Estimasi biaya merupakan hal yang fundamental dalam suatu proyek konstruksi, dimana akan menentukan kelayakan dan budget pendanaan suatu proyek.
Namun, kurangnya informasi dan gambar design yang belum lengkap membuat estimasi ini sulit untuk dilakukan.
Di sinilah diperlukannya peran dan tugas seorang estimator dalam mengidentifikasi seluruh kebutuhan proyek sehingga akan menghasilkan tujuan dan sasaran proyek yang ditentukan.
Suatu estimasi biaya dibuat oleh seorang atau sekelompok pada suatu perusahaan yang biasa disebut dengan estimator.
Peran penting estimator dalam memperkirakan range nilai proyek berguna bagi owner. Hasil estimasi akan digunakan oleh owner sebagai landasan keputusan owner apakah proyek tersebut layak dilakukan atau tidak.
Estimator bertanggung jawab untuk mengorganisir dan menganalisis seluruh informasi dan memperhitungkannya ke dalam estimasi.
Secara umum tugas-tugas seorang estimator adalah sebagai berikut:
Jika seseorang ingin menjadi estimator yang menjadi kunci dalam mengendalikan biaya proyek, maka diperlukan persyaratan dan keahlian yang harus dipenuhi olehnya.
Berikut ini adalah keahlian yang harus dikuasai oleh seorang estimator, antara lain:
Pendekatan estimasi biaya proyek dengan metode ratio atau factor merupakan suatu pendejatan estimasi yang digunakan dalam situasi dimana biaya total dari suatu item atau fasilitas diestimasi dari biaya komponen utamanya.
Metode parametrik merupakan salah satu metode pendekatan ekstrim yang digunakan dalam estimasi biaya. Hal ini digunakan biasanya dikarenakan ketika tidak terdapat banyak data teknik sebagai dasar untuk estimasi yang lebih detail. Metode parametrik sendiri menggunakan representasi matematik dari hubungan biaya yang mencangkup keterkaitan logis dan dapat diprediksi antara karakteristik fungsional dari suatu proses dan biayanya.
Metode ini merupakan suatu pendekatan estimasi biaya proyek secara detail yang dipersiapkan untuk mendukung anggaran final yang telah direncakan, dokumen penawaran, cost control selama pelaksanaan proyek, dan lain-lain.
Suatu estimasi biaya dibuat oleh seorang atau sekelompok pada suatu perusahaan yang biasa disebut dengan estimator.
Via Pixabay.com |
Peran dan Tugas Estimator
Peran penting estimator dalam memperkirakan range nilai proyek berguna bagi owner. Hasil estimasi akan digunakan oleh owner sebagai landasan keputusan owner apakah proyek tersebut layak dilakukan atau tidak.
Estimator bertanggung jawab untuk mengorganisir dan menganalisis seluruh informasi dan memperhitungkannya ke dalam estimasi.
Secara umum tugas-tugas seorang estimator adalah sebagai berikut:
- Menganalisis pekerjaan
- Menetapkan proses produksi
- Memilih alat dan bahan sesuai spesifikasi pekerjaan
- Menetapkan spesifikasi pekerjaan yang diterima
- Mencari informasi perkembangan harga bahan
- Menetapkan harga pokok
- Memberikan alternatif harga kepada pimpinan
- Menerima dokumen/drawing/spec dari atasan, klien atau divisi lain. kemudian melakukan penghitungan / calculation kebutuhan jumlah, spec dan harga material, scope of work, subkontraktor, man hours untuk keperluan biding (tender) berdasarkan dokumen tersebut.
- Melakukan penghitungan MTO (material take off) dan Bill of Quantity (BoQ) untuk keperluan proyek.
- Estimator membantu membuat surat penawaran (quotation) atau dokumen proposal lain untuk keperluan tender.
- Menjalin hubungan/jaringan kerja kepada supplier/pabrik untuk mendapatkan informasi update harga, spesifikasi material yang nantinya digunakan untuk keperluan estimasi proposal tender.
- Melakukan pengadministrasian dokumen-dokumen / surat-surat / drawing berkaitan dengan hasil estimasi proyek yang sudah dikerjakan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai dokumen arsip jika suatu saat nanti diperlukan.
- Menjaga dan memelihara aset milik perusahaan, baik yang digunakan untuk dan /atau berkaitan dengan bidang tugas pekerjaannya maupun yang langsung berada di bawah tanggung jawabnya.
- Melaksanakan kegiatan-kegiatan lain sesuai penugasan untuk kepentingan perusahaan secara menyeluruh.
Persyaratan dan Keahlian Estimator
Jika seseorang ingin menjadi estimator yang menjadi kunci dalam mengendalikan biaya proyek, maka diperlukan persyaratan dan keahlian yang harus dipenuhi olehnya.
Berikut ini adalah keahlian yang harus dikuasai oleh seorang estimator, antara lain:
- Memiliki selera bisnis dalam bidang konstruksi
- Menguasai proses produksi
- Mampu membaca dan memperkirakan rencana-rencana
- Menguasai perkembangan harga bahan
- Mengetahui pengetahuan matematika untuk volume
- Mengetahui pengetahuan matematika untuk material
- Mampu memvisualisasikan gambar kerja serta dapat memberikan solusi untuk beberapa masalah
- Mampu menggambarkan proyek yang sesungguhnya, yaitu menuangkan ide yang ada di pikirannya dan direalisasikan dalam bentuk estimasi biaya
- Mengetahui tentang kinerja tenaga kerja dan operasionalnya
- Mengetahui pengetahuan tentang harga-harga yang berkaitan dengan proyek
- Mempunyai kemampuan mengoperasikan komputer baik software dan hardware
- Mempunyai kemampuan untuk memenuhi tenggat waktu penawaran
Keahlian dalam estimasi biaya memudahkan estimator untuk memahami proyek baru berdasarkan proyek yang telah dilaksanakan sebelumnya, membuat asumsi untuk mengatasi ketidaktersediaan informasi dan menyesuaikan informasi eksisting berdasarkan kondisi saat ini.
Metode Estimasi Biaya
Metode estimasi biaya proyek terdiri dari berbagai tipe, metode yang akan digunakan tergantung pada perusahaan, organisasi yang diterapkan, estimator, dan pemerintahan yang ada.
Berdasarkan AACE International – The Association for the Advancement of Cost Engineering tahun 1992, metode konseptual terdiri dari beberapa metodologi yaitu :
a. Metode End-Product Units
Metode estimasi ini digunakan ketika estimator telah cukup memiliki data historis yang sesuai untuk beberapa proyek yang sejenis.
Metode ini melakukan pendekatan estimasi dengan cara menghubungkan total unit produk yang dihasilkan (capacity units) dari suatu proyek terhadap biaya konstruksi yang telah dikeluarkan untuk proyek tersebut.
Metode ini hanya memperkirakan secara tepat terhadap kapasitas produk akhir dari suatu proyek.
b. Metode Physical Dimention
Pendekatan ini serupa seperti metode End-Products Units, namun metode ini menggunakan dimensi fisik, seperti panjang, volume, area, luasan tertentu. Dimensi tersebut digunakan sebagai faktor pengendali dalam estimasi.
Contohnya estimasi bangunan dilakukan dengan pendekatan square feet/metres atau volume dari bangunan tersebut.
c. Metode Capacity Factor
Metode estimasi ini menuntut estimator untuk melakukan pendekatan estimasi biaya pembangunan fasilitas baru dengan menggunakan data yang berasal dari biaya fasilitas yang sejenis yang telah diketahui.
Metode ini memiliki tingkat keakuratan yang sangat tinggi dikarenakan dalam prosesnya menggunakan data biaya historis dan data kapasitas untuk kegiatan yang sama. Selain itu metode capacity factor ini juga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan pada masa pra perencanaan suatu proyek.
d. Metode Ratio atau Factor
Pendekatan estimasi biaya proyek dengan metode ratio atau factor merupakan suatu pendejatan estimasi yang digunakan dalam situasi dimana biaya total dari suatu item atau fasilitas diestimasi dari biaya komponen utamanya.
e. Metode Parametric
Metode parametrik merupakan salah satu metode pendekatan ekstrim yang digunakan dalam estimasi biaya. Hal ini digunakan biasanya dikarenakan ketika tidak terdapat banyak data teknik sebagai dasar untuk estimasi yang lebih detail. Metode parametrik sendiri menggunakan representasi matematik dari hubungan biaya yang mencangkup keterkaitan logis dan dapat diprediksi antara karakteristik fungsional dari suatu proses dan biayanya.
f. Metode Deterministic (Detailed) Estimating
Metode ini merupakan suatu pendekatan estimasi biaya proyek secara detail yang dipersiapkan untuk mendukung anggaran final yang telah direncakan, dokumen penawaran, cost control selama pelaksanaan proyek, dan lain-lain.
Proses Estimasi Biaya Kontruksi
Pada tahap awal perencanaan tentunya informasi mengenai proyek masih sangat terbatas seperti. detailed shop drawing dan perhitungan volumetrik yang belum dilakukan. Nah, estimasi ini disebut estimasi konseptual.
Proses awal dalam mengestimasi biaya proyek baru umumnya datang dari sebuah permintaan yang dibuat oleh manajemen. Proses awal ini adalah tugas estimator membuat estimasi kasar dengan mempelajari dan menginterpesentasikan beberapa ruang lingkup proyek yang ada di lapangan.
Pada tahap berikutnya estimator akan menentukan metode estimasi yang tepat berdasarkan informasi-informasi tambahan apa saja yang telah didapatkan. Bersamaan dengan penentuan metode estimasi yang akan digunakan, estimator sudah diharuskan membuat konsep proyek, memperhtingkan aktivitas apa saja dan siapa saja yang diperlukan untuk memulai waktu pelaksanaan dan waktu penyelesaiannya dengan cara membandingkan dengan beberapa data proyek yang sudah ada sebelumnya.
Berdasarkan seluruh informasi yang dikumpulkan estimator, proses estimasi akan dapat dihasilkan. Tahap awal ini merupakan tahap utama proses estimasi karena pada tahap ini akan dihasilkan suatu keputusan awal layak tidaknya suatu proyek itu diteruskan.
Adapun output dari tahap ini nantinya adalah hasil estimasi dengan berbagai dokumentasi lingkup proyek berdasarkan data-data informasi yang dikumpulkan. Hasil estimasi dan dokumen pendukungnya ini kemudian diserahkan kepada pihak manajemen untuk mendapatkan penetapan keputusan. Apakah proyek layak untuk dilanjutkan atau tidak.
Dengan diserahkannya output estimasi biaya kepada pihak manajemen, maka proses estimasi bisa dikatakan selesai. Namun, proses dapat diulang apabila owner meminta untuk melakukan perubahan dan modifikasi tentang lingkup proyek.
Proses awal dalam mengestimasi biaya proyek baru umumnya datang dari sebuah permintaan yang dibuat oleh manajemen. Proses awal ini adalah tugas estimator membuat estimasi kasar dengan mempelajari dan menginterpesentasikan beberapa ruang lingkup proyek yang ada di lapangan.
Pada tahap berikutnya estimator akan menentukan metode estimasi yang tepat berdasarkan informasi-informasi tambahan apa saja yang telah didapatkan. Bersamaan dengan penentuan metode estimasi yang akan digunakan, estimator sudah diharuskan membuat konsep proyek, memperhtingkan aktivitas apa saja dan siapa saja yang diperlukan untuk memulai waktu pelaksanaan dan waktu penyelesaiannya dengan cara membandingkan dengan beberapa data proyek yang sudah ada sebelumnya.
Berdasarkan seluruh informasi yang dikumpulkan estimator, proses estimasi akan dapat dihasilkan. Tahap awal ini merupakan tahap utama proses estimasi karena pada tahap ini akan dihasilkan suatu keputusan awal layak tidaknya suatu proyek itu diteruskan.
Adapun output dari tahap ini nantinya adalah hasil estimasi dengan berbagai dokumentasi lingkup proyek berdasarkan data-data informasi yang dikumpulkan. Hasil estimasi dan dokumen pendukungnya ini kemudian diserahkan kepada pihak manajemen untuk mendapatkan penetapan keputusan. Apakah proyek layak untuk dilanjutkan atau tidak.
Dengan diserahkannya output estimasi biaya kepada pihak manajemen, maka proses estimasi bisa dikatakan selesai. Namun, proses dapat diulang apabila owner meminta untuk melakukan perubahan dan modifikasi tentang lingkup proyek.
Kriteria Hasil Estimasi yang Buruk
Kualitas estimasi dapat dinilai dari kelengkapan data dan informasi, teknik dan metode yang digunakan oleh estimator. Berikut ini adalah kriteria estimasi biaya yang buruk apabila:
- Mengalami cost overrun (pembengkakan biaya) terhadap nilai estimasi
- Estimasi biaya yang dihasilkan kurang konsisten pada setiap item pekerjaan
- Dokumentasi yang buruk atau lemah
- Pengalokasian dana yang tidak bisa diandalkan
- Pada saat pelaksanaan proyek kontraktor mengalami pengendalian atau kontrol biaya yang buruk.
Hal yang dapat menyebabkan buruknya estimasi biaya, diantaranya adalah:
- Estimator tidak atau kurang qualified
- Estimator yang belum terbiasa dengan objek bangunan
- Data yang kurang lengkap dan metode yang buruk
Kualitas output estimasi biaya yang baik akan menghasilkan biaya proyek yang tepat dan akurat, jauh dari pengeluaran biaya proyek lebih daripada seharusnya.
Demikianlah penjelasan mengenai peran dan tugas estimator dalam memperkirakan biaya proyek yang akan dikerjakan. Estimator diharuskan untuk memiliki kecakapan dan pengalaman agar mampu mengambil judgement yang tepat dalam memperkirakan biaya proyek.
0 Response to "Tugas Estimator dan Metode Estimasi Biaya yang Dapat Digunakan"
Posting Komentar