Program pembangunan yang ada di desa baik berupa pembangunan fisik maupun non fisik bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat dan memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Salah satu pembangunan fisik yang sangat penting yaitu jalan rabat beton.
Pembangunan infrastruktur jalan rabat beton menjadi penunjang aktivitas masyarakat di desa khususnya di bidang pertanian. Masyarakat akan dengan mudah melakukan aktivitas seperti mengirim bibit tanaman ke sawah, membawa hasil panen, menjual hasil panen ke pasar, dan lain sebagainya.
Tujuan Pembangunan Jalan Rabat Beton
Program pembangunan jalan rabat beton (jalan setapak) ini bertujuan untuk:
- Menunjang perekonomian masyarakat desa. Karena masyarakat desa ini mayoritas mata pencahariannya sebagai petani, jadi sangat dibutuhkan sekali pembangunan jalan rabat beton.
- Mempermudah masyarakat untuk menjual hasil sawah dan kebun mereka karena transportasi yang lebih mudah untuk membawa hasil kebun dan hasil sawahnya.
Tahapan Proses Pembangunan Rabat Beton Jalan Desa
Secara garis besar sistem perkerasan jalan ada dua jenis, yaitu:
- Perkerasan flexible, bahan yang digunakan adalah aspal; dan
- Perkerasan kaku (rigid pavement), bahan yang digunakan adalah.
Adapun tahapan dalam proses pekerasan jalan menggunakan rabat beton adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Pembetonan
- Lokasi pembetonan
Sebelum dilakukan perkerasan jalan dengan menggunakan beton, lapisan jalan di bawah perkerasan harus diperiksa dahulu dengan menggunakan uji CBR. Apakah sudah memenuhi syarat kepadatan.
Perhitungan berapa meter kubik beton perlu dilakukan agar dimensi, kekuatan dan stabilitas beton cor memenuhi persyaratan sehingga mampu menahan berat dan tekanan pengguna jalan.
Untuk menghindari dan mencegah retaknya beton, lokasi pembetonan harus terlindung dari pengaruh cuaca langsung sehingga penguapan akibat suhu tinggi tidak terjadi.
- Tersedianya bahan dasar beton
Bahan dasar untuk pembangunan jalan rabat beton adalah portland cement (semen), air, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), dan bahan additive lainnya.
2. Pencampuran Beton
Takaran dalam pembuatan campuran bahan dasar beton harus menggunakan ukuran yang telah dikalibrasi, yaitu untuk semen dan air: 1, agregat: 2, dan bahan aditive: 3.
Untuk menghasilkan infrastruktur rabat beton yang berkualitas dan bermutu tinggi, maka pencampuran adonannya harus dilakukan dengan alat pencampur mekanis sehingga akan didapatkan mortal yang bersifat homogen.
Ketika dilakukan modifikasi campuran di lapangan misalnya penambahan air, maka harus selalu disertai dengan penambahan semen yaitu harus setara dengan faktor air semen yang telah ditetapkan (1%).
3. Pengangkutan, Penempatan dan Pengecoran Campuran Beton
Adonan campuran beton diangkut dari mixer/batch plant dan ditempatkan di lokasi pembetonan. Jenis-jenis alat pengangkut beton yang dapat digunakan seperti gerobak dorong, ember, talang, pompa (concrete pump), conveyor belt, bucket dan tower crane, dumper dan truck mixer.
Kontraktor harus memperhatikan hal-hal yang harus dihindari dalam proses pengangkutan yaitu:
- Terjadinya segregasi
- Kehilangan pasta dan air
- Pengurangan tingkat kemudahan pengerjaan.
Adonan campuran beton sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi jalan yang akan dicor. Untuk mencegah sambungan beton dingin, maka pelaksanaan pengecoran harus dilakukan secara bertahap dan saling tumpang tindih.
4. Kompaksi (Kepadatan) Campuran Beton
Kepadatan beton sangat dipengaruhi oleh konsistensi adonan beton dan juga cara pemadatan yang dilakukan. Oleh karenanya pihak kontraktor harus benar-benar memperhatikan pengendalian mutu adonan campuran beton melalui pengukuran kekentalannya yang dilakukan secara teliti dan terukur.
Metode yang dapat digunakan adalah slump test, dimana campuran beton sebisa mungkin menghasilkan rongga udara seminimal mungkin. Sementara itu, alat yang bisa digunakan adalah penggetar mekanis (vibrator).
5. Perawatan dan Pekerjaan Akhir Rabat Beton
Tujuan utama perawatan rabat beton adalah mencegah penguapan air secara tiba-tiba pada permukaan beton, mencegah perubahan suhu secara mendadak dan mencegah retak plastis setelah pembetonan. Berikut ini adalah tata cara perawatan rabat beton:
- Gunakan bahan pelindungi beton, dapat berupa karung atau terpal yang lembab diletakkan di atas permukaan beton secara tidak langsung.
- Lakukan penyiraman halus (fog spraying) dengan air selama beberapa jam setelah finishing.
- Apabila diperlukan, tambahkan cat membran yang mampu menahan air dalam beton. Cat membran ini diberikan segera setelah lapisan air hilang dan sebelum permukaan beton terlalu kering sehingga meresap.
Tiga hari pertama setelah pengecoran beton selesai, tidak boleh ada getaran atau tumbukan di sekitar jalan rabat beton tersebut.
0 Response to "Apa itu Rabat Beton? Ini Tahapan Pembangunannya"
Posting Komentar