Tahapan proses pekerjaan proyek konstruksi skala besar membutuhkan perencanaan yang matang. Tahapan awal yang perlu dilakukan adalah pembersihan lahan. Setelah land clearing, biasanya akan dilakukan proses pemadatan tanah agar sebuah bangunan konstruksi nantinya bisa stabil berdiri di atas sebuah lahan. Apalagi jika bangunan tersebut merupakan gedung bertingkat, jalan raya, bandara, dan konstruksi besar lainnya. Nah, baru setelah itu pekerjaan pondasi dilakukan.
Secara khusus, pada artikel ini akan dijelaskan mengenai apa itu pemadatan tanah, fungsi dan tujuannya, alat pemadat tanah yang bisa digunakan, dan proses tahapannya. Selangkapnya silahkan dibaca pada penjelasan di bawah ini, ya.
Apa itu Pemadatan Tanah?
Pemadatan tanah adalah proses meningkatkan kerapatan tanah dengan menggunakan energi mekanis guna menghasilkan kemampatan partikel tanah.
Suatu jenis tanah yang dipadatkan dengan daya pemadatan tertentu, kepadatan yang dicapai tergantung pada banyaknya kandungan kadar air tanah tersebut.
Fungsi Pemadatan Tanah
Sudah singgung sebelumnya tujuan dari aktivitas pemadatan tanah ini. Namun, secara lengkap fungsi dari pemadatan tanah adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan kekuatan tanah sehingga tanah memiliki kestabilan yang baik untuk menopang beban konstruksi.
- Memperkecil daya rembes air.
- Mengurangi permeabilitas dan kompresibilitas atau penurunan beban
- Mengurangi sifat kembang susut pada beberapa jenis tanah, seperti tanah lempung, gambut, dan lain sebagainya.
- Mengurangi adanya risiko perubahan volume karena perubahan kadar air dalam tanah.
- Memperbaiki mutu atau kualitas tanah sehingga memiliki daya dukung tanah yang bagus.
Tahapan Proses Pemadatan Tanah
Pada intinya proses pemadatan tanah adalah memberikan energi mekanik dinamis secara berulang. Aktivitas ini akan membuat udara dalam tanah berkurang sehingga kerapatan tanah bertambah. Dengan begitu, lahan konstruksi tersebut tidak akan mudah bergeser meskipun terkena air dalam jumlah yang banyak.
Sebelum melakukan pemadatan tanah biasanya pihak kontraktor akan mempersiapkan lahan. Jika diperlukan land clearing, maka kontraktor akan membersihkan lahan dari tanaman atau pepohonan dan menyingkirkan bebatuan.
Setelah dilakukan land clearing, kontraktor kemudian melanjutkannya dengan proses perataan dengan menutup lubang-lubang yang ada di permukaan. Selanjutnya, kontraktor baru dapat melanjutkan ke tahapan pemadatan tanah dengan menggilas tanah, memukul maupun mengolah tanah tersebut.
Semakin tebal tanah yang akan dipadatkan, alat pemadat yaang digunakan semakin berat. Agar hasilnya maksimum, biasanya akan dilakukan pengujian kadar air terlebih dahulu.
Faktor yang Mempengaruhi Proses Pemadatan Tanah
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pemadatan tanah, yaitu meliputi:
- Kadar air dalam tanah yang dipadatkan
- Jenis tanah
- Luas permukaan tanah yang menerima tekanan dalam proses pemadatan
- Ketebalan lapisan tanah yang dipadatkan;
- Jumlah lintasan alat pemadat, misalnya 15 lintasan atau 20 lintasan.
Faktor-faktor tersebut dapat menentukan lamanya proses pemadatan dan juga jenis alat pemadat yang digunakan.
Sebagai contoh, jenis tanah kering akan membuat proses pemadatan lebih sulit dilakukan. Oleh karenanya, pekerja akan menambahkan air dalam proses pemadatannya supaya diperoleh kadar air optimal sehingga hasil pemadatan tanah dapat dilakukan secara maksimal.
Alat untuk Pemadatan Tanah
Dalam dunia teknik sipil, terdapat beberapa alat yang bisa digunakan untuk membantu proses pemadatan. Jenis alat-alat pemadat tanah masing-masing memiliki volume yang berbeda-beda. Tentu saja, perlatan pemadat tanah tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut:
1. Alat pemadatan tanah berbantuan tangan
Selain alat mekanik, peralatan pemadat tanah juga ada yang manual. Alat ini berupa beton cor yang dilengkapi pegangan sehingga digunakan dengan cara menumbukkannya ke permukaan tanah yang hendak dipadatkan.
Tentu saja alat pemadat tanah ini sangat mengandalkan kekuatan pekerja. Alat ini masih banyak digunakan di daerah-daerah terpencil yang dengan kondisi luas tanah yang terbatas. Sebagai contohnya, untuk mengerjakan pemadatan tanah pada proyek pondasi rumah sederhana.
Baca juga: Cara Praktis Menghitung Luas Tanah atau Lahan
2. Stamper kuda atau Rammer
Alat pemadat tanah selanjutnya adalah stamper kuda atau rammer. Alat terbilang lebih canggih yang bisa dioperasikan oleh satu orang.
Stamper kuda memiliki daya tekan untuk memadatkan tanah. Kecepatan dan ukuran mesin stamper kuda ini bervariasi, dengan ukuran platnya 15x15 cm, 20x20 cm, dan seterusnya.
Begitu pula dengan bahan bakar yang digunakan bervariasi, ada yang menggunakan solar dan ada pula yang memakai bensin.
Tentu saja dengan mesin ini, pekerjaan pemadatan tanah menjadi lebih cepat dan lebih mudahkan pekerja dibandingkan ketika harus menggunakan peralatan pemadat tanah manual. Stamper kuda ini sering dipilih untuk pemadatan tanah untuk daerah yang sulit dijangkau alat berat.
3. Pneumatic Tired Roller (PTR)
Peralatan pemadat tanah ini dilengkapi dengan roda-roda penggilas berupa ban karet. Susunan roda-roda tersebut tersusun secara berselang-seling seperti yang tampak pada gambar di atas. Degan susunan seperti itu, maka tanah yang tidak tergilas roda bagian muka (depan) dapat tergilas dengan roda di bagian belakang.
Pada PTR ini, keunggulannya adalah dapat diatur tekanan yang diinginkan untuk menggilas permukaan tanah sesuai dengan kebutuhan. Besaran tekanan dapat diatur dengan mengubah tekanan ban. Alat berat ini sangat cocok digunakan untuk memadatkan tanah granular, tanah lempung dan jenis tanah pasir.
Jenis alat pemadat tanah ini sangat cocok digunakan untuk tanah berkarakteristik granular, pasir dan lempung.
4. Three Wheel Roller
Alat untuk pemadatan tanah selanjutnya adalah three wheel roller yang biasanya digunakan pada jenis material tanah dengan butir-butir kasar.
Sesuai dengan namanya, alat berat ini memiliki roda berjumlah tiga dengan bentuk silinder. Roda ini terbuat dari baja di mana bagian dalamnya bisa diisi dengan pasir, minyak atau air sehingga diperoleh berat yang dibutuhkan. Roda-roda penggilas pada three wheel roller ini memiliki bobot sekitar 6 ton sampai 12 ton.
5. Stamper Kodok atau Plate Compactor
Stamper kodok atau plate compactor dapat digunakan untuk memadatkan tanah dengan cara vibrasi atau getaran.
Alat pemadat ini tidak hanya bisa digunakan untuk memadatkan tanah, melainkan juga biasa digunakan untuk memadatkan paving atau kerikil yang telah bercampur dengan aspal pada pekerjaan pengaspalan jalan.
Bahan bakar yang digunakan untuk mengoperasikan alat ini adalah bahan bakar bensin.
6. Vibro Roller
Seperti halnya stamper kodok, jenis alat pemadat tanah ini bekerja dengan cara vibrasi atau getaran. Bedanya, vibro roller memiliki fasilitas yang lebih lengkap. Dilengkapi dengan tangki yang bisa diisi air. Dengan tangki air tersebut area yang hendak dipadatkan dapat dibasahi sehingga tanah akan lebih mudah untuk dipadatkan.
Operator dapat menyesuaikan ketinggian pegangan sehingga proses pengerjaan pemadatan tanah lebih mudah dan nyaman. Dengan mesin ini, operator tidak hanya dapat memadatkan tanah, tetapi juga bisa memadatkan paving dan aspal di jalanan.
7. Tandem Roller
Tandem roller merupakan alat berat yang biasanya digunakan untuk menghaluskan dan memadatkan permukaan tanah, khususnya untuk proyek-proyek konstruksi berskala besar seperti bandara dan jalan tol. Alat ini digunakan untuk penggilasan akhir agar permukaan aspal menjadi lebih halus dan rata.
Terdapat dua jenis tandem roller, yaitu tandem roller dengan dua poros dan tandem roller dengan tiga poros. Bobotnya sendiri mulai dari 8 ton sampai dengan 14 ton.
Nah, itulah ulasan mengenai apa itu pemadatan tanah, proses, dan peralatan yang digunakan. Anda dapat memilih alat pemadatan tanah di atas sesuai dengan medan, kondisi tanah yang hendak dipadatkan dan tentunya anggaran yang telah disiapkan. Lakukanlah tahapan pemadatan tanah ini dengan baik agar hasil keseluruhan konstruksi dapat berdiri kuat dan tahan lama.
0 Response to "Pemadatan Tanah: Fungsi, Tahapan Proses, dan Alat yang Digunakan"
Posting Komentar