Istilah resistor tentu saja tidak asing di dalam dunia elektronika. Benda kecil ini selalu ada dalam semua peralatan elektronik. Apabila dilihat sekilas, resistor memang tampak biasa saja dan seragam antara satu dengan lainnya. Namun jika diperhatikan lebih dalam, ada warna-warna yang disebut sebagai kode warna resistor.
Resistor Via Pixabay |
Pengertian Resistor
Resistor bukanlah jenis komponen aktif pada rangkaian elektronika. Komponen ini masuk ke dalam kelompok pasif yang fungsinya menghambat arus dan tegangan listrik yang masuk ke dalam sebuah rangkaian.
Arus serta tegangan listrik yang masuk ke dalam perangkat tidak selalu sesuai dengan kebutuhan. Umumnya arus listrik yang mengalir terlampau besar sehingga perlu dihambat dan disesuaikan dengan kebutuhan perangkat.
Di dalam bahasa Indonesia, istilah resistor kerap disebut sebagai hambatan. Resistor dilambangkan dengan huruf “R” dalam penulisan rumus dan juga spesifikasi rangkaian listrik. Satuan untuk menyatakan besarnya hambatan yang dimiliki oleh resistor adalah Ohm (Ω). Satuan Ohm diambil dari nama penemu resistor, Georg Simon Ohm.
Dalam elektronika, resistor terdiri dari 4 jenis, yaitu:
- Fixed resistor
Resistor ini memiliki nilai hambatan yang selalu tetap apa pun yang terjadi dalam rangkaian. Terdapat kode warna pada badan transistor jenis ini dan inilah yang akan dibahas dalam artikel ini. Fixed resistor terbagi lagi menjadi beberapa varian berdasarkan bahan pembuatnya yaitu karbon, karbon film, dan metal film.
- Variable resistor
Jenis resistor yang kedua ini adalah kebalikan dari fixed resistor karena nilai hambatannya dapat diatur dan diubah sesuai dengan situasi dan kondisi. Resistor jenis ini dapat dijumpai pada trimpot atau potensiometer.
- Thermal resistor
Nilai hambatan pada thermal resistor dapat berubah-ubah menyesuaikan perubahan suhu yang terjadi.
- Light dependent resistor (LDR)
LDR memiliki sensor cahaya dan nilai hambatan pada resistor jenis ini berubah-ubah mengikuti perubahan intensitas cahaya yang terdeteksi.
Cara Membaca Kode Warna Resistor
Warna yang terdapat pada fixed resistor bukan digunakan untuk menambah nilai estetika. Warna tersebut dipakai untuk melambangkan nilai hambatan atau resistensi yang dimiliki oleh sebuah resistor. Oleh sebab itu, susunan warna tersebut berbeda antara satu dengan lainnya. Resistor terbagi menjadi 3 jenis berdasarkan warnanya, yaitu empat warna, lima warna, dan enam warna.
1. Resistor empat warna
Jenis yang pertama ini merupakan yang paling banyak dipakai di perangkat elektronik. Untuk bisa membaca kode warna pada resistor, Anda perlu memahami dan menghafalkan satu per satu warna sekaligus artinya. Setelah memahami perbedaan arti dari setiap kode warna, membaca nilai resistensi pun akan sangat mudah.
Dalam elektronika, warna-warna yang terdapat pada resistor disebut sebagai pita. Secara otomatis resistor empat warna memiliki empat pita yang diurutkan dari kiri ke kanan. Pita ke-1 letaknya ada di ujung kiri, sedangkan pita ke empat di ujung kanan.
Pita ke-1 dan ke-2, dalam resistor empat warna melambangkan nilai resistensi. Sedangkan pita ketiga memberikan informasi mengenai jumlah nol atau faktor pengali untuk menghitung nilai resistensi. Pita terakhir, atau ke-4 menggambarkan tentang nilai toleransi yang dimiliki oleh resistor.
Kode warna resistor dan artinya dapat Anda lihat pada tabel di bawah ini.
Kode warna |
Pita pertama |
Pita kedua |
Pita ketiga |
Pita keempat |
Hitam |
0 |
0 |
100 |
|
Coklat |
1 |
1 |
101 |
|
Merah |
2 |
2 |
102 |
|
Oranye |
3 |
3 |
103 |
|
Kuning |
4 |
4 |
104 |
|
Hijau |
5 |
5 |
105 |
|
Biru |
6 |
6 |
106 |
|
Ungu |
7 |
7 |
107 |
|
Abu-abu |
8 |
8 |
108 |
|
Putih |
9 |
9 |
109 |
|
Emas |
10-1 |
5% |
||
Perak |
10-2 |
10% |
||
Tak berwarna |
20% |
2. Resistor lima warna
Tidak ada perbedaan besar antara cara membaca kode warna resistor empat dan lima warna. Perbedaannya adalah pada pita ketiga yang masih menunjukkan nilai resistensi. Kemudian pita ke-4 dan ke-5 masing-masing untuk menunjukkan jumlah 0 atau pengali dan nilai toleransi. Angka toleransi pada jenis ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan resistor sebelumnya.
Tabel warna dan keterangannya pada resistor lima warna:
Kode warna |
Pita 1 |
Pita 2 |
Pita 3 |
Pita 4 |
Pita 5 |
Hitam |
0 |
0 |
0 |
100 |
|
Coklat |
1 |
1 |
1 |
101 |
1% |
Merah |
2 |
2 |
2 |
102 |
2% |
Oranye |
3 |
3 |
3 |
103 |
|
Kuning |
4 |
4 |
4 |
104 |
|
Hijau |
5 |
5 |
5 |
105 |
0,5% |
Biru |
6 |
6 |
6 |
106 |
0,25% |
Ungu |
7 |
7 |
7 |
107 |
0,1% |
Abu-abu |
8 |
8 |
8 |
||
Putih |
9 |
9 |
9 |
||
Emas |
10-1 |
5% |
|||
Perak |
10-2 |
10% |
3. Resistor enam warna
Apabila Anda sudah memahami cara untuk membaca kedua jenis resistor di atas, tak akan ada kesulitan berarti ketika membaca kode warna di resistor 6 warna ini. Pita ke-1 hingga ke-5 menunjukkan hal yang sama seperti yang Anda pahami pada resistor 5 warna. Perbedaannya adalah terdapat pita warna keenam yang melambangkan koefisien suhu. Perhatikan tabel berikut.
Kode warna |
Pita ke-1 |
Pita ke-2 |
Pita ke-3 |
Pita ke-4 |
Pita ke-5 |
Pita ke-6 |
Hitam |
0 |
0 |
0 |
100 |
||
Coklat |
1 |
1 |
1 |
101 |
1% |
100 ppm |
Merah |
2 |
2 |
2 |
102 |
2% |
50 ppm |
Oranye |
3 |
3 |
3 |
103 |
15 ppm |
|
Kuning |
4 |
4 |
4 |
104 |
25 ppm |
|
Hijau |
5 |
5 |
5 |
105 |
0,5% |
|
Biru |
6 |
6 |
6 |
106 |
0,25% |
|
Ungu |
7 |
7 |
7 |
107 |
0,1% |
|
Abu-abu |
8 |
8 |
8 |
|||
Putih |
9 |
9 |
9 |
|||
Emas |
10-1 |
5% |
||||
Perak |
10-2 |
10% |
Mudah bukan, cara membaca kode warna resistor yang sudah dijelaskan di atas? Anda hanya perlu banyak berlatih untuk mengasah kemampuan dalam menghafalkan kode warna beserta artinya.
0 Response to "Cara Membaca Kode Warna Resistor"
Posting Komentar