Pengertian Sloof dan Cara Menghitung Kebutuhan Material dan Ukuran Sloof

Struktur sebuah bangunan haruslah lengkap, yaitu terdapat sloof, kolom dan ring balk dengan ikatan sambungan yang kaku, stabil, dan homogen. Sloof adalah salah satu elemen struktur yang terletak diatas pondasi bangunan yang berfungsi untuk memperkuat rangkaian dinding pasangan bata, sebagai penyalur/perata beban yang diterima oleh pondasi dan mengokohkan sistem pondasi.

Lalu, bagamaina cara menghitung kebutuhan material untuk struktur sloof? Baca selengkapnya penjelasan berikut ini.

Untuk bangunan rumah tinggal tembokan sederhana, pemakaian sloof, kolom praktis dan ring balok yang dibuat dari beton bertulang dan disatukan dengan pasangan batanya merupakan kunci ketahanan gempa. Pondasi tapak dan sloof adalah komponen satu paket yang wajib terangkai baik dan harus stabil, karena rumah mempunyai beban yang berat (tulangan besi, beton, baja, kayu, dan sebagainya).






Pengertian Sloof


Sloof adalah suatu elemen struktural dari bangunan yang terletak diatas pondasi yang mampu menahan beban dari struktur lain yang berada di atasnya ke struktur pondasi dengan menolak membungkuk.

Rangka bangunan yang terdiri dari kolom, balok sloof dan balok ring semuanya terbuat dari beton bertulang yang saling berhubungan sehingga membentuk konstruksi ruang. Konstruksi ruang ini yang nantinya mampu menahan goyangan gempa sehingga kerusakan bangunan akibat gempa dapat diminimalisir.


Fungsi Sloof



Sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas mengenai pengertian sloof, berikut ini agar lebih mudah dipaham oleh para pembaca kami jelaskan rincian fungsi dari sloof itu sendiri:

  1. Sloof bisa dikatakan sebagai tulangnya pondasi, yaitu sloof sebagai penahan dan yang membantu pondasi dari beban di atasnya. 
  2. Sloof menjadi tempat menempelnya pasangan batu merah atau batako.
  3. Sloof dan pondasi berfungsi sebagai tempat berdirinya dinding atau tempat menempelnya pasangan batu merah agar batu merah tidak mudah retak atau patah. Apabila sloof patah maka ada pondasi yang menopang dinding.
  4. Sloof berfungsi untuk menyalurkan beban dinding ke pondasi. Selain itu, sloof juga berfungsi sebagi pengunci dinding agar apabila terjadi pergerakan pada tanah, dinding tidak roboh.

Cara Menghitung Kebutuhan Material Untuk Sloof 


Struktur balok sloof  seperti halnya dengan struktur konstruksi lainnya yang memiliki peranan penting dalam suatu bangunan. Jika kamu salah memperhitungkannya, maka struktur sloof akan mudah hancur dan tidak mampu menopang bangunan dari tekanan yang diberikan oleh struktur lainya yang ada di atasnya.

Berikut ini cara menghitung kebutuhan material sloof:

Ukuran dimensi sloof rumah 1 lantai biasanya berukuran 15 x 20 cm dengan besi tulangan 4 buah diameter 10 mm (4d 10) sedangkan untuk begel menggunakan diameter 8 mm berjarak 15 cm (d 8 –15). Dan untuk rumah 2 lantai ukuran dimensi sloof menggunakan 20 x 30 cm dengan besi tulangan besi beton utama 6 d 12 mm, begel d8–10 cm.

Dalam membuat sloof para tukang menggunakan beton dengan campuran 1 semen : 2 Pasir : 3 split (koral).

Setelah kita mengetahui perbandingan dan ukuran sloof sekarang tinggal kita hitung volume dan kebutuhan material yang akan di gunakan untuk membuat sloof.


Kebutuhan Semen




Cara menghitung kebutuhan semen ini bisa kita lakukan dengan cara menghitung volume struktur yang akan menggunakan semen. untuk sekarang karena pembahasannya tentang sloof maka kita harus mengetahui volume dari sloof terlebih dahulu


Cara menghitung volume yaitu dengan rumus P x L x T, Panjang Sloof x Lebar Sloof x Tinggi Sloof. Kita ambil contoh panjang sloof  6 m, lebar sloof 15 cm dan tinggi sloof adalah 20 cm. Jadi P x L x T =  6 x 0,15 x 0,2 = 0,18 m3.


Sekarang yang diperlukan adalah menghitung kebutuhan semennya. Berat 1 zak semen adalah 50 Kg. Berdasarkan SNI tahun 2008 bahwa per-1 m3 itu membutuhkan semen 276 kg. Jadi kita hanya perlu mengalikan 276 x 0,18 (diambil dari volume sloof) = 49,68 kg atau di bulat kan menjadi 50 Kg.


Jadi kesimpulannya kebutuhan semen untuk membuat sloof dengan panjang 6 m adalah 50 kg atau 1 zak. Jika kalian ingin membuat sloof dengan panjang berbeda kamu hanya perlu mengganti panjang sloof yang ada pada contoh.


Kebutuhan Pasir



Sama halnya dengan cara menghitung kebutuhan semen, kebutuhan pasir dihitung dengan satuan m3. Sebelumnya sudah diketahui volume dari sloof seperti contoh sebelumnya, yaitu 0,18 m3. Sedangkan  peraturan SNI tahun 2008 bahwa kebutuhan pasir per-1m3 itu membutuhkan 828 Kg.

Jadi, kebutuhan pasir pada sloof dengan ukuran 6 x 0,15 x 0,2 adalah:

=  per-1m3 x volume sloof

= 828  x 0,18

= 149,04 Kg.

Berat jenis pasir itu sendiri adalah 1400 kg/m3, jika hasil tadi dikonversi ke satuan m3 maka hasilnya seperti ini 149,04 : 1400 = 0,1 m3.

Sehingga kebutuhan pasir untuk membuat sloof dengan panjang 6 m ialah 149,04 Kg atau 0,1 m3. Jika kalian ingin membuat sloof dengan panjang berbeda kamu hanya perlu mengganti panjang sloof yang ada pada contoh.

Baca juga: Cara Menghitung Kebutuhan Pasir dan Semen Untuk Lantai


Kebutuhan Split / Kerikil




Sama seperti bahan material sebelumnya, untuk menghitung kebutuhan split/kerikil pun kita harus tau volume dari struktur yang akan dibangun. Berdasarkan SNI 2008 bahwa per-1m3 itu membutuhkan split/kerikil sebanyak 1012 kg. Sedangkan ukuran split berkisar antara 20-30 mm.


Jika volume sloof 0,18 m3, maka kebutuhan split/kerikil adalah:

= per-1m3 x volume sloof

= 1012 x 0,18

= 182 Kg.

Berat jenis kerikil itu sendiri adalah 1350 kg/m3 jika hasil tadi di konversi ke satuan m3 maka hasilnya seperti ini 182 : 1350  =  0,13 m3.

Jadi kesimpulannya kebutuhan split/kerikil untuk membuat sloof dengan panjang 6m adalah 182 kg atau 0,13 m3. Jika kalian ingin membuat sloof dengan panjang berbeda kamu hanya perlu mengganti panjang sloof yang ada pada contoh.

Jika kamu sudah mengerti cara menghitung ukuran dan kebutuhan material soof, maka banyak keuntungan yang kamu miliki. Seperti kamu dapat mengetahui langsung bahan-bahan yang di pergunakan, selain itu kamu dapat terhindar dari kontraktor-kontraktor nakal yang mengambil keuntungan yang berlebih.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sloof dalam pembuatannya berprinsip kaku dan homogen, akan tetapi juga lentur. Sloof dan pondasi merupakan komponen yang wajib terangkai dengan baik. Semoga bermanfaat!

1 Response to "Pengertian Sloof dan Cara Menghitung Kebutuhan Material dan Ukuran Sloof "