Sebagai bagian dari budaya, sketsa rumah adat di Indonesia memiliki bentuk-bentuk beragam dan unik. Terbagi menjadi ribuan suku adat, mungkin masih banyak masyarakat yang belum tahu bentuk tiap-tiap rumah adat di Indonesia.
Beberapa orang barangkali pernah melihat melalui gambar atau internet, tetapi akan lebih memuaskan lagi ketika dapat menyaksikan langsung dengan mata kepala sendiri.
Rumah Adat Gadang |
Sketsa Rumah Adat di Indonesia
Sebagai negara kepulauan yang memiliki beragam budaya, Indonesia dengan setiap provinsinya mempunyai perbedaan budaya termasuk dalam hal bentuk dari rumah adat.
Beberapa penjelasan di bawah ini adalah deskripsi singkat mengenai rumah-rumah adat di Indonesia beserta gambar dan sketsa desainnya.
1. Rumah Adat Krong Bade (Aceh)
Desain rumah adat Aceh ini bentuknya memanjang dari timur ke barat seperti persegi panjang. Di depan rumah terdapat tangga untuk masuk ke dalam. Tangga di rumah adat ini umumnya berjumlah ganjil, mulai tujuh hingga sembilan anak tangga.
2. Rumah Bolon (Sumatera Utara)
Rumah ini memiliki dua bagian berbeda, yakni Jabu Bolon dan Jabu Parsakitan. Jabu Bolon untuk keluarga besar, sementara Jabu Parsakitan menjadi tempat membicarakan masalah adat. Rumah ini tidak memiliki sekat antar-ruangan, maka semua anggota keluarga tidur bersama di ruangan besar.
3. Rumah Gadang (Sumatera Barat)
Rumah ini tampak mewah karena bentuk atapnya yang meruncing dan menjulang ke atas. Rumah ini terbuat dari ijuk dan berbentuk seperti tanduk kerbau sebagai lambang kemenangan suku Minang saat lomba adu kerbau di Jawa.
4. Rumah Selaso Jatuh Kembar (Riau)
Rumah ini memiliki dua selasar. Namun masyarakat Riau tidak menjadikan ini sebagai tempat tinggal mereka, melainkan hanya untuk keperluan acara adat.
5. Rumah Nuwo Sesat (Lampung)
Ciri khas rumah ini adalah berbentuk panggung dengan ornamen khas di sisi-sisinya. Umumnya rumah ini sangat luas dan tidak dibangun untuk tempat tinggal, melainkan untuk keperluan upacara adat dan musyawarah saja.
6. Rumah Limas (Sumatera Selatan)
Rumah ini berbentuk sesuai namanya, mirip limas. Tamu yang datang wajib singgah ke teras atau ruang atas. Hal ini ialah tradisi untuk tetap merasakan budaya yang juga terlihat melalui ukiran di dalamnya.
7. Rumah Baduy (Banten)
Rumah ini menjadi tempat tinggal suku Baduy yang adalah suku asli provinsi ini. Umumnya masyarakat membangun rumah dengan bambu dan membuat atap dengan ijuk. Asas kekeluargaan kental membuat mereka membangun rumah dengan cara gotong royong.
8. Rumah Kebaya (DKI Jakarta)
Rumah ini memiliki corak khas suku Betawi. Atapnya mirip pelana terlipat dan corak khasnya mirip seperti kebaya. Terasnya luas, bertujuan untuk tempat bersantai bagi keluarga dan menyambut tamu.
9. Rumah Kasepuhan (Jawa Barat)
Rumah ini menjadi peninggalan Kerajaan Islam di daerah ini. Sering disebut Keraton Kasepuhan, rumah ini adalah perluasan dari Keraton Pakungwati. Karena itu, pintu utama keratonnya nampak menawan dan unik.
Bagian depan rumah joglo terdapat pendopo untuk tempat menjamu tamu. Rumah adat ini mempunyai tiang penopang sebanyak empat. Anda juga dapat menyaksikan sentuhan kejawen ala suku Jawa di setiap sisi rumah.
11. Rumah Panjang (Kalimantan Barat)
Rumah ini memiliki ukuran sangat besar dan ada dua bagian, yakni bangunan bawah dan bangunan atas. Rumah ini unik sebab ada kesan tradisional dan modern yang berpadu.
12. Rumah Lamin (Kalimantan Timur)
Rumah ini tidak kalah unik, sebab arsitektur dan luas bangunannya menjadi khas rumah lamin. Atap rumah memiliki ornamen berupa kepala naga berbahan kayu. Di setiap sisi juga ada ukiran serta lukisan budaya khas Kalimantan Timur.
13. Rumah Bubungan Tinggi (Kalimantan Selatan)
Konsep rumah ini ialah panggung dan berbahan kayu ulin. Rumah ini dibangun dengan ketahanan kuat dan semakin kuat bila terkena air. Atap inipun kemiringannya 45 derajat yang membuatnya tampak lebih unik.
14. Rumah Betang (Kalimantan Tengah)
Rumah ini memiliki panggung dengan kayu tinggi yang menopangnya agar rumah terhindar dari banjir. Sebab ukurannya yang panjang dan besar, kapasitas penghuni bisa mencapai 150 orang.
15. Rumah Baloy (Kalimantan Utara)
Rumah adat ini juga sangat unik, sebab harus menghadap ke utara namun pintu utama ada di arah sebaliknya, yakni selatan. Rumah ini memiliki empat bagian, yakni lamin dalom, ambir tengah, ambir kanan, serta ambir kiri.
16. Rumah Boyang (Sulawesi Barat)
Sketsa rumah adat ini memiliki konsep panggung dengan adanya tiang-tiang penopang. Tiang ini tidak menancap ke tanah tetapi berdiri di atas batu untuk mencegah rumah tidak tumbang.
17. Rumah Souraja (Sulawesi Tengah)
Rumah adat provinsi ini mempunyai tiga ruangan, terdiri dari ruang depan untuk menerima tamu, ruang tengah sebagai ruang tamu agar penghuni dapat saling mengakrabkan diri, serta ruang rahasia
18. Rumah Walewangko (Sulawesi Utara)
Rumah ini ialah rumah adat yang banyak di Sulawesi Utara. Seperti rumah adat lain, rumah ini berarsitektur unik dan memiliki filosofi kental yang berkaitan dengan penduduknya.
19. Rumah Buton (Sulawesi Tenggara)
Rumah ini memiliki tiga bagian sesuai strata pemiliknya. Strata pertama ialah Kamali (Malige) untuk tempat tinggal keluarga sultan. Selanjutnya Tare Pata pale untuk pejabat pengadilan. Kemudian Tare Talu Pale untuk masyarakat biasa.
20. Rumah Tongkonan (Sulawesi Selatan)
Rumah adat ini cukup terkenal sebagai rumah adat suku Toraja di Sulawesi Selatan. Rumah ini berfungsi untuk tempat tinggal dan juga lokasi acara adat.
21. Rumah Gapura Candi Bentar (Bali)
22. Rumah Musalaki (NTT)
Rumah ini menjadi tempat tinggal pemimpin daerah atau kepala suku, serta dijadikan tempat untuk menggelar upacara adat dan mengadakan musyawarah serta ritual. Rumah ini dibangun di atas batu besar sebagai pondasi, agar terhindar dari risiko retak saat ada bencana alam.
23. Rumah Dalam Loka (NTB)
Sketsa rumah adat ini tampak megah dan besar sebab menjadi kediaman raja di daerah ini. Di dalam rumah cuma terdapat satu pintu besar untuk akses keluar dan masuk.
24. Rumah Baileo (Maluku)
Rumah ini tidak kalah unik, sebab rumah ini bentuknya panggung. Sebagai penyangga, terdapat sembilan tiang lengkap dengan batu pamali. Umumnya, masyarakat menjadikan batu sebagai tempat menaruh sesajen untuk roh leluhur.
25. Rumah Adat Papua/Irian Jaya - Honai
Rumah adat terakhir ini berbentuk kerucut pada bagian atapnya yang ditutupi dengan jerami kirim. Itu membuatnya tampak seperti batok kelapa, dibuat tidak terlalu tinggi untuk bisa menjadikan bagian dalam terasa hangat.
26. Rumah Adat Dulohupa - Gorontalo
Rumah adat ini berbentuk rumah panggung yang menggambarkan sebuah badan manusia. Atap menggambarkan kepala, badan rumah menggambarkan badan, sedangkan bagian pilar penyangga rumah menggambarkan kaki.
Selain itu, bentuk rumah ini digunakan sebagai trik agar air tidak masuk ke dalam rumah saat banjir datang. Rumah adat Dulohupa dibangun berlandaskan prinsip-prinsip dan kepercayaan. Atap terdiri dari tiga bagian, yaitu:
- Atap pelana yang terbuat dari jerami terbaik berbentuk atap segitiga bersusun dua yang menggambarkan syariat dan adat penduduk Gorontalo.
- Atap bagian atas menggambarkan kepercayaan penduduk Gorontalo terhadap Tuhan YME dan agama merupakan kepentingan utama di atas yang lainnya.
- Atap bagian bawah menggambarkan kepercayaan penduduk Gorontalo terhadap adat istiadat serta budaya.
Pada bagian dalam rumah adat Dulohupa bergaya terbuka karena tidak banyak terdapat partisi.
27. Rumah Adat Kajang Leko - Jambi
Rumah adat ini berasal dari Provinsi Jambi. Keunikan dari rumah adat Kajang Leko adalah bentuk bubungannya yang menyerupai perahu. Berusia lebih dari ratusan tahun rumah panggung ini dipilih sebagai lambang/simbol hunian dan rumah adat dari Provinsi Jambi pada sayembara “Sepucuk Jambi Sembilan Lurah” yang adakan Gubernur Jatim pada tahun 70-an.
Setelah melihat 27 sketsa rumah adat di atas, mana desain paling unik menurut Anda? Tulisan ini diharapkan mampu memberi manfaat bagi Anda, baik dari segi pengetahuan maupun referensi untuk membangun rumah-rumah unik tersebut di masa depan.
0 Response to "Warna Warni Sketsa Rumah Adat di Indonesia"
Posting Komentar