Selain pembangunan vertikal ke atas, ada juga basement yang merupakan pembangunan secara vertikal ke bawah. Hal ini tidak lain dilakukan karena semakin terbatasnya lahan, terlebih di wilayah perkotaan, yang tidak memungkinkan untuk pembangunan secara horizontal.
Pembangunan vertikal ke bawah dengan membangun basement dibuat sebagai usaha untuk mengoptimalkan penggunaan lahan yang semakin sempit dan mahal.
Basement secara sederhana dapat didefinisikan sebagai ruangan pada gedumg bertingkat yang terletak di bawah permukaan tanah.
Dewasa ini basement menjadi solusi penambahan lantai kembali pada bagian paling bawah sebuah gedung, yang terletak di bawah permukaan tanah dari desain bangunan gedung.
Lantai basement sebuah gedang biasanya terdiri dari sebuah tingkat atau beberapa tingkat dari bangunan yang keseluruhan atau sebagian terletak di bawah permukaan tanah.
Pembangunan vertikal ke bawah dengan membangun basement dibuat sebagai usaha untuk mengoptimalkan penggunaan lahan yang semakin sempit dan mahal.
Apa itu Basement?
Basement secara sederhana dapat didefinisikan sebagai ruangan pada gedumg bertingkat yang terletak di bawah permukaan tanah.
Dewasa ini basement menjadi solusi penambahan lantai kembali pada bagian paling bawah sebuah gedung, yang terletak di bawah permukaan tanah dari desain bangunan gedung.
Lantai basement sebuah gedang biasanya terdiri dari sebuah tingkat atau beberapa tingkat dari bangunan yang keseluruhan atau sebagian terletak di bawah permukaan tanah.
Baca juga: Jasa Epoxy Lantai Murah Berkualitas
Ditinjau dari segi struktur, konstruksi basement mempunyai fungsi utama yaitu:
Adanya basement sebuah gedung tentunya akan ada pelaksanaan penggalian tanah. Langkah awal berdirinya sebuah gedung bertingkat tentunya harus dikerjakan pembangunan basement terlebih dahulu.
Untuk menghindari masalah yang akan dihadapi pada saat pekerjaan basement adalah adanya faktor runtuhnya dinding tanah vertikal dan munculnya air tanah ke permukaan pada galian. Oleh karenanya dibutuhkan teknik dan metode yang tepat saat melaksanakan konstruksi basement.
Berikut ini tiga (3) hal penting yang perlu diperhatikan saat pelaksanaan konstruksi basement, yakni:
1. Metode konstruksi
Metode konstruksi adalah suatu metode pelaksanaan yang digunakan sebagai acuan pihak pelaksana (kontraktor) dalam melaksanakan atau mengelola suatu proyek sehingga mencapai hasil yang diinginkan seefisien mungkin.
Metode pelaksanaan konstruksi umumnya ditentukan oleh pihak konsultan perencana dan merupakan suatu rangkaian studi, desain dan supervisi. Metode konstruksi ini ditentukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek terkait misalnya teknologi dan peralatan yang digunakan serta limitasi-limitasi yang membatasi gerak laju proyek, seperti arus lalu lintas, kondisi lingkungan sekitar, kondisi tanah, dan jarak bangunan terdekat dan kemampuan tenaga kerja.
Metode konstruksi harus direncanakan dengan baik sebelum proyek dimulai agar tidak menimbulkan berbagai permasalahan pada waktu pelaksanaan. Kasus-kasus pembongkaran, penambahan tulangan, redesain dan kasus-kasus lapangan yang lain pada dasarnya adalah akibat dari tidak matangnya perencanaan metode kerja, sehingga mengakibatkan proyek menjadi terganggu bahkan tertunda, yang menyebabkan berbagai inefisiensi baik waktu maupun biaya.
Secara singkat metode pelaksanaan proyek konstruksi sebuah basement dimulai dari pekerjaan arah ke bawah (downward) dan pekerjaan arah ke atas (upward). Setelah kontraktor melaksanakan pekerjaan konstruksinya dari arah ke bawah selesai, kemudian pelaksanaan arah ke atas baru dimulai.
2. Retaining wall atau Dinding Penahan
Untuk menghindari keruntuhan pada saat pekerjaan penggalian tanah, maka sebelumnya harus dibuat pengaman galian dengan memasang retaining wall (dinding penahan tanah). Terdapat banyak jenis dinding penahan tanah yang bisa dipilih untuk pelaksanaan pekerjaan basement, namun yang umum dipakai adalah menggunakan contigous pile ataupun diaphragm wall.
Dari keduanya, yang sering digunakan untuk pekerjaan konstruksi basement adalah diaphragm wall. Keunggulan dari dinding penahan diaphragm wall ini adalah:
3. Dewatering
Galian tanah untuk keperluan pembangunan basement akan menimbulkan genangan air pada galian. Solusi untuk menjaga agar area galian tetap dalam keadaan kering adalah dengan menggunakan sistem dewatering. Dewatering ini nantinya dapat mengendalikan air tanah agar tidak mengganggu proses pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi basement sebuah gedung.
Pelaksanaan metode konstruksi pembuatan basement dibedakan menjadi tahapan pelaksanaan arah kebawah (downward) dan tahapan pelaksanaan arah keatas (upward).
Adapun Tahapan pelaksanaan arah ke bawah dapat diuraikan sebagai berikut:
Pengetahuan mengenai basement memang penting dipahami sebelum Anda menerapkannya pada konstruksi yang akan dikerjakan. Melalui ulasan di atas, basement memang penting dan diperlukan jika sebuah gedung dibangun di pusat kota. Dikarenakan lahan yang semakin terbatas, penggalian tanah untuk membangun basement menjadi salah satu solusinya.
Seorang insinyur sipil harus mampu mengetahui metode pelaksanaan konstruksi basement agar pengerjaannya tidak salah, tidak mengalami longsor, dan memenuhi standar K3. Semoga penyampaian terkait artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Fungsi Basement
Ditinjau dari segi struktur, konstruksi basement mempunyai fungsi utama yaitu:
- Untuk memperdalarn kedalaman dasar pondasi yang memberikan pengaruh terhadap kenaikan besarnya daya dukung ultimit tanah dasar.
- Untuk memperbesar stabilitas konstruksi gedung terhadap gaya geser atau gaya guling yang mungkin terjadi. Karena dalam pembuatan basement akan dilakukan penggalian, jika berat tanah yang digali sama dengan berat bangunan di atasnya, maka secara teoritis tidak terjadi penurunan bangunan.
Pelaksanaan Konstruksi Basement
Adanya basement sebuah gedung tentunya akan ada pelaksanaan penggalian tanah. Langkah awal berdirinya sebuah gedung bertingkat tentunya harus dikerjakan pembangunan basement terlebih dahulu.
Untuk menghindari masalah yang akan dihadapi pada saat pekerjaan basement adalah adanya faktor runtuhnya dinding tanah vertikal dan munculnya air tanah ke permukaan pada galian. Oleh karenanya dibutuhkan teknik dan metode yang tepat saat melaksanakan konstruksi basement.
Berikut ini tiga (3) hal penting yang perlu diperhatikan saat pelaksanaan konstruksi basement, yakni:
1. Metode konstruksi
Metode konstruksi adalah suatu metode pelaksanaan yang digunakan sebagai acuan pihak pelaksana (kontraktor) dalam melaksanakan atau mengelola suatu proyek sehingga mencapai hasil yang diinginkan seefisien mungkin.
Metode pelaksanaan konstruksi umumnya ditentukan oleh pihak konsultan perencana dan merupakan suatu rangkaian studi, desain dan supervisi. Metode konstruksi ini ditentukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek terkait misalnya teknologi dan peralatan yang digunakan serta limitasi-limitasi yang membatasi gerak laju proyek, seperti arus lalu lintas, kondisi lingkungan sekitar, kondisi tanah, dan jarak bangunan terdekat dan kemampuan tenaga kerja.
Metode konstruksi harus direncanakan dengan baik sebelum proyek dimulai agar tidak menimbulkan berbagai permasalahan pada waktu pelaksanaan. Kasus-kasus pembongkaran, penambahan tulangan, redesain dan kasus-kasus lapangan yang lain pada dasarnya adalah akibat dari tidak matangnya perencanaan metode kerja, sehingga mengakibatkan proyek menjadi terganggu bahkan tertunda, yang menyebabkan berbagai inefisiensi baik waktu maupun biaya.
Secara singkat metode pelaksanaan proyek konstruksi sebuah basement dimulai dari pekerjaan arah ke bawah (downward) dan pekerjaan arah ke atas (upward). Setelah kontraktor melaksanakan pekerjaan konstruksinya dari arah ke bawah selesai, kemudian pelaksanaan arah ke atas baru dimulai.
2. Retaining wall atau Dinding Penahan
Untuk menghindari keruntuhan pada saat pekerjaan penggalian tanah, maka sebelumnya harus dibuat pengaman galian dengan memasang retaining wall (dinding penahan tanah). Terdapat banyak jenis dinding penahan tanah yang bisa dipilih untuk pelaksanaan pekerjaan basement, namun yang umum dipakai adalah menggunakan contigous pile ataupun diaphragm wall.
Dari keduanya, yang sering digunakan untuk pekerjaan konstruksi basement adalah diaphragm wall. Keunggulan dari dinding penahan diaphragm wall ini adalah:
- Pengerjaannya dapat dilaksanakan di semua jenis dan kondisi tanah, ditambah lagi kontraktor tidak harus menurunkan muka air tanah.
- Pengerjaan diaphragm wall relatif tidak berisik dan tidak menyebabkan adanya getaran sehingga sangat cocok untuk pembuatan basement gedung di pusat kota.
3. Dewatering
Galian tanah untuk keperluan pembangunan basement akan menimbulkan genangan air pada galian. Solusi untuk menjaga agar area galian tetap dalam keadaan kering adalah dengan menggunakan sistem dewatering. Dewatering ini nantinya dapat mengendalikan air tanah agar tidak mengganggu proses pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi basement sebuah gedung.
Tahapan Pelaksanaan Metode Konstruksi Pembuatan Basement
Pelaksanaan metode konstruksi pembuatan basement dibedakan menjadi tahapan pelaksanaan arah kebawah (downward) dan tahapan pelaksanaan arah keatas (upward).
Adapun Tahapan pelaksanaan arah ke bawah dapat diuraikan sebagai berikut:
- Sistem dewatering dikerjakan lebih dahulu untuk menurunkan muka air tanah.
- Kemudian dilanjutan dengan pemasangan diaphragm wall sebagai dinding penahan tekanan lateral tanah dan pemutus aliran air tanah (cut off wall).
- Setelah pekerjaan diaphragm wall, dilanjutkan dengan pekerjaan ekskavasi atau galian. Jika sudah mencapai kedalaman tertentu, kemudian dipasang angkur.
- Pekerjaan pondasi (bored pile) dikerjakan setelah pekerjaan galian mencapai kedalaman yang diinginkan.
Sedangkan tahap pelaksanaan arah ke atas pada metode konstruksi pembuatan basement adalah :
- Setelah pekerjaan pondasi (bored pile) selesai, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan lantai kerja.
- Selanjutnya dilakukan proses pilecap, yaitu pekerjaan untuk menyatukan pondasi bored pile dengan lantai kerja.
- Apabila pekerjaan pilecap selesai, kemudian dilakukan pembuatan tie beam dan dilanjutkan pembuatan kolom.
- Setelah itu dilaksanakan pembuatan pelat lantai basement terdalam.
- Setelah pembuatan pelat lantai basement, kontraktor melanjutkan pelaksanaan pekerjaan dari lantai dasar sampai dengan lantai tertinggi, pelaksanaan pekerjaannya sama dengan metode konvensional yang urutan pekerjaannya lazim dilaksanakm pada pekerjaan struktur, yaitu pekerjaan kolom, balok dan pelat.
Seorang insinyur sipil harus mampu mengetahui metode pelaksanaan konstruksi basement agar pengerjaannya tidak salah, tidak mengalami longsor, dan memenuhi standar K3. Semoga penyampaian terkait artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
0 Response to "Apa itu Basement? Berikut Fungsi dan Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksinya"
Posting Komentar