Tanah yang dimiliki oleh pemiliknya tidak selalu berukuran persegi atau persegi panjang yang cukup mudah untuk dihitung luasnya. Ada bentuknya yang tidak beraturan. Oleh karenanya, dibutuhkan ilmu ukur tanah poligon yang mampu mengukur tanah dengan baik dan menghasilkan hasil pengukuran yang akurat.
Teknik pengukuran dengan metode poligon ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu poligon tertutup dan poligon terbuka. Peggunanya tergantung dari medan dan situasi lapangan. Nah, untuk selengkapnya, dapat Anda simak sampai selesai penjelasan di bawah ini.
Apa itu Ilmu Ukur Tanah Poligon?
Ilmu ukur tanah poligon adalah metode untuk menentukan posisi horizontal dari serangkaian titik-titik yang dihubungkan dengan garis lurus pada tanah yang diukur sehingge terbentuk segi banyak. Cara mengukurnya dilakukan dengan pengukuran sudut dan jarak.
Ilmu ukur tanah poligon ini banyak digunakan pada pemetaan suatu wilayah. Dari hasil pemetaan tersebut nantinya akan didapatkan data-data lapangan berupa koordinat kartesius tegak lurus (x,y) di bidang datar. Di mana sumbu x menggambarkan arah timur-barat sedangkan sumbu y menggambarkan arah utara-selatan.
Pada pekerjaan pemetaan atau pembuatan peta, titik-titik poligon tersebut mewakili bangunan-bangunan buatan manusia yang meliputi jembatan, jalan raya, dan lain sebagainya, ataupun benda-benda alam yang sedarinya dulu sudah ada, seperti danau, bukit, sungai, dan lain sebagainya.
Adapun peralatan yang biasanya digunakan untuk pekerjaan pemetaan dengan ilmu ukur tanah poligon adalah theodolit dan rambu ukur. Selain itu, ada juga statif, formulir ukur, alat tulis dan payung. Jika ingin menggunakan teknologi terbaru, bisa menggunakan Total Station yang mampu melakukan pencatatan data secara otomatis.
Jenis Metode Poligon Pengukuran Tanah
Menurut bentuknya poligon untuk mengukur tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Poligon Tertutup
Poligon tertutup adalah suatu poligon yang memiliki kerangka dasar pengukuran tanah dengan diawali titik sampai titik akhirnya mempunyai posisi yang sama atau berhimpit sehingga membentuk segi banyak yang menutup.
Arti menutup adalah apabila mulai dari titik 1 kemudian ke titik 2,3, dan ke-n berikutnya akan kembali ke titik 1 lagi. Dengan begitu, akan terbentuk poligon segi banyak. Jadi, fungsi fungsi dari poligon tertutup adalah digunakan untuk mengkoreksi besaran sudut pada tiap segi banyak tersebut, yang seperti tampak pada gambar berikut:
Gambar poligon di atas mempunyai segi 6. Jika diformulasikan dalam bentuk matematis maka untuk menghitung jumlah keseluruhan sudut dala, bisa digunakan rumus (n-2)x180.
Jadi, jumlah sudut dalam pada poligon segienam adalah (6-2)x180 = 720 derajat.
Berdasarkan fungsinya, poligon tertutup dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
- Poligon kerangka peta, dimana untuk menghasilkannya diharuskan memenuhi syarat berupa titik–titik yang cukup baik, dalam arti menjangkau semua wilayah.
- Poligon titik-titik pertolongan, dimana yang berfungsi sebagai titik-titik pertolongan untuk mengambil detail lapangan.
2. Poligon Terbuka
Poligon terbuka adalah suatu poligon dimana titik awal dan titik akhirnya tidak berhimpitan/menyatu. Jenis-jenis poligon terbuka adalah:
- Poligon terbuka terikat sempurna, yaitu, apabila poligon tersebut mempunyai data-data koordinat pada titik awal dan titik akhir berupa data koordinat dan elevasi (x,y,z).
- Poligon terbuka tidak terikat, yaitu apabila poligo tersebut hanya memiliki data koordinat dan elevasi pada titik awal saja.
Meskipun dikenal sebagai ilmu untuk mengukur jalan, sungai, maupun irigasi, namun poligon juga bisa digunakan untuk mengukur lahan terbuka. Yang dimaksud terbuka adalah poligon tersebut tidak mempunyai sudut dalam seperti pada poligon tertutup. Jadi, poligon terbuka menggambarkan pengukuran yang dimulai dari titik awal tapi tidak kembali ke titik awal seperti yang tampak pada gamnbar di bawah:
Mengenal Sudut-Sudut Dalam Pengukuran Poligon untuk Mengukur Tanah
Untuk memudahkan proses pengukuran tanah, maka sebelumnya harus dipahami sudut-sudut yang ada dalam pengukuran poligon, yaitu:
- Sudut dalam, yaitu selisih antara dua arah yang berlainan.
- Sudut arah (Azimuth), yaitu sudut yang dihitung terhadap arah utara magnetis, dimana arah ini berhimpit dengan sumbu Y pada peta.
Dalam pengukuran poligon, unsur-unsur yang harus dicari adalah semua jarak dan sudut (Di, βi). Agar memperoleh azimuth pada tiap sisi/sudut poligon, syaratnya harus diketahui azimuth awalnya (α1).
Nah, cara menentukan azimuth awal dapat dicari dengan langkah-langkah berikut ini:
- Sumbu I theodolit diletakkan dalam keadaan vertikal dengan bacaan sudut horisontal yang menunjukkan angka 00˚00’00” pada arah magnetis bumi.
- Putar alat theodolit dan kemudian arahkan ke titik P2 pada bacaan biasa.
- Balikkan teropong theodolit pada keadaan luar biasa (LB) dan kemudian akan didapatkan sudut yang dibentuk dengan arah titik.
Cara menghitung azimuth awal (α1) adalah dengan rumus:
α1 = (HB2 + (HLB2 – 180°)) / 2
Sedangkan untuk menentukan azimuth-azimuth selanjutnya dapat dihitung dengan rumus :
a. Pengukuran searah jarum jam :
α2 = α1 + 180º – ( β2 ± ∆fβ)
α3 = α2 + 180º – ( β3 ± ∆fβ)
b. Pengukuran berlawanan jarum jam :
α2 = α1 – 180º + ( β2 ± ∆fβ)
α3 = α2 – 180º + ( β3 ± ∆fβ)
Untuk mengetahui titik koodinat dalam sistem koodinat yang ada, maka poligon perlu dihubungkan dengan titik yang diketahui koodinatnya atau titik tetap (X1, Y1). Untuk menghitung koodinat dari unsur-unsur jarak dan sudut arah sebagai berikut :
X2 = X1 + D sin α1 ± ∆fx
Y2 = Y1 + D cos α1 ± ∆fy
Keterangan :
- α = azimuth
- D = jarak
- β = sudut dalam
- ∆fx = koreksi sumbu x
- ∆fy = korekai sunbu y
Jadi, untuk titik-titik berikutnya (titik P3) dihitung dari titik P2, titik P4 dihitung dari titik P3, titik P5 dihitung dari titik P4, dan seterusnya.
0 Response to "Apa itu Ilmu Ukur Tanah Poligon? Ini Penjelasan Lengkapnya"
Posting Komentar