Akuntansi merupakan proses penting dalam perusahaan untuk mendapatkan
laporan sebagai dasar mengambil keputusan. Akuntansi perusahaan jasa konstruksi memiliki sedikit
perbedaan dengan akuntansi regular berdasarkan objek perhitungannya. Ruang lingkup akuntansi perusahaan kontraktor lebih beragam dibandingkan akuntansi perusahaan dagang dan lain sebagainya.
Untuk menguasai perhitungan akuntansi jenis ini, maka pelaku atau akuntan
harus memahami terlebih dahulu kegiatan yang ada dalam dunia konstruksi
terkait pengeluaran dan pemasukan. Selanjutnya, barulah metode
perhitungannya bisa diterapkan dengan meniru beberapa contoh yang sudah
ada.
Perbedaan Akuntansi Regular dan Akuntansi Perusahaan Jasa Konstruksi
Perbedaan dasar dari akuntansi regular dan konstruksi terdapat pada objek perhitungannya. Untuk konstruksi, objeknya adalah pengeluaran pengerjaan proyek sementara regular objeknya berkaitan dengan kegiatan penjualan.
Agar lebih mudah mempelajarinya, berikut adalah tabel perbedaan yang lebih detail antara dua jenis akuntansi tersebut.
Perbedaan |
Akuntansi Regular |
Akuntansi Jasa Konstruksi |
Kategori layanan |
Menawarkan kategori layanan dan produk yang lebih sedikit terkait penjualan. Biasanya hanya terdapat 1 sampai 5 kategori produk saja. |
Menawarkan kategori layanan yang sangat banyak, terkait teknik, tenaga kerja, bahan fisik, produk, pekerjaan, desain, dan layanan proyek lainnya. |
Pencatatan biaya penjualan |
Pencatatan sangat sederhana karena hanya meliputi biaya dari berbagai produk yang dijual saja. Tidak ada pencatatan di luar produk penjualan. |
Mencatat banyak biaya terkait jasa konstruksi, karena setiap pekerjaan membutuhkan biaya langsung dan tidak langsung yang masuk dalam banyak kategori. |
Biaya Overhead |
Perbedaan antara harga pokok penjualan dengan biaya overhead terlihat sangat jelas. |
Perbedaannya lebih sulit dilihat karena banyak barang overhead lainnya yang juga terhitung sebagai harga pokok penjualan dan terhubung langsung dengan proyek pelanggan. |
Titik Impas |
Titik impas mudah dihitung karena adanya hubungan langsung antara pendapatan dengan pengeluaran. |
Sulit menentukan titik impas karena ada banyak kategori barang dan bagian kerja dalam proyek yang harus dipahami dulu demi mencapai titik impas tersebut. |
Metode Perhitungan Akuntansi Perusahaan Jasa Konstruksi
Dalam perhitungan akuntansi jasa konstruksi, ada dua jenis metode yang
biasa diterapkan sesuai dengan kondisi dan lamanya jangka waktu kontrak
sebuah proyek. Metode tersebut meliputi:
Baca juga: 7 Rekomendasi Software Akuntansi Terbaik Saat Ini
1. Presentasi Penyelesaian
Metode yang paling sering diterapkan dalam akuntansi perusahaan konstruksi adalah presentase penyelesaian. Pada metode ini, pendapatan yang terhitung sebagai laba kotor langsung diakui setiap tahun buku.
Ini didasarkan pada perkembangan pekerjaan konstruksi yang dilakukan atau seberapa banyak presentase penyelesaiannya. Metode ini efektif diterapkan pada perusahaan konstruksi yang beberapa kontraknya kebanyakan sama dengan pihak pembeli.
Selain itu, metode ini juga kerap kali ditemukan pada perusahaan konstruksi
ketika proyek yang dikerjakan melebihi satu periode dalam akuntansi. Dengan
begitu, laporan keuangan secara periodik yang wajar dan layak bisa dibuat.
2. Kontrak Selesai
Sesuai nama metodenya, pendapatan berupa laba kotor baru akan diakui dalam perhitungannya jika kontrak atau pekerjaan proyek telah selesai dikerjakan. Sebaliknya, pendapatan yang diperoleh sebelum kontrak selesai tidak akan diakui sebagai keuntungan.
Metode perhitungan ini biasanya digunakan saat kebanyakan kontraknya
bersifat jangka panjang. Kontrak jangka panjang yang dimaksud adalah jenis
kontrak yang sering menghadapi kondisi ketidakpastian dalam penggalangan
dana yang dibutuhkan.
Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Konstruksi
Untuk mempermudah pencatatan dan perhitungannya, laporan keuangan pada jasa
konstruksi dibedakan menjadi 3, yakni laporan arus kas, laba rugi, dan
posisi keuangan. Berikut contoh dan penjelasannya yang bisa dijadikan bahan
pembelajaran.
1. Contoh Laporan Arus Kas
Laporan ini berisi tentang arus kas yang terjadi dalam aktivitas
operasional pada perusahaan konstruksi. Selain itu, di dalamnya juga
terdapat investasi serta pendanaan yang masuk dalam perusahaan. Dalam
aplikasinya, laporan ini memiliki beberapa elemen penting yang biasa
tertulis di dalamnya, yaitu:
- Penerimaan kas dari pelanggan yang didapatkan langsung sebelum ataupun ketika proyek dikerjakan.
- Penerimaan bunga dari bank.
- Pembayaran karyawan dan direksi yang ada dalam perusahaan.
- Biaya pembayaran pemasok (supplier).
- Kas bersih yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi beban tertentu.
Adapun contoh laporannya dalam bentuk tabel bisa dilihat pada gambar
berikut ini.
2. Contoh Laporan Laba Rugi
Sama dengan perusahaan bisnis pada umumnya, dalam jasa konstruksi tentu wajib ada laporan laba rugi untuk melihat keuntungan dan kerugian yang dialami perusahaan. Laporan ini berisi catatan kerugian dan laba yang didapat perusahaan konstruksi selama satu periode.
Untuk bisa memberikan gambaran laporan yang akurat, maka penulisannya harus dilakukan secara jelas dengan beberapa elemen penting yang perlu dicantumkan di dalamnya. Elemen-elemen tersebut meliputi:
- Beban pokok penjualan, bisa berupa beban upah pekerja proyek harian, beban proyek, serta material proyek yang digunakan.
- Beban penjualan yang meliputi biaya untuk iklan, promosi, ekspedisi, dan sebagainya.
- Beban administrasi dan umum seperti BBM, parkir, gaji, biaya kantor, BPJS, tol, serta penyusutan aktiva tetap.
- Pendapatan bersih adalah hasil penjualan bersih yang didapatkan pada periode tertentu.
- Elemen lainnya yang berkaitan seperti pendanaan, beban usaha, pendapatan
bunga, selisih kurs, penurunan nilai instrumen keuangan, serta penghasilan
final.
Contoh laporan laba rugi dalam bentuk tabel yang bisa dijadikan tolak ukur
adalah:
3. Contoh Laporan Posisi Keuangan
Laporan ini berfungsi untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan jasa konstruksi. Ada beberapa cakupan yang masuk dalam laporan ini, yakni kewajiban perusahaan, aset, hingga posisi modal yang seringkali dibuat di akhir periode. Beberapa item yang tertulis pada laporan posisi keuangan adalah:
- Kas, yakni jumlah uang tunai yang terdapat di perusahaan.
- Bank, berupa uang perusahaan yang ada di Bank.
- Persediaan, terkait stok bahan baku dan jumlah barang yang tersedia.
- Piutang atau saldo piutang yang dimiliki perusahaan terkait aktivitas operasional konstruksi.
- Aktiva tetap.
- Saldo laba ditahan serta laba tahunan yang berjalan.
- Akumulasi penyusutan dari aset tetap perusahaan.
- Modal disetor, adalah jumlah modal yang dipakai untuk operasional perusahaan.
- Biaya DP, biasanya berupa PPN.
Untuk memudahkan dalam memahami bentuk laporan ini, perhatikan contoh dalam
bentuk gambar berikut.
Apabila sudah memahami elemen dan item terkait laporan keuangan yang akan
dibuat, tentu saja proses pencatatan akuntansi perusahaan jasa konstruksi jadi lebih mudah dari
yang dibayangkan. Untuk itulah, seorang akuntan pada perusahaan jasa ini
juga harus mengetahui gambaran umum terkait kegiatan yang ada dalam dunia
konstruksi.
0 Response to "Akuntansi Perusahaan Jasa Konstruksi, Metode Perhitungan dan Contohnya"
Posting Komentar