Berkat penemuan dari fisikawan bernama Evangelista Torricelli, tekanan atmosfer dapat diukur menggunakan alat yang disebut barometer. Tahun diciptakannya alat tersebut sekitar 1643 dan mulai dimanfaatkan pada abad 19.
Nama tersebut merupakan gabungan dua kata dari bahasa Yunani yaitu ‘baros’ yang bermakna bobot dan ‘metron’ yang bermakna ukuran. Sejak dikenal luas, pengembangan terus dilakukan dan tetap digunakan sampai sekarang. Apa saja fungsi dan bagaimana cara kerja dari barometer ini? Baca selengkapnya penjelasan berikut ini.
Fungsi Barometer
Fungsi utama barometer adalah sebagai alat untuk mengukur tekanan udara, namun masih ada kegunaan yang lebih spesifik tergantung dari jenisnya, yaitu:
- Jenis barometer air raksa berguna untuk melakukan pemantauan dan penghitungan apakah udara memiliki potensi dalam menyebabkan badai;
- Jenis barograf berfungsi untuk meneliti iklim jangka panjang yang melingkupi suatu wilayah;
- Jenis barometer aneroid berguna untuk membaca perubahan yang terjadi pada tekanan udara/atmosfer.
Sedangkan berdasarkan penerapannya dalam kehidupan, alat pengukur udara tersebut mempunyai fungsi yang berbeda sesuai bidang tertentu, antara lain:
a. Bidang Penerbangan dan Pelayaran
Kondisi cuaca sangat berpengaruh pada jadwal penerbangan dan pelayaran sehingga membutuhkan alat untuk memperkirakan cuaca apakah akan ekstrim atau aman untuk perjalanan.
Fungsi lainnya adalah sebagai penunjuk ketinggian pada pesawat terbang. Umumnya, alat yang digunakan disebut dengan istilah altimeter barometric.
b. Bidang Meteorologi
Para ahli meteorologi menggunakan data variasi tekanan udara di wilayah tertentu untuk memprediksi cuaca seakurat mungkin. Selain itu, data tersebut dapat dijadikan acuan untuk mempelajari pola iklim di suatu daerah.
c. Bidang Ilmu Pengetahuan
Data mengenai tekanan udara sangat dibutuhkan oleh para ilmuwan dalam melakukan suatu penelitian. Sebab, variabel tekanan udara tersebut harus dihitung dengan tepat untuk demi keberhasilan eksperimen.
d. Bidang Teknologi
Teknologi yang meliputi smartphone dan jam tangan juga membutuhkan alat pengukur tekanan udara. Dengan begitu, pengguna dapat memanfaatkan alat tersebut untuk kepentingan contohnya saat menyelam.
Cara Membaca Barometrik
Para ahli meteorologi biasa menggunakan milibar (mb) sebagai satuan tekanan udara. Selain itu, satuan lain yakni pascal (Pa) ditentukan oleh Sistem Satuan Internasional. Apabila dikonversikan, maka 1 mb memiliki nilai yang sama dengan 100.000 Pa.
Lalu, bagaimana barometric dibaca? Secara garis besar, berikut contoh sederhana dalam menerjemahkan pergerakan yang ditunjukkan barometrik:
- Cuaca yang secara umum baik diindikasikan oleh barometrik yang bergerak naik
- Cuaca yang secara umum memburuk akan ditunjukkan oleh barometrik yang pergerakannya turun
- Badai yang datang akan diindikasikan oleh tekanan udara yang turun drastis secara tiba-tiba
- Perubahan cuaca tidak akan terjadi dalam waktu dekat apabila tekanan udara menunjukkan angka yang stabil.
Agar semakin paham, berikut cara pembacaan barometrik berdasarkan 3 tingkat tekanan udara yaitu normal, rendah dan tinggi:
a. Tekanan Udara Normal
Angka yang menunjukkan tekanan udara normal berkisar antara 1022,689 mb – 1009,144 mb atau 10091,4 Pa – 102268,9 Pa. Pembacaan tekanan tersebut mengindikasikan cuaca yang stabil.
Apabila tidak ada perubahan dan malah cenderung naik, maka kondisi tersebut kemungkinan akan bertahan lama.
Namun, jika angkanya sedikit turun maka diprediksikan akan terjadi perubahan cuaca. Sedangkan penurunan angka yang jauh menandakan akan terjadi hujan.
b. Tekanan Udara Rendah
Apabila barometrik menunjukan angka di bawah 1009,144 mb atau 100914,4 Pa maka tekanan udara dinyatakan rendah.
Saat angka semakin menurun maka dapat ditafsirkan bahwa hujan akan segera turun. Sedangkan penurunan tekanan yang drastis menjadi penanda badai akan datang.
c. Tekanan Udara Tinggi
Barometrik yang menunjuk angka di atas 1022,689 mb atau 102268,9 Pa maka menunjukan tekanan udara yang tinggi.
Apabila tekanan terbaca stabil ataupun cenderung naik sedikit, maka mengindikasikan cuaca cerah yang berlangsung cukup lama. Namun, angka yang semakin menurun penanda akan terjadi mendung.
Prinsip dan Prosedur Kerja Barometer
Prinsip kerja barometer menggunakan teori fisika khususnya tentang hukum kontinuitas, tekanan dan manometer. Alat tersebut didesain dengan tabung kaca setinggi minimal 84 cm.
Pada bagian pangkal dibiarkan terbuka sedangkan bagian ujung lain dipasangi dengan reservoir merkuri. Secara garis besar, barometrik bekerja dengan cara menyeimbangkan massa merkuri terhadap tekanan udara. Persis seperti cara kerja timbangan yang Anda sering jumpai.
Berikut prosedur kerja 2 jenis barometrik yaitu air raksa dan aneroid:
1. Prosedur Kerja Barometer Air Raksa
- Pertama, alat diposisikan dengan tegak menggunakan bantuan reservoir yang terlebih dahulu diisi dengan air raksa;
- Selanjutnya, bagian tabung yang kosong akan menghasilkan efek vakum;
- Ketiga, proses pengukuran tekanan udara akan dimulai saat air raksa menunjukan pergerakan;
- Apabila air raksa lebih berat dibandingkan tekanan udara di luar, maka level air raksa dalam tabung akan mengalami penurunan;
- Apabila tekanan air raksa lebih kecil dibandingkan tekanan udara di luar, maka akan mengalami kenaikan level dalam tabung.
2. Prosedur Kerja Barometer Aneroid
- Pertama, strip pada kedua sisi lempengan logam aneroid dihubungkan ke aliran listrik sebab jenis ini memiliki bentuk berupa cakram tipis dari logam;
- Selanjutnya, pembacaan tekanan udara terjadi apabila terjadi variasi jarak antara 2 strip pada lempengan logam;
- Apabila terjadi kenaikan maupun penurunan tekanan udara, maka lempengan logam akan ikut memuai atau menyusut.
Barometer sebagai alat penentu tekanan udara memang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Berkat alat tersebut, para ahli dapat mengetahui pola iklim suatu daerah dan memprediksi cuaca. Dengan begitu, Anda bisa memperoleh informasi mengenai prakiraan cuaca harian hingga beberapa bulan yang akan datang.
0 Response to "Fungsi dan Cara Kerja Barometer"
Posting Komentar