Atap bitumen memiliki beragam keunggulan sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pemilik rumah. Jika Anda tertarik untuk mengaplikasikan genteng bitumen pada hunian pribadi, berikut ini penjelasan lengkap yang tidak boleh Anda lewatkan.
Pengertian Atap Bitumen
Atap bitumen adalah jenis atap yang komposisinya terdiri dari aspal atau bitumen serta bahan lain seperti pasir batu, alga coating, dan fiberglass. Atap yang satu ini juga dikenal dengan sebutan genteng aspal atau atap aspal.
Menurut sejarah, genteng bitumen mulanya berbentuk gulungan serta tidak terbuat dari batu-batuan. Atap yang mulai dikembangkan pada tahun 1893 ini mulai disebarluaskan tahun 1900. Namun pemberian perekat baru dilakukan pada sekitar tahun 1950an.
Bitumen sendiri merupakan cairan aspal yang didapatkan dari persenyawaan hidrokarbon serta memuat sedikit oksigen, klor, dan sulfur. Pada suhu ruang, aspal akan terlihat padat namun cairan ini hanya bersifat kental.
Baca juga: Kegunaan Fraksi Minyak Bumi Dan Urutannya
Rangka Atap Bitumen
Pada aplikasinya, rangka yang sering digunakan untuk genteng bitumen terbuat dari baja ringan. Untuk pembuatan rangka genteng aspal biasanya membutuhkan baja ringan canal C dengan ketebalan 0.755 mm serta reng setebal 0.45 mm.
Agar rangka atap bitumen kokoh, pemasangan perlu memperhatikan standar yang telah ditentukan. Berikut ini beberapa poin yang perlu diperhatikan, terutama mengenai jarak:
2. Jarak reng atap yaitu 40,5 cm untuk penggunaan GRC board dengan ketebalan 9 mm
Baca juga: 6 Jenis Kayu Reng yang Cocok untuk Atap Bangunan
Penggunaan rangka baja ringan bisa mengurangi biaya pemasangan atap. Selain itu, rangka ini juga dianggap lebih tahan lama dibandingkan dengan rangka berbahan kayu.
Kemiringan Atap Bitumen
Selain memperhatikan jarak baja ringan untuk pemasangan rangka atap, aspek lain yang perlu diperhatikan adalah sudut kemiringan. Dengan sudut yang tepat, air dapat mengalir dengan mudah dan tidak menimbulkan endapan pada atap.
Sudut kemiringan standar untuk pemasangan atap bitumen berkisar antara 30 derajat hingga 90 derajat. Anda bisa menggunakan underlayment standard namun harganya cukup mahal, bahkan beberapa produsen tidak menggunakan pelindung alas ini.
Sebagai alternatif, Anda bisa menggunakan roofing felt atau kertas aspal pada kemiringan 45 derajat. Bahan ini dapat memangkas biaya underlayment standard
Keunggulan Atap Bitumen
Dibandingkan dengan beberapa jenis atap lain, atap bitumen memiliki sejumlah keunggulan. Berikut ini ragam kelebihan genteng aspal yang perlu Anda ketahui:
1. Memiliki Daya Tahan yang Baik
Kelebihan utama dari jenis atap bitumen adalah ketahanan terhadap api, air, dan angin. Tentu saja genteng ini bisa jadi pilihan yang tepat bagi pemilik rumah yang ingin membangun hunian di daerah dengan curah hujan tinggi maupun rawan angin kencang.
2. Usia Pakai Relatif Panjang
Biasanya produk genteng bitumen memiliki garansi antara 20 hingga 30 tahun. Bangunan yang memiliki spesifikasi tinggi serta hanya menggunakan bahan-bahan terbaik biasanya mengaplikasikan genteng bitumen untuk memberikan rasa aman dan nyaman.
3. Ringan
Dipadukan dengan rangka atap bitumen yang terbuat dari baja ringan, jenis atap yang satu ini tergolong ringan sehingga tidak membebani struktur rumah. Tidak mengherankan jika genteng aspal menjadi salah satu pilihan terbaik untuk pembuatan hunian.
4. Kedap Suara
Salah satu keunggulan atap bitumen yang cukup unik adalah kedap suara. Berbeda dengan genteng berbahan seng, pemakaian genteng ini bisa meredam suara bising air hujan sehingga Anda bisa beraktivitas dengan nyaman di dalam rumah.
Cara Memasang Atap Bitumen
Agar memberikan hasil terbaik, Anda perlu memperhatikan cara pemasangan atap bitumen dengan tepat. Sebelum memasang lembaran genteng, pastikan rangka baja ringan sudah terpasang sesuai standar. Berikut ini beberapa tahapan memasang atap bitumen:
Baca juga: Cara Menghitung Kebutuhan Genteng dan Tips Memilih Genteng
1. Tahap 1
Pada tahapan ini, Anda perlu memberikan lapisan pertama menggunakan multipleks dengan ketebalan minimal 9 mm. Pasang multipleks di atas reng dengan posisi 10 cm lebih maju dibandingkan lis plank. Pada ujung bawah multipleks dipasang flashing dengan bentuk U agar multipleks terlindung dari hujan.
Anda juga perlu memasang flashing berbentuk Z pada multipleks yang bertemu dengan dinding sopi-sopi. Pemasangan harus dilakukan dengan tepat dan rapi agar memberikan hasil sesuai keinginan.
2. Tahap 2
Setelah pemasangan multipleks, langkah selanjutnya adalah pemasangan pelapis underlayer. Untuk memilih underlayer yang tepat, Anda perlu mempertimbangkan kemiringan atap. Atap dengan kemiringan 15 derajat hingga 90 derajat membutuhkan underlayer berbahan geotextile.
Sedangkan untuk atap dengan sudut kemiringan hingga 15 derajat dapat menggunakan bahan jenis torching dengan ketebalan minimal 2 mm. Tujuannya adalah agar endapan air tidak menimbulkan kerusakan pada lapisan.
3. Tahap 3
Tahapan selanjutnya adalah pemasangan Starter CTI dengan menggunakan lembaran genteng CTI. Lembaran ini dipasang berderet secara horizontal. Pemasangan starter CTI berfungsi untuk menutupi celah antar daun bitumen serta meluruskan pasangan genteng.
Untuk atap dengan kemiringan lebih dari 15 derajat, starter CTI dipasang dengan cara dipaku. Sedangkan untuk genteng landai, pemasangan starter CTI dilakukan dengan cara ditempel pada permukaan membran yang telah dibakar.
4. Tahap 4
Pada tahapan ini, Anda bisa mulai memasang genteng CTI yang dimulai dari bawah ke atas. Pemasangan bisa dilakukan dengan cara dipaku untuk atap miring atau ditempel untuk atap landai.
5. Tahap 5
Tahapan terakhir adalah pemotongan CTI menjadi 3 bagian untuk batasan parit. Pemasangan dilakukan dengan cara ditumpuk dan dipaku. Pemasangan harus dilakukan dengan rapi agar hasil akhir terlihat menarik.
Harga Atap Bitumen
Dibandingkan dengan jenis genteng lainnya, atap bitumen hadir dengan harga yang lebih mahal. Bagi Anda yang tertarik untuk membeli, berikut ini referensi harga yang Anda butuhkan. Harga di toko mungkin berbeda dengan yang tertera di bawah ini.
- Atap Onduline bitumen bergelombang: Rp 156.000 per 6,5 kg
- Atap Bitumen Tegola: Rp 365.000 per meter
- Atap Bitumen CTI CT3: Rp 150.000 per 10 kg
- Bitumen Tegola Ecoroof: Rp 170.000 per meter
- Bitumen Top Shingle: Rp 195.000 per meter
- Bituline P300: RP 735.000
Kendati mahal, atap bitumen mampu menawarkan beragam keunggulan. Padukan dengan rangka atap bitumen berbahan baja ringan untuk mendapatkan hasil terbaik.
0 Response to "Mengenal Atap Bitumen: Pengertian, Rangka, Kemiringan, Keunggulan dan Harganya"
Posting Komentar