Bangunan ramah lingkungan saat ini tengah digaungkan. Tujuannya tak lain untuk mengurangi dampak proyek konstruksi terhadap lingkungan, seperti pencemaran limbah konstruksi. Pemilihan material bangunan ramah lingkungan menjadi salah satu jalan yang bisa ditempuh untuk mewujudkan misi tersebut.
Material bangunan ramah lingkungan atau Bahasa Inggrisnya disebut Green Material merupakan produk material bangunan yang apabila digunakan dan/atau kemudian dibuang, karena sisa ataupun sudah usang, tidak akan menimbulkan kerusakan lingkungan.
Lalu, apa saja sebenarnya material bangunan ramah lingkungan tersebut? Baca selengkapnya pada artikel di bawah ini, ya.
Mengapa Memilih Material Bangunan Ramah Lingkungan itu Penting?
Hasil konstruksi bangunan ramah lingkungan dikenal dengan sebutan konstruksi hijau (green construction), yang harus memperhatikan lingkungan pada seluruh tahapan konstruksi dari awal hingga akhir.
Tahap awal, yaitu perencanaan, harus memperhatikan desain bangunan yang hemat energi, yaitu sistem bangunan dibuat agar mampu mengurangi pemakaian listrik untuk pencahayaan dan tata udara. Kemudian, penggunaan berbagai material struktur yang digunakan berupa limbah sebagai salah satu komponennya. Sebagai contohnya adalah penggunaan flyash dan silica fume pada proses produksi beton pracetak atau precast.
Nah, sebenarnya kenapa sih sebaiknya kita menggunakan material bangunan ramah lingkungan? Berikut ini adalah sejumlah alasannya:
1. Meminimalisir Dampak Kerusakan Lingkungan
Proyek konstruksi yang dibangun dengan material ramah lingkungan sudah barang tentu dapat meminimalisir kerusakan terhadap lingkungan. Baik itu dapat mengurangi timbulnya pencemaran air, pencemaran tanah, polusi udara, dan atau bahkan limbah B3.
2. Menyehatkan Penghuni Dan Bumi
Tidak sedikit material bangunan yang dijual di toko banbunan dapat menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan. Sebagai contohnya, material asbes dapat mengganggu saluran pernapasan apabila terapar secara terus menerus. Kondisi ini dikenal dengan penyakit asbestosis.
Selain itu, limbah material yang tidak ramah lingkungan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan yang tidak baik untuk bumi. Sebagai contohnya, material-material yang tidak dapat didaur ulang.
3. Kuat
Beberapa material bangunan ramah lingkungan memiliki kekuatan yang bagus. Misalnya, baja. Selain kuat, baja memang bukan material yang tak terbarukan, namun dapat didaur ulang menjadi baja baru setelah mengalami proses peleburan dan pencetakkan.
4. Lebih Efisien
Beberapa material bangunan ramah lingkungan dapat mempermudah pekerja untuk menyelesaikan proyek bangunannya.
Misalnya, beton precast yang siap pakai untuk digunakan sebagai dinding luar, panel gipsum untuk dinding dalam dna juga plafon, baja ringan untuk atap dan kanopi, dan lain sebagainya.
Material-material tersebut dikenal dengan sebutan material bangunan modular yang biasanya dibuat dalam bentuk bagian-bagian komponen (modular) sehingga dapat dirakit membentuk struktur bangunan.
Karena itulah, penggunaan material bangunan modular tersebut dapat membuat pekerjaan konstruksi jauh lebih efisien, material tidak banyak terbuang, sehingga limbah konstruksi lebih sedikit.
Ciri-Ciri Material Bangunan Ramah Lingkungan
Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut;
- Tidak mengandung ataupun menimbulkan racun atau zat berbahaya yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan;
- Dapat mendekatkan hubungan manusia dengan alam, sebagai contohnya penggunaan batu bata merah dapat mengingatkan manusia pada tanah, dan kayu pada pepohonan.
- Material bangunan ramah lingkungan haruslah mudah terurai dengan mudah secara alami; dan
- Mudah didapatkan sehingga tidak diperlukan ongkos atau proses pemindahan yang besar.
9 Daftar Material Bangunan Ramah Lingkungan yang Kuat Dan Sehat
1 Tanah
Bahan tanah seperti untuk pembuatan bata merah telah digunakan sejak zaman dahulu. Meskipun dari tanah, materail bangunan ramah lingkungan ini memiliki kekuatan dan daya tahan yang baik.
2. Kayu
Kayu adalah salah satu bahan bangunan konstruksi yang paling terkenal dan digunakan di seluruh dunia. Material bangunan ramah lingkungan ini dapat diaplikasikan pada seluruh bagian bangunan mulai dari konstruksi dinding, lantai, atap, hingga furnitur yang ada di dalam bangunan tersebut.
Kayu disebut sebagai bahan bangunan ramah lingkungan karena merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan dapat didaur ulang. Sebagai contohnya, hasil pabrikasi kayu meninggalkan sisa potongan kayu (ampas kayu) yang dapat diolah kembali menjadi engineered wood (kayu rekayasa), yang menghasilkan papan kayu dengan bagian lapisan tengahnya berupa potongan kayu, kayu lunak, serat kayu, dan lain sebagainya.
3. Bambu
Selanjutnya material ramah lingkungan adalah bambu yang sangat multiguna untuk digunakan sebagai konstruksi bangunan. Pohon-pohon bambu dapat tumbuh lebih cepat dan dapat dilakukan pemanenan beberapa kali/
Material bangunan ini dapat digunakan untuk membangun struktur tiang atau penyangga, dinding, lantai, dan bahkan furnitur rumah. Bambu juga memberikan penampilan yang bagus secara estetika.
Baca juga: Apa itu Bambu Laminasi? Ini Kelebihan, Proses Pembuatan, Dan Harganya
4. Beton Pracetak (Beton Ringan AAC)
Beton ringan aerasi atau Autoclaved aerated concrete (AAC) merupakan material ramah lingkungan yang dibuat dari bahan baku alami. Jenis ACC merupakan perpaduan dari pasir silica, semen, alumunium pasta dan bahan lainnya. Beton pracetak ini ringan dengan kepadatan rendah, memiliki ketahanan api yang bagus, dan memiliki sifat isolasi termal dan suara yang baik.
5. Baja
Penggunaan baja untuk konstruksi bangunan diklaim memiliki sifat yang ramah lingkungan. Karena, bahan ini mampu memberikan solusi atau alternatif penggunaan material selain kayu, sehingga mengurangi tindakan illegal logging pada jenis pohon yang dilindungi. Selain itu, material ini tidak akan menyisakan limbah/sampah karena bisa didaur ulang.
6. Cat Rendah VOC dan non-VOC
Cat non-VOC (Volatile Organic Compound) atau cat ramah lingkungan dipilih untuk menggantikan cat yang mengandung VOC. Cat yang mengandung VOC sangat membahayakan lingkungan karena zat ini dapat bereaksi dengan sinar matahari dan nitrogen oksida sehingga menimbulkan pembentukan ozon yang dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi penghuni bumi.
Jika kamu tidak menemukan cat non-VOC di toko cat, maka sebaiknya pilihlah cat rendah VOC.
7. Batu Alam
Batu merupakan bahan bangunan yang sudah cukup lama digunakan oleh manusia. Material bangunan ramah lingkungan ini dapat digunakan untuk membuat pondasi, dinding eksterior, lantai, dan lain sebagainya.
Baca juga: Mengenal Jenis Batu Alam, Kelebihan dan Cara Memasangnya
8. Ashcrete
Sebagai komponen material ramah lingkungan, ashcrete dapat digunakan untuk menggantikan semen. Bahan ini terbuat dari hasil sampingan proses pembakaran batu bara. Daya rekatnya yang tinggi, membuat bangunan menjadi tahan lama, berkualitas, dan kokoh.
9. Kaca Rendah Emisi
Kaca merupakan material bangunan yang berguna untuk transparansi, pencahayaan alami, ataupun untuk sekedar dekorasi eksterior maupun interior sebuah bangunan. Kita banyak digunakan untuk bangunan rumah, kantor, hingga pabrik. Bahan bangunan ini tidak hanya digunakan di luar ruangan, namun juga dalam bangunan.
Kaca bercoating rendah emisi merupakan material ramah lingkungan. Kaca juga dapat didaur ulang dengan tetap memiliki performa dan kualitas yang baik. Kaca dengan spesifikasi tersebut akan mampu mengurangi panas di luar ruangan untuk masuk ke dalam.
Dampak positifnya adalah kamu dapat mengurangi konsumsi penggunaan listrik untuk kebutuhan penerangan. Dengan demikian, penggunaan kaca ini dapat menjadi solusi terbaik untuk tetap menjaga keseimbangan antara keindahan desain bangunan namun juga tetap ramah lingkungan.
Itulah ulasan mengenai ciri-ciri material bangunan ramah lingkungan, alasan mengapa kita perlu memilihnya, dan daftar bahan ramah lingkungan. Selain awet, bahan-bahan tersebut mampu melindungi kita dari bahaya pencemaran lingkungan sehingga meningkatkan kualitas kesehatan kita.
0 Response to "9 Daftar Material Bangunan Ramah Lingkungan yang Kuat Dan Sehat"
Posting Komentar