Karyawan memegang peran penting dalam menjalankan segala aktivitas perusahaan agar dapat berkembang mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal membutuhkan pengelolaan yang baik supaya kinerja karyawan bisa lebih optimal. Peranan seorang pemimpin sangat menentukan kegagalan atau keberhasilan suatu perusahaan. Pemimpin memegang kunci untuk mengendalikan sebuah perusahaan.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu mengelola, mengarahkan, mempengaruhi, memerintah dan memotivasi bawahannya untuk memperoleh tujuan yang diinginkan perusahaan. Selain itu, pemimpin harus memiliki gaya kepemimpinan yang baik dan efektif yang nantinya akan berpengaruh terhadap semangat kerja para bawahannya.
Dalam menyukseskan kepemimpinan dalam organisasi, pemimpin perlu memikirkan dan memperlihatkan gaya kepemimpinan yang akan diterapkan kepada karyawannya. Gaya kepemimpinan yang sesuai dan mampu menciptakan kondisi kerja yang nyaman dan baik dapat memberikan semangat atau motivasi kepada bawahannya untuk bekerja lebih baik.
Apa itu gaya kepemimpinan? Bagi orang Human Resources (HR) pasti sudah tidak asing dengan istilah tersebut, namun bagi kamu mungkin istilah gaya kepemimpinan (leadership styles) adalah hal yang baru. Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian gaya kepemimpinan menurut para hali, diantaranya yaitu:
Banyak perusahaan yang menganggap bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam perusahaannya sudah sesuai dengan harapan dari para karyawannya. Tetapi pada kenyataannya sistem yang sudah diterapkan tersebut tidak sesuai dengan harapan para karyawannya. Hal ini bisa dilihat dari kinerja karyawannya yang terus menurun. Lalu, apa saja sih jenis-jenis gaya kepemimpinan yang bisa diaplikasikan oleh para pimpinan, sehingga tujuan perusahaan bisa tercapai. ,Menurut teori Path Goal jenis-jenis gaya kepemimpinan dibagi menjadi empat yaitu :
1. Kepemimpinan direktif
Tipe gaya kepemimpinan ini sama dengan model kepemimpinan otokratis bahwa pendekatan yang dilakukan melalui tekanan, pemaksaan dan pengarahan yang khusus diberikan oleh pemimpin.
Dalam jenis gaya kepemimpinan ini tidak ada partisipasi dari bawahannya.
2. Kepemimpinan supportif
Gaya kepemimpinan ini mempunyai kesediaan untuk menjelaskan sendiri, bersahabat, mudah didekati, dan mempunyai perhatian kemanusiaan yang murni terhadap para bawahannya.
3. Kepemimpinan partisipatif
Pada gaya kepemimpinan ini pemimpin berusaha meminta dan menggunakan saran atau ide dari para bawahannya. Namun pengambilan keputusan masih tetap berada padanya.
4. Kepemimpinan berorientasi pada prestasi
Gaya kepemimpinan ini menetapkan serangkaian tujuan yang menantang anggotanya untuk berprestasi dan menjadi lebih baik. Pemimpin juga memberikan keyakinan kepada mereka bahwa mereka mampu melaksanakan tugas pekerjaan mencapai tujuan secara baik.
Sedangkan menurut Rensis Likert membagi empat gaya kepemimpinan dalam sistem manajemen partisipatif, yaitu sebagai berikut.
1. Exsploitive autoritative
Pemimpin model ini sangat otokratis, kurang percaya pada bawahan, komunikasi satu arah ke bawah, memotivasi anggotanya melalui rasa takut dan jarang memberi penghargaan, membatasi pengambilan keputusan dari bawahannya, dan memperlihatkan karakteristik yang sama.
2. Benevolent autoritative
Gaya kepemimpinan seperti ini sedikit yakin dan percaya kepada anggotanya, memotivasi dengan ganjaran serta rasa takut dan hukuman tertentu, memperkenalkan sedikit komunikasi ke atas, sedikit mendorong timbulnya ide dan pendapat dari bawahan, dan memperkenalkan pendelegasian pengambilan keputusan dalam hal-hal tertentu tetapi dengan pengendalian kebijaksanaan yang tepat.
3. Consultative
Pemimpin seperti ini memiliki rasa yakin dan percaya secukupnya kepada bawahan, biasanya menggunakan ide-ide kreatif dari para anggotanya secara konstruktif. Selain itu, gaya kepemimpinan consultative menggunakan ganjaran untuk memotivasi dan sekali-sekali menggunakan hukuman serta keikutsertaan tertentu, berkomunikasi dua arah, keputusan-keputusan khusus dilimpahkan ke tingkat bawah, serta bertindak konsultatif dengan cara-cara lain.
4. Participative
Pemimpin dengan manajemen participative seperti ini memiliki rasa yakin dan percaya pada bawahan dalam segala hal, berusaha memperoleh ide kreatif dari anggotanya dan menggunakannya secara konstruktif, memberika ganjaran ekonomi atas dasar keikutsertaan dan keterlibatan kelompok dalam bidang-bidang seperti penyusunan tujuan, berkomunikasi dua arah dengan rekan sekerja, mendorong adanya pengambilan keputusan pada semua tingkat organisasi dan melaksanakan tugas bersama rekan sejawat dan bawahannya sebagai kelompok.
Gaya kepemimpinan yang efektif adalah gaya kepemimpinan yang dapat memberikan motivasi kerja pada pekerjanya. Karyawan dapat memandang pimpinannya sebagai pemimpin yang efektif atau tidak, berdasarkan kepuasan yang mereka peroleh dari pengalaman kerja secara keseluruhan. Kinerja karyawan akan baik apabila pimpinan dapat memberikan motivasi yang tepat dan pimpinan memiliki gaya kepemimpinan yang dapat diterima oleh seluruh karyawan dan mendukung terciptanya suasanan kerja yang baik dan nyaman.
Gaya kepemimpinan yang efektif memiliki ciri -ciri sebagai berikut:
Gaya kepemimpinan yang sebaiknya dijalankan oleh seorang pemimpin terhadap organisasinya sangat tergantung pada kondisi anggota organisasi itu sendiri. Pada dasarnya tidak semua gaya kepemimpinan akan memiliki kecocokan untuk semua kondisi. Dengan mengetahui kondisi nyata karyawan, seorang pemimpin dapat memilih gaya kepemimpinan yang paling tepat, dimana gaya kepemimpinan yang paling tepat yaitu gaya kepemimpinan yang dapat memaksimalkan kinerja anggotanya, dan mudah dalam menyesuaikan dengan segala situasi dalam organisasi.
Gaya kepemimpinan yang efektif sangat berorientasi pada bawahannya yang bergantung pada komunikasi untuk tetap menjaga agar semua orang bekerja sesuai dengan unit pekerjaannya masing-masing.
Itulah ulasan mengenai gaya kepemimpinan, jenis-jenisnya dan gaya kepemimpinan yang seperti apa yang disebut gaya kepemimpinan ideal. Setiap karyawan akan menjalankan tugasnya dengan senang hati tanpa keterpaksaan jika pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang baik dan efektif. Sebaliknya, gaya kepemimpinan yang tidak efektif tidak akan memberikan pengarahan yang baik pada bawahannya sehingga sebagian besar karyawan melakukan pekerjaan dengan keterpaksaan dan memberikan hasil yang tidak maksimal. Oleh karena itu, dibutuhkan hubungan kerja yang baik antara pemimpin dengan karyawannya.
Dalam menyukseskan kepemimpinan dalam organisasi, pemimpin perlu memikirkan dan memperlihatkan gaya kepemimpinan yang akan diterapkan kepada karyawannya. Gaya kepemimpinan yang sesuai dan mampu menciptakan kondisi kerja yang nyaman dan baik dapat memberikan semangat atau motivasi kepada bawahannya untuk bekerja lebih baik.
Via https://www.istockphoto.com |
Pengertian Gaya Kepemimpinan
Apa itu gaya kepemimpinan? Bagi orang Human Resources (HR) pasti sudah tidak asing dengan istilah tersebut, namun bagi kamu mungkin istilah gaya kepemimpinan (leadership styles) adalah hal yang baru. Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian gaya kepemimpinan menurut para hali, diantaranya yaitu:
- Menurut Rivai dalam bukunya "Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan", gaya kepemimpinan didefinisikan sebagai pola menyeluruh dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh bawahannya.
- Menurut Miftah Thoha dalam bukunya "Kepemimpinan Dalam Manajemen" menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat.
- Menurut Hasibuan dalam bukunya "Manajemen Sumber Daya Manusia" menyatakan gaya kepemimpinan adalah suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya, agar mereka mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
- Luthans dalam bukunya " Organizational Behavior" mendefinisikan gaya kepemimpinan merupakan cara pimpinan untuk mempengaruhi anggota/bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau melakukan kehendaknya untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi.
- Menurut Kartono dalam bukunya "Pemimpin dan Kepemimpinan" memberikan definisi gaya kepemimpinan sebagai sifat, kebiasaan, tempramen, watak dan kepribadian yang membedakan seorang pemimpin dalam berinteraksi dengan orang lain.
- Mulyadi dan Rivai dalam bukunya "Manajemen Sumber Daya Manusia" menerangkan bahwa gaya kepemimpinan merupakan pola perilaku dan strategi yang disukaidan sering diterapkan oleh seorang pemimpin dalam rangka mencapai sasaran organisasi.
Jenis-jenis Gaya Kepemimpinan
Banyak perusahaan yang menganggap bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam perusahaannya sudah sesuai dengan harapan dari para karyawannya. Tetapi pada kenyataannya sistem yang sudah diterapkan tersebut tidak sesuai dengan harapan para karyawannya. Hal ini bisa dilihat dari kinerja karyawannya yang terus menurun. Lalu, apa saja sih jenis-jenis gaya kepemimpinan yang bisa diaplikasikan oleh para pimpinan, sehingga tujuan perusahaan bisa tercapai. ,Menurut teori Path Goal jenis-jenis gaya kepemimpinan dibagi menjadi empat yaitu :
1. Kepemimpinan direktif
Tipe gaya kepemimpinan ini sama dengan model kepemimpinan otokratis bahwa pendekatan yang dilakukan melalui tekanan, pemaksaan dan pengarahan yang khusus diberikan oleh pemimpin.
Dalam jenis gaya kepemimpinan ini tidak ada partisipasi dari bawahannya.
2. Kepemimpinan supportif
Gaya kepemimpinan ini mempunyai kesediaan untuk menjelaskan sendiri, bersahabat, mudah didekati, dan mempunyai perhatian kemanusiaan yang murni terhadap para bawahannya.
3. Kepemimpinan partisipatif
Pada gaya kepemimpinan ini pemimpin berusaha meminta dan menggunakan saran atau ide dari para bawahannya. Namun pengambilan keputusan masih tetap berada padanya.
4. Kepemimpinan berorientasi pada prestasi
Gaya kepemimpinan ini menetapkan serangkaian tujuan yang menantang anggotanya untuk berprestasi dan menjadi lebih baik. Pemimpin juga memberikan keyakinan kepada mereka bahwa mereka mampu melaksanakan tugas pekerjaan mencapai tujuan secara baik.
Sedangkan menurut Rensis Likert membagi empat gaya kepemimpinan dalam sistem manajemen partisipatif, yaitu sebagai berikut.
1. Exsploitive autoritative
Pemimpin model ini sangat otokratis, kurang percaya pada bawahan, komunikasi satu arah ke bawah, memotivasi anggotanya melalui rasa takut dan jarang memberi penghargaan, membatasi pengambilan keputusan dari bawahannya, dan memperlihatkan karakteristik yang sama.
2. Benevolent autoritative
Gaya kepemimpinan seperti ini sedikit yakin dan percaya kepada anggotanya, memotivasi dengan ganjaran serta rasa takut dan hukuman tertentu, memperkenalkan sedikit komunikasi ke atas, sedikit mendorong timbulnya ide dan pendapat dari bawahan, dan memperkenalkan pendelegasian pengambilan keputusan dalam hal-hal tertentu tetapi dengan pengendalian kebijaksanaan yang tepat.
3. Consultative
Pemimpin seperti ini memiliki rasa yakin dan percaya secukupnya kepada bawahan, biasanya menggunakan ide-ide kreatif dari para anggotanya secara konstruktif. Selain itu, gaya kepemimpinan consultative menggunakan ganjaran untuk memotivasi dan sekali-sekali menggunakan hukuman serta keikutsertaan tertentu, berkomunikasi dua arah, keputusan-keputusan khusus dilimpahkan ke tingkat bawah, serta bertindak konsultatif dengan cara-cara lain.
4. Participative
Pemimpin dengan manajemen participative seperti ini memiliki rasa yakin dan percaya pada bawahan dalam segala hal, berusaha memperoleh ide kreatif dari anggotanya dan menggunakannya secara konstruktif, memberika ganjaran ekonomi atas dasar keikutsertaan dan keterlibatan kelompok dalam bidang-bidang seperti penyusunan tujuan, berkomunikasi dua arah dengan rekan sekerja, mendorong adanya pengambilan keputusan pada semua tingkat organisasi dan melaksanakan tugas bersama rekan sejawat dan bawahannya sebagai kelompok.
Indikator Gaya Kepemimpinan
Jika berbicara indikator, maka ada hubungannya dengan alat ukur. Alat ukur gaya kepemimpinan menurut Siagian dalam bukunya "Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja" dibagi menjadi tujuh, yaitu sebagai berikut :
1) Iklim saling mempercayai
Hubungan seorang pemimpin dengan bawahannya yang diharap-harapkan adalah suatu hubungan yang dapat menumbuhkan iklim/suasana saling mempercayai. Keadaan seperti ini akan menjadi suatu kenyataan apabila di pihak pemimpin memperlakukan bawahannya sebagai manusia yang bertanggung jawab dan di pihak lain bawahan dengan sikap mau menerima kepemimpinan atasannya.
2) Penghargaan terhadap ide anggota
Seorang pemimpin yang memberikan penghargaan terhadap ide dari anggotanya akan dapat memberikan nuansa tersendiri bagi para bawahannya. Seorang anggota akan memiliki semangat dalam menciptakan ide-ide yang positif demi pencapaian tujuan organisasi pada organisasi di mana ia bekerja.
3) Memperhitungkan perasaan para bawahan
Dari sini dapat dipahami bahwa perhatian pada manusia merupakan visi manajerial yang berdasarkan pada aspek kemanusiaan dari perilaku seorang pemimpin.
4) Perhatian pada kenyamanan kerja bagi para bawahan
Hubungan antara individu dan kelompok akan menciptakan harapan-harapan pari perilaku individu. Dari harapan-harapan ini akan menghasilkan peranan-peranan tertentu yang harus dimainkan. Sebagian orang harus memerankan sebagai pemimpin sementara yang lainnya memainkan peranan sebagai bawahan. Dalam hubungan tugas keseharian seorang pemimpin harus memperhatikan pada kenyamanan kerja bagi para bawahannya.
5) Memperhatikan kesejahteraan bawahannya
Pada dasarnya seorang pemimpin dalam fungsi kepemimpinannya akan selalu berkaitan dengan dua hal penting yaitu hubungan dengan bawahan dan hubungan yang berkaitan dengan tugas. Perhatian tersebut dapat berupa berbuat baik pada bawahan, bertukar pikiran dengan bawahan, dan memperjuangkan kepentingan bawahan.
6) Memperhitungkan faktor kepuasan kerja para bawahan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dipercayakan padanya
Dalam sebuah organisasi seorang pemimpin memang harus senantiasa memperhitungkan faktor-faktor apa saja yang dapat menimbulkan kepuasan kerja para bawahan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, dengan demikian hubungan yang harmonis antara pemimpin dan bawahan akan tercapai.
7) Pengakuan atas status para anggota organisasi secara tepat dan profesional
Pemimpin dalam berhubungan dengan anggotanya perlu mengakui dan menghormati status yang disandang anggotanya secara tepat dan profesional. Pengakuan atas status para anggota secara tepat dan profesional menyangkut sejauh mana para anggota dapat menerima dan mengakui kekuasaannya dalam menjalankan kepemimpinan.
Gaya Kepemimpinan yang Efektif
Gaya kepemimpinan yang efektif adalah gaya kepemimpinan yang dapat memberikan motivasi kerja pada pekerjanya. Karyawan dapat memandang pimpinannya sebagai pemimpin yang efektif atau tidak, berdasarkan kepuasan yang mereka peroleh dari pengalaman kerja secara keseluruhan. Kinerja karyawan akan baik apabila pimpinan dapat memberikan motivasi yang tepat dan pimpinan memiliki gaya kepemimpinan yang dapat diterima oleh seluruh karyawan dan mendukung terciptanya suasanan kerja yang baik dan nyaman.
Gaya kepemimpinan yang efektif memiliki ciri -ciri sebagai berikut:
- Memperhitungkan minat sampai hasil akhir.
- Memahami bahwa hasil adalah selalu penilaian terakhir.
- Memiliki semangat menyelesaikan masalah.
- Lebih demokratis dari pada autority.
- Memberikan kesempatan untuk mencapai potensi setiap orang.
- Memiliki Etika dan moral yang tinggi.
- Mengambil tanggung jawab terhadap hasil tim.
Gaya kepemimpinan yang sebaiknya dijalankan oleh seorang pemimpin terhadap organisasinya sangat tergantung pada kondisi anggota organisasi itu sendiri. Pada dasarnya tidak semua gaya kepemimpinan akan memiliki kecocokan untuk semua kondisi. Dengan mengetahui kondisi nyata karyawan, seorang pemimpin dapat memilih gaya kepemimpinan yang paling tepat, dimana gaya kepemimpinan yang paling tepat yaitu gaya kepemimpinan yang dapat memaksimalkan kinerja anggotanya, dan mudah dalam menyesuaikan dengan segala situasi dalam organisasi.
Gaya kepemimpinan yang efektif sangat berorientasi pada bawahannya yang bergantung pada komunikasi untuk tetap menjaga agar semua orang bekerja sesuai dengan unit pekerjaannya masing-masing.
Itulah ulasan mengenai gaya kepemimpinan, jenis-jenisnya dan gaya kepemimpinan yang seperti apa yang disebut gaya kepemimpinan ideal. Setiap karyawan akan menjalankan tugasnya dengan senang hati tanpa keterpaksaan jika pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang baik dan efektif. Sebaliknya, gaya kepemimpinan yang tidak efektif tidak akan memberikan pengarahan yang baik pada bawahannya sehingga sebagian besar karyawan melakukan pekerjaan dengan keterpaksaan dan memberikan hasil yang tidak maksimal. Oleh karena itu, dibutuhkan hubungan kerja yang baik antara pemimpin dengan karyawannya.
0 Response to "√Cara Memiliki Gaya Kepemimpinan yang Menarik dan Efektif: Baca Ciri-Ciri dan Indiktornya!"
Posting Komentar