Transportasi bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan sebuah sistem tata kota. Salah satu konsep baru yang saat ini dikenal dalam pembangunan tata kota berkaitan dengan sistem transportasi adalah Transit Oriented Development. TOD adalah konsep pembangunan kawasan yang mengutamakan perbaikan di sekitar titik transit dengan radius jarak yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki.
Dengan sistem Transit Oriented Development (TOD) ini, kawasan perumahan, wilayah bisnis, dan akan saling terintegrasi dengan baik oleh sarana transportasi umum yang beragam. Dengan begitu, masyarakat akan lebih memilih untuk menggunakan transportasi umum dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi. Tak hanya itu, tujuan dari TOD adalah untuk mempermudah pergerakan masyarakat dari satu tempat ke tempat lainnya sekaligus untuk menghindari terjadinya kemacetan di kota.
Apa itu TOD?
Transit Oriented Development atau TOD adalah pengembangan tata guna lahan yang ditujukan untuk membangun jasa transportasi publik yang nyaman, aman, dan banyak pilihan. Sebuah kawasan yang membutuhkan TOD ini merupakan wilayah-wilayah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, di mana kawasan tersebut merupakan mixed-use yang terdiri dari perumahan, tempat bekerja, pusat perbelanjaan, dan sebagainya.
Dalam pengembangannya, kawasan TOD ini harus dibuat dengan menyediakan fasilitas-fasilitas pedestrian yang aman, nyaman, dan lingkungan yang menarik bagi pejalan kaki. Jika fasilitas ini tidak terpenuhi maka kawasan TOD tidak akan dimanfaatkan oleh masyarakat. Karena memang TOD ini berorientasi untuk mengajak masyarakat semangat berjalan kaki dan menggunakan layanan transportasi umum.
Tujuan TOD
Kualitas kehidupan kota yang semakin memburuk karena timbulnya kemacetan, sprawl, dan tata guna lahan yang tidak saling terintegrasi membuat konsep Transit Oriented Development ini muncul. Adapun tujuan TOD adalah:
- Menciptakan lingkungan yang nyaman, aman, menyenangkan bagi para penikmat pejalan kaki (walkable environment).
- Mencampurkan berbagai fungsi kegiatan dalam sebuah kawasan, sehingga perjalanan masyarakatnya menjadi lebih singkat dan cepat.
- Penduduk yang memiliki keterbatasan dalam menggunakan kendaraan pribadi (dikarenakan alasan ekonomi, golongan usia anak-anak atau lansia) tetap mempunyai akses ke berbagai tempat tujuan dan memenuhi kebutuhannya.
- Menghasilkan suatu kawasan yang mampu meminimalisir angka kecelakaan lalu lintas dan kriminalitas.
Sejarah Munculnya Konsep TOD
Pertama kali konsep TOD muncul digagas pada tahun 1990an oleh Peter Calthorpe, seorang ahli urban dan salah satu pendiri dari pergerakan urbanisme yang baru. Konsep TOD ini sebenarnya gagasan sederhana yang merupakan pengembangan dari beberapa konsep yang sudah ada sebelumnya, mislanya Pedestrian Pocket, Tradisional Neighborhood Development, Urban Villages, Compact Communities dan Transit Village.
Konsep TOD juga dipopulerkan oleh Ebenezer Howard di akhir abad 19 ketika muncul gerakan The Garden City Movement. Howard mengkampanyekan untuk kota-kota yang terlalu padat sebaiknya dilakukan upaya desentralisasi atau classic town plans yang diidentikan dengan pola grid dimana pola jalan radial menyatu di sebuah focal points atau town centers.
Prinsip dalam TOD
- Walk, yaitu tersedianya jalur pejalan kaki, fasilitas penyebrangan jalan, dan juta tempat berteduh.
- Cycle, yaitu tersedianya jaringan infrastruktur sepeda
- Transit, yaitu tersedianya halte atau stasiun transit yang memudahkan pejalan kaki menuju/menggunakan angkutan umum.
- Mix, yaitu kawasan yang akan dikembangkan TOD meliputi residential dan non-residential
- Density, yaitu meliputi kepadatan perumahan dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB).
Keunggulan Kualitas Ruang Publik Kota di Kawasan TOD
Jika sebuah kawasan sudah dibangun dengan konsep TOD, maka kualitas ruang publik kota tersebut memiliki kualitas yang berbeda dibandingkan kawasan lain dalam kota. Kualitas ruang publik kota tersebut memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
- Kelebihan yang dimiliki kawasan TOD adalah mengakomodasi aktivitas sosial informal yang terjadi secara spontan.
- Kualitas ruang publik pada kawasan TOD akan memiliki tingkat aksesibilitas yang baik, karena mengutamakan penggunaan transit dan berorientasi pedestrian.
- Tersedianya ruang publik yang nyaman secara fisik dan psikologis, merangsang aktivitas pengguna baik secara pasif maupun aktif di dalam interaksi sosialnya.
- Tersedianya berbagai tipe pemukiman di kawasan TOD yang mendukung peningkatan interaksi sosial.
- Penghuni kawasan TOD merasakan kenyamanan dan kemudahan dalam kehidupan sehari-hari.
- Kawasanya menjadi lebih tertata dan memiliki struktur yang jelas sehingga menghasilkan gambaran mental yang baik bagi penghunimya.
- Karakter ruang publik yang diusung dengan konsep TOD mampu meningkatkan keamanan dan interaksi sosial.
Jenis Tipologi Transit Oriented Development (TOD)
1. TOD Kota-Pusat Pelayanan Kota
Adalah transportasi pada kawasan ini melayani skala kota dengan berada di jalur sirkulasi utama seperti halte bus antar kota, kereta api (light rail maupun heavy rail), dan lain sebagainya.
Itulah ulasan mengenai Transit Oriented Development (TOD) yang merupakan salah satu konsep kota dengan desain ruang kota lebih hidup dan berorientasi pada pejalan kaki dan pengguna transportasi publik.
0 Response to "Mengenal Transit Oriented Development (TOD), Sejarah, Tujuan, Keunggulan, dan Jenis Tipologinya"
Posting Komentar