Pengertian Kebisingan
Jenis Occupational Noise
- Bising kontinu, yaitu kebisingan yang terjadi secara terus menerus, seperti pada suara mesin, kipas, dan lain sebagainya.
- Bising intermitten, yaitu kebisingan yang terjadi secara terputus-putus, seperti arus lalu-lintas, suara pesawat terbang, dan sebagainya.
- Bising Impulsif, yaitu kebisingan yang terjadi secara tiba-tiba dengan perubahan tekanan suara melebihi 40 dB dalam waktu yang cepat sehingga orang-orang di sekitar sumber bunyi akan kaget atau terkejut. Sebagai contohnya, suara senapan, mercon, dan sebagainya.
- Bising Impulsif berulang, yaitu kebisingan yang terjadi secara berulang-ulang pada periode yang sama seperti suara senapan, mercon, ledakan bom yang dilakukan secara berulang oleh pelaku.
Nilai Ambang Batas (NAB) Occupational Noise
Nilai Kebisingan (dalam dB) |
Waktu Pemaparan |
||
Jam |
Menit |
Detik |
|
80 |
25 |
24 |
- |
85 |
8 |
- |
- |
90 |
2 |
31 |
- |
95 |
- |
47 |
37 |
100 |
- |
15 |
- |
105 |
- |
4 |
43 |
110 |
- |
1 |
29 |
115 |
- |
- |
28 |
120 |
- |
- |
9 |
125 |
- |
- |
3 |
130-140 |
- |
- |
<1 |
Nilai Ambang Batas (NAB) Kebisingan tersebut diadopsi yang terbaru dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja yang menyatakan bahwa Nilai Ambang Batas (NAB) Kebisingan bernilai 85 dB untuk waktu pemaparan 8 jam.
Pekerja tidak boleh terpapar kebisingan bernilai 140 dB walau hanya dalam waktu pemaparan singkat. Berikut dalam lampiran peraturan ini menambahkan waktu pemaparan yang diperbolehkan pekerja pada lingkungan yang bising.
Tabel 2. Nilai Ambang Batas (NAB) Kebisingan Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018
Waktu Pemaparan per Hari |
Intensitas Kebisingan dalam dB |
|
8 |
Jam |
85 |
4 |
Jam |
88 |
2 |
Jam |
91 |
1 |
Jam |
94 |
30 |
Menit |
97 |
15 |
Menit |
100 |
7,5 |
Menit |
103 |
3,75 |
Menit |
106 |
1,88 |
Menit |
109 |
0,94 |
Menit |
112 |
28,12 |
Detik |
115 |
14,06 |
Detik |
118 |
7,03 |
Detik |
211 |
3,52 |
Detik |
214 |
1,76 |
Detik |
217 |
0,88 |
Detik |
220 |
0,44 |
Detik |
223 |
0,22 |
Detik |
226 |
0,11 |
Detik |
229 |
Dampak Atau Bahaya Kebisingan Terhadap Kesehatan, Masalah sosial, dan Produktivitas Kerja
- Mampu menurunkan performa kerja disebabkan karyawan kehilangan konsentrasi.
- Menyebabkan stres dan gangguan kesehatan lainnya yang berujung pada kelelahan kerja, kegelisahan, emosi yang naik turun, sakit kepala, dan gangguan tidur.
- Menybabkan timbulnya tinnitus atau bunyi denging di telinga yang sering muncul tiba-tiba.
- Menyebabkan terjadinya kerusakan pada indera pendengaran sehingga daya dengarnya menjadi menurun baik bersifat sementara maupun bersifat permanen atau ketulian.
- Secara fisiologi, kebisingan dengan intensitas tinggi dapat membahayakan kesehatan seperti : meningkatnya tekanan darah, tekanan jantung yang semakin tinggi sehingga meningkatkan risiko serangan jantung, dan menyebabkan gangguan pencernaan.
- Menganggu konsenterasi di saat bekerja sehingga kualitas pekerjaan menurun. Hilangnya konsentrasi dalam melakukan aktivitas kerja dapat menimbulkan dampak yang besar berupa terjadinya kecelakaan kerja yang akan merugikan perusahaan baik kerugian finansial maupun non finansial.
- Apabila kebisingan dari suatu proses produksi menyebabkan kebisingan yang hebat, dapat menimbulkan reaksi emosional dari masyarakat, yang pada akhirnya menuntut agar kegiatan tersebut dihentikan.
Cara Mengendalikan Occupational Noise
Via IG @earmaxla |
- Pengurangan kebisingan pada sumbernya dapat dilakukan dengan cara perusahaan melakukan modifikasi mesin atau peralatan lainnya dan juga mereparasinya. Selain itu, perusahaan juga dapat menempatkan alat peredam suara pada sumber getaran. Namun, sayangnya metode ini membutuhkan biaya yang tidak murah.
- Pengurangan kebisingan pada media transmisi dapat dilakukan dengan cara perusahaan memasang pembatas atau sekat antara mesin dan pekerja. Cara lainnya perusahaan dapat menambah atau melapisi dinding, plafon, dan lantai dengan bahan penyerap suara, seperti busa, ijuk, dan lain sebagainya.
- Apabila sumber kebisingannya lalu lintas, pengurangan kebisingan dapat dilakukan dengan cara membuat jalur hijau dan penanaman tumbuhan dan juga pepohonan di ruas atau bahu jalan.
Sedangkan berikut ini adalah tahapan yang bisa dilakukan untuk mengendalikan kebisingan di lingkungan kerja agar para karyawan terhindar dari bahaya kebisingan terhadap kesehatannya, yaitu:
- Mengubah cara kerja, dari yang menimbulkan kebisingan menjadi berkurang suara kebisingannya;
- Menggunakan pembatas ruangan atau penyekat dinding dan langit-langit yang kedap suara;
- Mengisolasi mesin dan peralatan yang menjadi penyebab kebisingan;
- Substitusi atau mengganti mesin dengan yang kurang bising;
- Membuat pondasi mesin yang baik agar tidak ada sambungan yang goyang sehingga pengaruh bising dapat berkurang;
- Melakikan odifikasi mesin atau proses, merawat atau mengkalibrasi mesin dan alat secara teratur dan periodik.
4. Melakukan Pemeriksaan Audiometri Terhadap Para Pekerja
0 Response to "Dampak Bahaya Kebisingan Terhadap Kesehatan dan Sosial: Ini Cara Mengendalikannya"
Posting Komentar