Mungkin masih banyak orang yang merasa asing dengan incinerator atau yang dalam bahasa Indonesia disebut insinerator. Alat ini digunakan untuk mengelola limbah. Pasalnya, limbah perlu dikelola menggunakan cara yang tepat serta sesuai standar.
Limbah adalah produk buangan yang berasal dari kegiatan domestik serta industri. Jika dibiarkan menumpuk, tentu saja akan memberikan efek buruk bagi lingkungan sekitar. Hal tersebut yang membuat incinerator sangat dibutuhkan sebagai bentuk upaya menanganinya.
Via citizenmatters.in |
Apa Itu Incinerator?
Incinerator adalah sebuah alat yang dipakai untuk membakar limbah. Limbah yang dimaksud adalah limbah bentuk padat dan dioperasikan menggunakan teknologi pembakaran suhu tertentu. Teknologi yang digunakan ini menjadi salah satu alternatif mengurangi permasalahan limbah yang menumpuk.
Karena ada pembakaran dengan suhu yang tinggi, energi panas yang dihasilkan ini dapat dimanfaatkan untuk menjadi sumber listrik.
Baca juga: Pengertian Limbah B3, Jenis, dan Cara Pengelolaan yang Benar
Fungsi Incinerator
Fungsi utama dari incinerator adalah sebagai penghancur sampah dan penghancur mikroorganisme patogen. Insinerator bisa digunakan untuk menghancurkan sampah, mulai dari sampah beracun, berbahaya, maupun sampah infeksi.
Dengan begitu, sisanya bisa dibuang ke tempat pembuangan umum dengan aman. Untuk fungsi penghancur mikroorganisme patogen, incinerator juga bisa menghancurkan mikroorganisme patogen yang merupakan materi berbahaya. Selain itu, incinerator juga meminimalisir pencemaran udara yang dihasilkan dari proses pembakaran sampah yang dilakukan oleh masyarakat.
Manfaat Incinerator
Manfaat yang dirasakan oleh pengguna incinerator yaitu efektivitasnya. Sesuai dengan perhitungan, alat ini dapat menekan 90% volume serta 75% massa limbah, tergantung dari derajat recovery dan komposisi sampah.
Walaupun teknologi ini bukan solusi akhir pengolahan limbah padat, tetapi penggunaan incinerator ini terbilang efektif untuk mengurangi volume sampah yang mencemari lingkungan. Insinerasi ini bisa dipakai untuk mengelola berbagai macam sampah yang berbahaya.
Komponen Incinerator
Incinerator adalah suatu alat mekanikal yang terdiri dari berbagai macam komponen. Komponen yang ada di dalamnya terdiri dari komponen utama serta komponen tambahan yang merupakan aksesoris. Berikut ini komponen utama dari incinerator, yaitu:
1. Ruang Bakar atau Insinerator
Ruang bakar pada alat incinerator ini merupakan bagian untuk menempatkan limbah atau sampah yang akan dibakar dan dilengkapi dengan burner atau alat pembakar. Temperatur dari ruang bakar pertama kira-kira 400 derajat sampai dengan 1.000 derajat Celcius. Sementara itu, temperatur pada ruang bakar kedua kira-kira 1.000-1.200 derajat Celcius.
Temperatur ruang bakar ini dipengaruhi oleh kalori yang dibakar. Untuk menaikkan temperatur pada ruang bakar bisa dilakukan dengan menambah bahan kalori tinggi, misalnya LPG atau BBM.
2. Blower Udara
Pada proses pembakaran yang terjadi di dalam ruang bakar membutuhkan api/panas, bahan yang akan dibakar, serta udara yang cukup. Blower ini yang menjadi pemasok udara. Blower udara atau penggerak udara memiliki ukuran yang disesuaikan dengan kapasitas incinerator.
3. Burner atau Alat Pembakar
Untuk membakar limbah dibutuhkan alat pembakar yang dikenal sebagai burner. Ada banyak jenis burner, ada burner berbahan bakar minyak tanah, LPG, solar, gasoline, HSD, dan lainnya.
4. Temperatur Indikator dan Kontrol
Pada proses pembakaran yang terjadi di insinerator, temperatur perlu dikontrol supaya memperoleh hasil yang optimal. Sensor dipasang untuk setiap ruang bakar dan dihubungkan ke panel kontrol.
5. Bahan yang Dibakar
Bahan yang akan dibakar di dalam ruang bakar bisa bermacam-macam. Oleh sebab itu, harus diseleksi terlebih dahulu bahan apa saja yang bisa dibakar. Perlu diketahui bahwa tidak semua bahan bisa dibakar.
Terdapat benda yang jika dibakar akan menimbulkan asap/gas yang mencemari lingkungan. Contohnya, plastik PVC jika dibakar pada temperatur tertentu bisa mengeluarkan furan dan dioxin yang karsinogen untuk kesehatan tubuh.
6. Water Scrubber
Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara, dibutuhkan water spray untuk gas sebelum masuk ke chimney atau cerobong asap. Ini yang menjadi fungsi dari water scrubber. Di dalam water scrubber, gas masih mengandung jelaga, debu, particulate, maupun padatan lainnya yang terjebak dalam air.
Hal ini membuat gas yang keluar aman untuk lingkungan sekitar. Water scrubber membutuhkan air dengan tekanan tertentu dari pompa air.
Baca juga: Hak dan Kewajiban Terhadap Lingkungan yang Wajib Kita Pahami
Prinsip Kerja dan Cara Menggunakan Incinerator
Untuk menjalankan fungsinya, incinerator memiliki sebuah prinsip kerja. Proses pembakaran di dalam insinerator berlangsung dalam tiga tahap. Berikut ini merupakan prinsip kerja dari alat incinerator yang perlu dipahami dengan baik, yaitu:
- Tahap pertama yaitu membuat air di dalam sampah menjadi uap air. Dengan begitu, hasil limbah menjadi kering dan siap untuk terbakar.
- Tahap kedua yaitu terjadinya proses pirolisis. Proses ini merupakan pembakaran tidak sempurna, di mana temperatur belum menjadi terlalu tinggi.
- Fase ketiga adalah pembakaran sempurna. Ruang bakar pertama dipakai untuk pembakaran limbah dan suhu dikendalikan antara 400-600 derajat celcius. Sementara itu, ruang kedua dipakai untuk pembakar asap serta bau dengan suhu antara 600-1.200 derajat celcius.
Suplai oksigen dari udara juga perlu ditambahkan supaya terjadi oksidasi. Dengan begitu, materi limbah akan teroksidasi dan mudah terbakar. Selama proses pembakaran sempurna berlangsung, asap dari cerobong juga akan menjadi transparan.
Setelah mengetahui prinsip kerja dari incinerator, selanjutnya Anda perlu tahu cara menggunakannya. Berikut adalah cara menggunakan incinerator, yaitu:
- Pertama, hidupkan switch pompa supaya sirkulasi di alat scrubber bisa berjalan dengan baik dan lancar.
- Masukkan limbah padat yang sebelumnya telah dimampatkan. Selanjutnya, dibungkus dengan kantong ke dalam ruang pembakaran. Kantong yang digunakan untuk membungkus bukan dari bahan plastik. Jarak kantong dengan ujung burner paling dekat adalah 30 cm supaya tidak menutup lubang nozzle.
- Tutup pintu insinerator sampai benar-benar rapat. Hal ini dilakukan supaya limit switch dapat bekerja secara baik serta burner dapat menyala dengan baik.
- Atur waktu kerja atau timer sesuai dengan waktu yang diinginkan. Insinerator akan bekerja secara otomatis sesuai waktu yang sudah diatur tersebut.
- Atur temperature controller atau pengatur suhu di posisi 800 derajat celcius atau suhu yang sesuai. Burner akan menyesuaikan suhu yang sudah diset secara otomatis.
- Selesai pembakaran, switch pada sumber listrik atau stop kontak dimatikan. Tujuannya agar tidak terdapat pengaruh listrik untuk insinerator. Selain itu, umur pakai alat juga otomatis menjadi lebih panjang dan tidak cepat mengalami kerusakan.
- Hasil pembakaran dikumpulkan menggunakan kantong dan dibawa ke TPA.
Harga Incinerator Terbaik
Harga incinerator memang sangat bervariasi. Untuk incinerator dengan kapasitas 200 liter dengan pembakaran 10-15 kg per jam, harganya sekitar Rp15 juta. Sementara itu, harga dari incinerator medis berkapasitas 30 kg yang dilengkapi dengan cerobong atas berkisar Rp100 juta.
Ternyata, incinerator memiliki manfaat yang besar. Jika Anda tertarik mengenal alat dan proses ini lebih jauh, tentu saja informasi ini bisa digunakan sebagai pengetahuan awal mengenai incinerator dan cara kerjanya.
0 Response to "Pengertian Incinerator, Fungsi, Manfaat, Komponen, Prinsip Kerja, dan Cara Pengoperasiannya"
Posting Komentar