Kayu jati mungkin menjadi yang paling dikenal dalam dunia permebelan, namun sebenarnya masih ada banyak pilihan kayu lain yang tak kalah bagus, misalnya kayu mindi. Nama kayu mindi ini mungkin cukup asing di kalangan masyarakat biasa tapi sebenarnya menjadi salah satu yang populer sebagai bahan baku furniture minimalis.
Furniture jenis ini paling umum dibuat dari material MDF, dan kayu mindi menjadi salah satu bahan dari material MDF ini. Bagi Anda yang mungkin tertarik dengan furnitur-furnitur bergaya minimalis, atau memang sedang mencari alternatif yang bagus dari kayu jati, berikut adalah informasi lengkap tentang mindi.
Deskripsi tentang Kayu Mindi
Kayu dengan nama unik ini sebenarnya memiliki nama ilmiah lebih cantik lagi yaitu Melia azedarach. Kayu ini juga terkenal dengan sebutan kayu Soekarno di Arab Saudi karena Pada 1960-an, Presiden Soekarno memberikan bibit pohon mindi kepada Raja Khalid bin Bin Abdul Aziz. Dan ajaibnya pohon ini bisa tumbuh subur di tanah Jazirah Arab.
Tak jauh berbeda dengan pohon jati, trembesi, dan akasia yang banyak tumbuh di wilayah tropis seperti Indonesia, pohon mindi juga menjadi salah satu yang paling banyak tumbuh di negara ini.
Kayu dan produk dari pohon mindi juga menjadi salah satu komoditas ekspor yang paling besar dari negara ini bersama dengan kayu jati, trembesi, dan akasia.
Meski saat ini pohon mindi bisa ditemukan di banyak negara, namun daerah asal dari pohon ini adalah Amerika Utara. Sifatnya yang adaptif (mudah beradaptasi) membuat pohon ini mudah dibudidayakan di lingkungan lain seperti alam terbuka dan mudah tumbuh di hutan belantara berbagai iklim.
Selain Indonesia, pohon mindi juga paling banyak ditanam di Myanmar dan India. Tapi tergantung pada lingkungan dan iklim tumbuhnya, pohon ini bisa memiliki warna yang berbeda, bisa lebih gelap atau terang.
Kayu Mindi Vs Kayu Jati
Jika dilihat sekilas, kayu jati dan mindi memiliki corak dan juga warna yang agak mirip, yang membuatnya tampak sama dengan kayu jati. Tapi jika diperhatikan dengan lebih seksama, ada beberapa perbedaan antara kayu jati dan mindi seperti berikut ini:
- Tekstur
Mindi memiliki tekstur yang lebih halus dibanding dengan kayu jati karena memiliki serat kayu yang lebih padat. Tekstur halus ini sehalus dengan kayu oak.
Tekstur halu pada mindi membuatnya lebih ideal untuk dijadikan sebagai pelapis kayu olahan dibanding dengan kayu jati. Kehalusan teksturnya juga membuat proses pengolahan kayu menjadi lebih mudah daripada kayu jati.
- Bobot dan Daya Tahan
Daya tahan kayu jati sudah tidak perlu diragukan lagi karena diklaim bisa awet puluhan tahun. Sedangkan kualitas ketahanan dari mindi disebutkan setara dengan ketahanan dari kayu sungkai, merantai merah, dan juga mahoni.
Meski tidak sekokoh kayu jati, namun mindi memiliki sifat anti serangga dan jamur, sehingga furniture berbahan mindi juga bisa bertahan lama, baik di dalam ataupun luar ruangan. Lalu dalam hal bobot, mindi juga masuk kategori kayu berat tapi tidak seberat kayu jati.
- Pertumbuhan
Pohon jati sudah dikenal memiliki masa pertumbuhan yang lambat dan masa panennya lama. Ketika pohon jati berusia di antara 12-15 tahun, biasanya sudah bisa dipanen.
Tapi jika ingin mendapat kualitas terbaik, terutama jika akan digunakan sebagai bahan bangunan, maka waktu panen terbaik adalah ketika pohon jati sudah berusia sekitar 20 tahun. Jika dibanding dengan pohon jati, pohon mindi memiliki masa panen yang relatif lebih cepat.
Pada usia sekitar 2 tahun, pohon mindi sudah bisa memiliki ketinggian sekitar 4-5 meter, lalu pada usia 10 tahun, tingginya bisa mencapai 8 meter dengan diameter 40 an cm. Pada usia 5 tahun, pohon mindi sudah bisa mulai dipanen.
- Tampilan
Kayu jati identik dengan tampilan serat dan pola yang unik, begitu juga dengan warna naturalnya yang indah untuk dijadikan perabot rumah. Mindi juga tak kalah apik berkat tekstur halusnya tadi dan warnanya yang identik terang membuatnya cocok sebagai furniture modern.
- Pemanfaatan
Kayu jati menjadi salah satu bahan terbaik untuk konstruksi bangunan dan membuat furniture, sedangkan mindi lebih cocok sebagai furniture tapi kurang kokoh untuk konstruksi bangunan karena cenderung lebih mudah melengkung akibat proses pengovenan atau pengeringan.
Mindi paling umum digunakan sebagai bahan furniture (kursi, meja, lemari, dll.), kusen pintu, jendela, dan juga pelapis lantai modern.
Motif Kayu Mindi
Permukaan mindi memiliki motif serat yang lurus dan terpadu. Terkadang lingkaran tahun juga terlihat karena batang pohon mindi sendiri umumnya berbentuk lurus dan tanpa banir.
Harga Kayu Mindi
Dibanding dengan kayu jati, mindi tentunya memiliki harga yang relatif lebih ramah di kantong. Kayu ini bisa dijual dalam bentuk gelondongan, atau juga lembaran. Jika Anda tertarik untuk membelinya, berikut gambaran harga di pasar Indonesia:
- Gelondongan
Ukuran |
Harga |
Panjang 100 cm, diameter 20-25 cm |
Rp 700.000 |
Panjang 100 cm, diameter 50-60 cm |
Rp 840.000 |
Panjang 130 cm, diameter 15-18 cm |
Rp 469.000 |
Panjang 130 cm, diameter 50 cm |
Rp 800.000 |
Panjang 200 cm, diameter 20-25 cm |
Rp 720.000 |
Panjang 200 cm, diameter 50-60 cm |
Rp 1.000.000 |
- Lembaran
Ukuran dalam cm |
Harga |
3 x 12 x 200 |
Rp 6.490.000 |
3 x 15 x 200 |
Rp 6.690.000 |
3 x 20 x 200 |
Rp 6.790.000 |
3 x 25 x 200 |
Rp 6.890.000 |
3 x 30 x 200 |
Rp 6.900.000 |
4 x 25 x 200 |
Rp 7.000.000 |
5 x 25 x 200 |
Rp 7.190.000 |
5 x 30 x 200 |
Rp 7.290.000 |
6 x 12 x 200 |
Rp 6.900.000 |
6 x 25 x 200 |
Rp 7.390.000 |
0 Response to "Pemanfaatan Kayu Mindi sebagai Furniture, Ini Daftar Harganya!"
Posting Komentar