sulit untuk terbakar jika terjadi bencana kebakaran. Otomatis, area yang terbakar akan terbatas dan tidak meluas ke seluruh rumah atau bangunan.
8. Lebih kedap suara dan tahan air
Karena adanya rongga-rongga udara di dalam material bata ringan membuat jenis beton pracetak ini lebih kedap suara. Bata yang dibuat di pabrik ini juga diklaim lebih kedap air, sehingga rumah akan lebih tahan terhadap cuaca hujan yang lembab.
Lalu, apa saja kekurangannya? Berikut bisa jadi pertimbangan setelah Anda membaca kekurangannya:
1. Harga lebih mahal
Dengan segala kualitas dan keunggulannya, bata ringan dipatok dengan harga yang lebih mahal daripada bata merah konvensional.
2. Membutuhkan tukang yang berpengalaman
Pemasangan bata hebel berbeda dari pengerjaan pasangan bata biasa. Roskam yang dipakai adalah roskam bergigi.
Karenanya, dibutuhkan tukang yang lebih ahli dan telah berpengalaman dalam memasang bata ringan. Sebaiknya Anda teliti lebih dahulu apakah pemborong yang dipakai sudah berpengalaman dalam memasang bata hebel ini.
3. Hanya dijual di toko/distributor besar
Sayangnya, sampai saat ini bata ringan hanya bisa dijumpai di department store bahan bangunan atau toko distributor besar saja. Kontraktor atau pemborong yang biasa memesan batu bata di penjual biasa harus beralih ke toko besar.
4. Membutuhkan perekat khusus yang lebih mahal
Untuk memasang bata ringan dibutuhkan perekat yang berbeda, yaitu mortar atau semen instan khusus. Harganya tentu saja lebih mahal bila dibandingkan dengan mortar biasa campuran semen dan pasir.
5. Proses pengeringan lebih lama
Kalau bata ringan ini sampai terlalu basah akibat hujan, maka proses pengeringan hebel block yang sudah terpasang butuh waktu yang lebih lama.
Seperti halnya bata merah dan batako, struktur material dinding menggunakan bata ringan juga membutuhkan bahan-bahan lainnya seperti perekat, plesteran, serta acian. Pengerjaan finishing tersebut akan membuat bata ringan lebih awet sehingga bangunan Anda tetap tampil prima dalam jangka waktu yang lama.
Baca juga: Merek Bata Ringan yang Bagus dan Berkualitas
Untuk memberikan hasil yang optimal serta penggunaan bahan yang efisien, maka diperlukan langkah-langkah pemasangan bata ringan secara tepat dan benar. Dengan langkah dan jumlah material yang tepat,
Cara Pemasangan Dinding Bata Ringan
Seperti halnya bata merah dan batako, struktur material dinding menggunakan bata ringan juga membutuhkan bahan-bahan lainnya seperti perekat, plesteran, serta acian. Pengerjaan finishing tersebut akan membuat bata ringan lebih awet sehingga bangunan Anda tetap tampil prima dalam jangka waktu yang lama.
Baca juga: Merek Bata Ringan yang Bagus dan Berkualitas
Untuk memberikan hasil yang optimal serta penggunaan bahan yang efisien, maka diperlukan langkah-langkah pemasangan bata ringan secara tepat dan benar. Dengan langkah dan jumlah material yang tepat,
Anda dapat membuat konstruksi dinding bata ringan yang lebih kuat, rapi, awet, serta tidak boros bahan.
Sebelum diplester, dinding bata ringan dibersihkan terlebih dahulu. Caranya bisa dengan disiram atau diperciki air secukupnya. Dengan dibasahi, plesteran juga akan terikat semakin kuat serta tidak cepat kering saat dipasang.
Pasta untuk plesteran dibuat dengan campuran air dan semen instan dengan rasio 6-6,5 liter air untuk 40 kg semen. Ketebalan yang disarankan adalah 10 mm.
Apabila dinding terpapar matahari, gunakan pelindung atau terpal untuk melindungi dinding dari sinar matahari agar tidak mengering terlalu cepat.
Diamkan plesteran selama 2-3 minggu ketika penyusutan telah berhenti. Apabila pengacian dilakukan ketika plesteran masih basah, akan berpotensi menimbulkan retak rambut pada dinding akibat penyusutan pada material plesteran.
Pasta untuk acian dibuat dengan campuran semen instan dan air dengan rasio 13,5-14,5 liter air untuk 40 kg semen instan. Ketebalan yang disarankan adalah 1–3 mm. Namun, apabila Anda ingin membuat acian dengan ketebalan 3 mm, pengacian perlu dilakukan dalam dua tahap. Pertama, dibuat acian dengan ketebalan sekitar 1-1,5 mm, kemudian dibiarkan mengering. Setelah itu, diberi lapisan acian lagi hingga mencapai ketebalan 3 mm.
Gunakan roskam untuk mengaplikasikan acian. Acian diaplikasikan dengan gerakan searah. Kemudian, acian dihaluskan dengan kuas basah dan digosok dengan kertas semen.
Demikian hal yang harus diperhatikan dalam perlakuan proses pengerjaan plesteran dan acian pada dinding bata ringan. Teknik aplikasi serta campuran material yang benar akan membuat dinding bata ringan menjadi halus, rata, serta mulus. Bangunan Anda tentu akan menjadi lebih kokoh, rapi dan menawan.
- Jika material bahan berupa bata ringan, semen instan, serta air sudah siap, maka yang pertama kali dikerjakan adalah menentukan arah kerataan dinding dengan menggunakan benang.
- Rendam bata ringan dalam air untuk mencegah pengerasan semen terlalu cepat. Bata ringan cukup direndam beberapa saat saja.
- Buat pasta untuk perekat bata ringan dari campuran air dengan semen instan. Rasio campuran adalah 9,5-10,5 liter air untuk 40 kg semen instan. Gunakan air bersih agar daya rekat semen instan dapat maksimal.
- Siapkan perekat dengan ketebalan 3 mm pada tiang kolom serta 10-20 mm untuk bagian alas bata ringan. Pasang mulai dari sudut dinding. Gunakan palu untuk meratakan pemasangan dengan cara mengetok-ngetok bata ringan.
- Gunakan perekat setebal 3 mm antar pasangan bata. Pastikan pasangan bata terpasang dengan rapi dan rata. Gunakan waterpass untuk memastikan kerataan pasangan bata.
- Plesteran Bata Ringan
Sebelum diplester, dinding bata ringan dibersihkan terlebih dahulu. Caranya bisa dengan disiram atau diperciki air secukupnya. Dengan dibasahi, plesteran juga akan terikat semakin kuat serta tidak cepat kering saat dipasang.
- Plester dan Acian pada Dinding Bata Ringan
Pasta untuk plesteran dibuat dengan campuran air dan semen instan dengan rasio 6-6,5 liter air untuk 40 kg semen. Ketebalan yang disarankan adalah 10 mm.
Apabila dinding terpapar matahari, gunakan pelindung atau terpal untuk melindungi dinding dari sinar matahari agar tidak mengering terlalu cepat.
Diamkan plesteran selama 2-3 minggu ketika penyusutan telah berhenti. Apabila pengacian dilakukan ketika plesteran masih basah, akan berpotensi menimbulkan retak rambut pada dinding akibat penyusutan pada material plesteran.
- Acian Bata Ringan
Pasta untuk acian dibuat dengan campuran semen instan dan air dengan rasio 13,5-14,5 liter air untuk 40 kg semen instan. Ketebalan yang disarankan adalah 1–3 mm. Namun, apabila Anda ingin membuat acian dengan ketebalan 3 mm, pengacian perlu dilakukan dalam dua tahap. Pertama, dibuat acian dengan ketebalan sekitar 1-1,5 mm, kemudian dibiarkan mengering. Setelah itu, diberi lapisan acian lagi hingga mencapai ketebalan 3 mm.
Gunakan roskam untuk mengaplikasikan acian. Acian diaplikasikan dengan gerakan searah. Kemudian, acian dihaluskan dengan kuas basah dan digosok dengan kertas semen.
Demikian hal yang harus diperhatikan dalam perlakuan proses pengerjaan plesteran dan acian pada dinding bata ringan. Teknik aplikasi serta campuran material yang benar akan membuat dinding bata ringan menjadi halus, rata, serta mulus. Bangunan Anda tentu akan menjadi lebih kokoh, rapi dan menawan.
Artikel yang sangat menarik, terimakasih. Kunjungi juga https://bangunjatimandiri.com/
BalasHapus