Cara Menghitung Takaran Cor Beton Manual Sesuai SNI

Beton merupakan salah satu bahan wajib yang tidak bisa dihilangkan dalam proyek bangunan modern. Beton memiliki fungsi yang penting dan dapat mempengaruhi umur dan kekuatan suatu bangunan. Oleh karenanya, penting sekali menentukan takaran cor beton manual agar dihasilkan adukan yang ideal dan aman sesuai dengan standar yang diijinkan.

Di pasaran memang terdapat beton cor ready mix yang siap pakai dan siap “disajikan” pada area proyek yang diinginkan. Namun, karena kapasitas pengecoran yang jumlahnya banyak maka beberapa pihak kontraktor membuat takaran cor beton manual.

Sayangnya jika salah dalam menakarnya, bisa-bisa cor beton yang dihasilkan kurang berkualitas, seperti mutu kekerasan beton di bawah standar. Nah, oleh karenanya, untuk bisa menghasilkan cor beton manual sesuai standar yang telah ditentukan, ada baiknya simak dengan seksama penjelasan mengenai cara membuat takaran cor beton manual yang sesuai dengan standar, sehingga nantinya didapatkan bangunan yang berkualitas.



Cara Menghitung Takaran Cor Beton Manual Sesuai SNI


Beton merupakan produk dari hasil campuran adukan antara air, semen, pasir dan kerikil dengan perbandingan takaran tertentu yang disesuaikan dengan fungsi dan tujuan pembuatan beton tersebut.

Beton cor yang dibuat dan ditakar secara manual akan berkualitas jika pemilihan material campuran beton tepat, jumlah perbandingan takaran tepat, dan pengerjaannya yang tepat dan konsisten.

Berikut ini adalah ilustrasi yang berhasil kami lansir dari Twitternya Hafizhurrahman (@MethodologistID), seorang insinyur teknik sipil, yang mungkin bisa memudahkan kamu untuk memahami cara melakukan takaran cor beton manual dengan baik, yaitu:



Buat kalian yang ingin mengetahui bagaimana cara menghitung komposisi atau takaran masing-masing material pembentuk beton (semen, pasir, kerikil, dan air) sesuai dengan kebutuhan mutu beton yang dikehendaki, berikut ini adalah tahapan yang bisa kalian ikuti.


Baca juga: Cara Menghitung Kebutuhan Pasir dan Semen Untuk Lantai


Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:


  1. Tentukan terlebih dahulu kuat tekan beton yang dibutuhkan. 
  2. Lihat tabel perbandingan berat masing-masing komposisi material pembentuk beton sesuai dengan kuat tekan beton yang dibutuhkan dengan menggunakan tabel  SNI 7394:2008.
  3. Cari berat jenis masing-masing material pembentuk beton (semen, pasir, kerikil, dan air) yang akan digunakan.
  4. Mengkonversi berat masing-masing komposisi material pembentuk beton menjadi dalam bentuk volume.

Mari kita simulasikan saja, praktik secara langsung:

Untuk SNI 7394:2008 (tentang tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan)-nya bisa diunduh melalui website salah satu dosen dari Universitas Brawijaya, yaitu lnik berikut http://runiasmaranto.lecture.ub.ac.id/files/2012/05/SNI-7394-2008-HSP-Beton.pdf


Pak Rudi ingin membuat beton dengan kualiatas K-175. Maka Pak Rudi bisa melihat tabel perbandingan berat untuk beton K-175 (yang memiliki kuat tekan sebesar 250 kg/cm2) di SNI 7394:2008 berikut, komposisi masing-masing materialnya adalah:

(a) semen = 326 kg

(b) pasir = 760 kg

(c) kerikil = 1029 kg

(d) air = 215 liter


Karena di lapangan, umumnya menggunakan perbandingan volume, bukan perbandingan berat. Maka, Pak Budi selaku pemilik proyek biasanya akan ditanyai oleh Pak Tukang, "Ini perbandingan semen, pasir, kerikil, sama air yang diinginkan berapa?"

Umumnya para tukang tersebut menggunakan benda seperti ember, sekrup, tong cat, gayung, dsb untuk dijadikan patokan/satuannya.

Jadi biasanya mereka akan menggunakan "perbandingannya 1 ember semen banding 2 ember pasir banding 3 ember kerikil banding 1 ember air (1 : 3 : 2 : 1)".

Well. Jadi, output dari perhitungan Pak Rudi adalah untuk mengetahui perbandingan volume masing-masing material pembentuk beton (semen, pasir, kerikil, dan air). Oleh karenanya, Pak Budi harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pertama, Pak Budi harus tahu dulu berat jenis masing-masing material yang digunakan.

  • Berapa berat jenis semen yang digunakan?
  • Berapa berat jenis pasir yang digunakan?
  • Berapa berat jenis kerikil yang digunakan?
  • Berapa berat jenis air yang digunakan?


Berdasarkan data terkait berat jenis masing-masing material, Pak Rudi menemukan:

  • Berat jenis semen = 1250 kg/m3
  • Berat jenis pasir = 1400 kg/m3
  • Berat jenis kerikil = 1350 kg/m3
  • Berat jenis air = 1000 kg/m3


2. Kedua, Pak Rudi perlu mengkonversi masing-masing material tersebut menjadi volume.

Bagaimana cara mengubah berat menjadi volume? Caranya Pak Budi harus membagi Berat dengan Berat Jenis.

Kok gitu? 

Karena Volume (V) adalah hasil bagi dari Berat (W) per Berat Jenis (BJ) yang jika diformulasikan dalam bentuk matematis adalah V = W / BJ.

Dengan informasi berat jenis masing-masing material yang telah Pak Rudi ketahui seperti yang telah disebutkan di atas, maka Pak Rudi bisa menghitung volume setiap material.


  • Volume semen = 326/1250 = 0.26 m3
  • Volume pasir = 760/1400 = 0.54 m3
  • Volume kerikil = 1029/1350 = 0.76 m3
  • Volume air = 215/1000 = 0.21 m3


3. Ketiga, Pak Rudi perlu mengubah tabel perbandingan berat yang tertera pada SNI menjadi tabel perbandingan volume.


Caranya Pak Rudi bisa mengambil salah satu volume material sebagai patokan. Di sini Pak Rudi mengambil semen sebagai volume patokan.

  • Semen = 0.26/0.26 = 1
  • Pasir = 0.54/0.26 = 2
  • Kerikil = 0.76/0.26 = 3
  • Air = 0.21/0.26 = 0.8


Nah, dengan begitu, dapat diketahui perbandingannya 1 : 2 : 3 : 0.8

Karena sudah dalam bentuk volume, maka Pak Rudi dan Pak Tukang bisa menggunakan persepsi yang sama terkait satuannya, misal ember, gayung, tong cat (pail), dst.


Misal Pak Rudi menggunakan satuan ember, maka perbandingan volume untuk membuat Beton K-175 adalah:

  • Semen = 1 ember
  • Pasir = 2 ember
  • Kerikil = 3 ember
  • Air = 0.8 ember

Nah, di atas adalah contoh perhitungan takaran cor beton manual untuk kualitas beton K-175. Silakan. kalian bisa mencobanya sendiri dengan menentukan komposisi masing-masing material pembentuk beton (semen, pasir, kerikil, dan air) yang disesuaikan dengan mutu beton lainnya, yaitu mulai dari mutu K-100, K-125, K-150, K-200, K-225, K-250, K-275, K-300, K-325, K-350, dll.


Beton cor yang dibuat dengan takaran manual, bukan beton ready mix, bisa saja menghasilkan kuat beton yang berkualitas asalakan bahan yang digunakan berkualitas dan takaran sesuai dengan standar yang telah ditetapkan SNI. Nah, pilih taakaran cor beton secara manual ataukah beton cor ready mix?

0 Response to "Cara Menghitung Takaran Cor Beton Manual Sesuai SNI"

Posting Komentar