Masjid merupakan salah satu bangunan yang sangat populer di Indonesia. Karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, tidak heran jika masjid sangat mudah ditemui dimanapun. Pernahkah Anda memperhatikan bentuk atap masjid yang ada di Indonesia?
Jika diperhatikan dengan lebih dekat, Anda akan melihat beberapa ciri khas
yang dimiliki oleh masjid yang ada di Indonesia. Ciri khas tersebut membuat
bangunan masjid yang ada di negara ini terlihat berbeda dari bangunan
masjid yang ada di berbagai negara lainnya. Apa saja ciri khasnya?
Ciri-Ciri Atap Masjid di Indonesia dan Filosofinya
Ciri khas yang paling menonjol bisa Anda temukan di bagian atap bangunan
masjid. Sebenarnya Anda juga akan menemukan perbedaan pada bentuk
bangunannya. Tapi kali ini coba cermati bagian yang paling menonjol, yaitu
bagian atap masjid terlebih dahulu. Ciri atap masjid di Indonesia adalah:
1. Bentuk yang bersusun
Atap atau kubah masjid di Indonesia mempunyai bentuk bersusun. Bagian kubah yang paling bawah mempunyai ukuran yang lebih besar sedangkan beberapa bagian di atasnya berukuran lebih kecil. Semakin ke atas, ukuran kubah masjid juga semakin mengecil.
Selain bentuknya yang bersusun dan ukurannya yang semakin mengecil, ciri khas lainnya terdapat pada bentuk kubah yang paling atas. Biasanya, kubah masjid yang posisinya paling atas atau di puncak mempunyai bentuk limas.
Baca juga: Standar Dudukan Kubah Masjid yang Ideal
2. Jumlah atap ganjil
Pernah menghitung berapa jumlah atap atau kubah masjid? Sebagian besar bangunan masjid yang ada di Indonesia mempunyai atap atau kubah yang jumlahnya ganjil. Hal ini mengingatkan para penduduk Indonesia pada atap candi dengan denah bujur sangkar.
Atap candi tersebut juga selalu bersusun dan mempunyai stupa di bagian
puncaknya. Adakalanya, susunan atap candi berbentuk menyerupai payung yang
terbuka. Bentuk atap masjid seperti itu sudah terpengaruh
oleh budaya Hindu Buddha.
3. Mempunyai menara
Ciri khas yang ketiga ini memang tidak ditemukan di seluruh bangunan masjid yang ada di Indonesia. Tapi beberapa bangunan masjid yang ada di Indonesia dilengkapi dengan kubah dan menara masjid. Menara ini dirancang dengan tujuan tertentu.
Menara yang ditambahkan untuk melengkapi atap atau kubah masjid dirancang
sebagai tempat bagi muadzin untuk memukul bedug serta untuk menyuarakan
adzan.
Kelebihan dan Kekurangan Kubah Masjid Indonesia
Kubah masjid di Indonesia bisa terbuat dari berbagai bahan yang berbeda. Setiap bahan pembuatan kubah masjid tersebut mempunyai kelebihan serta kekurangan. Berikut ini berbagai jenis kubah masjid di Indonesia berdasarkan bahan pembuatannya, lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya.
1. Kubah beton
Bahan pembuatan kubah masjid yang satu ini adalah beton yang merupakan
campuran beberapa bahan seperti air, semen, dan pasir. Beton sendiri
merupakan salah satu bahan bangunan yang telah banyak digunakan sejak zaman
dahulu.
Kekuatan kubah masjid yang terbuat dari beton tidak perlu diragukan lagi.
Keunggulan kubah masjid yang terbuat dari beton adalah lebih kuat
dibandingkan dengan berbagai jenis bahan bangunan lain yang digunakan untuk
membuat kubah masjid.
Kelebihan Kubah Beton |
Kekurangan Kubah Beton |
Jauh lebih kuat dibandingkan dengan kubah masjid yang terbuat dari bahan lainnya. |
Bobotnya sangat berat, bahkan bisa mencapai 50 ton. |
Awet dan tahan lama. |
Jika pondasi masjid lemah, kubah beton bisa membahayakan orang yang ada dalam masjid. |
Apabila terjadi kebocoran pada kubah beton, bahan beton lebih sulit ditambal. |
2. Kubah GRC
Bahan GRC atau glass fiber reinforced concrete, merupakan bahan lain yang
digunakan untuk membangun kubah masjid. Bahan yang satu ini terdiri dari
campuran semen dan serat kaca. Saat ini sudah banyak masjid yang
menggunakan kubah GRC karena kecantikannya yang tak tertandingi.
Kelebihan Kubah GRC |
Kekurangan Kubah GRC |
Mempunyai penampilan yang lebih cantik dibandingkan dengan bahan kubah beton. |
Mengharuskan pondasi masjid yang kuat dan kokoh agar kubah GRC bisa berdiri kokoh. |
Lebih ringan dibandingkan dengan kubah beton sehingga lebih aman untuk digunakan. |
Kurang cocok untuk masjid yang ada di daerah pegunungan atau di daerah rawan. |
3. Kubah stainless steel
Stainless steel yang digunakan untuk mendirikan kubah masjid terbuat dari
campuran bahan besi dan kromium. Anda pasti sudah tidak asing dengan masjid
yang mempunyai kubah stainless steel. Nama lain kubah stainless steel
adalah kubah anti karat.
Kelebihan Kubah Stainless Steel |
Kekurangan Kubah Stainless Steel |
Kubah yang sangat ringan karena terbuat dari bahan stainless steel atau baja |
Kurang cocok untuk masjid dengan desain bangunan yang unik serta warna yang mencolok. |
Harga kubah stainless steel masih terjangkau. |
Kubah dari bahan stainless steel tidak cocok untuk dicat. |
Sangat cocok untuk membangun masjid dengan tema minimalis. |
4. Kubah galvalum
Ada lagi jenis kubah lain yang sering digunakan di masjid Indonesia.
Galvalum merupakan bahan baja yang ringan dan dibuat dari seng, aluminium,
silikon, serta zincalume. Jenis kubah galvalum biasanya mempunyai
rangka galvanis dan selimut berupa baja galvalum.
Kelebihan Kubah Galvalum |
Kekurangan Kubah Galvalum |
Mempunyai kekuatan yang hebat untuk menahan panas dan bencana alam. |
Kekuatannya masih di bawah kubah masjid yang terbuat dari bahan semen. |
Tahan terhadap karat dan korosi, cocok untuk menggantikan atap yang terbuat dari bahan seng. |
|
Warna kubah galvalum bisa tahan sampai puluhan tahun. |
Perkembangan Bentuk Atap Masjid Kuno Hingga Modern di Indonesia
Pada abad yang ke-15, sebagian besar warga Indonesia masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit sehingga mayoritas penduduk nusantara menganut agama Hindu. Itulah sebabnya banyak bangunan masjid yang dibangun menyerupai bangunan dari Kerajaan Majapahit.
Tujuannya adalah bangunan masjid tersebut bisa diterima oleh warga sekitar.
Selain itu, masjid juga dibangun dengan nuansa adat dari daerah setempat.
Contohnya saja Masjid Agung Demak yang mempunyai arsitektur campuran Hindu,
Jawa, dan Islam.
Penggunaan kubah pada masjid baru dikenal oleh warga Indonesia pada abad
yang ke-18. Di tanah Jawa, kubah masjid baru dikenal pada abad ke-20.
Masjid di Indonesia mulai mengadopsi kubah pada tahun 1833 hingga 1843 di
bawah kekuasaan Raja Abdul Rahman.
--
Saat ini, banyak masjid di Indonesia sudah dilengkapi dengan bentuk atap masjid yang menarik dan mempunyai sejarah yang sebaiknya Anda pahami.
0 Response to "3 Ciri Khas Bentuk Atap Masjid Indonesia, Perkembangan, dan Kelebihan Serta Kekurangan"
Posting Komentar