Produksi massal telah menjadi teknik produksi yang sangat penting dan efektif dalam memenuhi permintaan pasar dan konsumen yang semakin meningkat.
Metode ini memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan produk dalam jumlah besar dengan biaya yang relatif murah dan dalam waktu yang singkat. Ada banyak keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan dari produksi massal, baik itu dari segi efisiensi operasional, efisiensi biaya, maupun peningkatan produktivitas.
Dengan produksi massal, perusahaan akan memproduksi barang dalam jumlah yang besar dan seragam dengan menggunakan mesin dan teknologi yang canggih untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi. Dalam industri, produksi massal biasanya dijalankan pada produk yang memiliki permintaan pasar yang besar dan stabil, sehingga memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan produk dalam jumlah besar dengan biaya yang lebih rendah per unit.
Contoh Produksi Massal
Produksi massal merupakan suatu metode yang sangat efektif dalam memenuhi kebutuhan konsumen dengan jumlah yang besar. Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan untuk memproduksi produk-produk tertentu secara besar-besaran. Kegiatan produksi massal menjadi sangat umum di lingkungan industri dan pabrik di berbagai bidang.
Ada banyak produk yang dihasilkan melalui metode produksi massal, antara lain peralatan elektronik, alat transportasi, peralatan mandi, dan makanan dan minuman.
Berikut ini adalah contoh perusahaan terkenal yang memproduksi barangnya dengan metode produksi massal:
1. PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) - Industri Otomotif
ADM merupakan perusahaan joint venture antara Daihatsu Motor Company dengan Astra International yang memproduksi kendaraan bermotor di Indonesia dengan menggunakan metode produksi massal. Sejak tahun 1978, ADM telah memproduksi kendaraan Daihatsu/Toyota dan komponen-komponennya di Indonesia. Dengan menggunakan teknologi produksi massal, ADM dapat menghasilkan kendaraan bermotor dalam jumlah yang besar dan efisien.
2. PT. Bahtera Wiraniaga Internusa - Industri Makanan
PT. Bahtera Wiraniaga Internusa merupakan perusahaan yang memproduksi makanan kaleng dan daging beku yang sudah bersertifikasi halal oleh MUI. Produk kornet beef menjadi salah satu produk yang diproduksi secara massal oleh perusahaan ini. Dengan menggunakan teknologi produksi massal, perusahaan dapat menghasilkan produk makanan dalam jumlah yang besar dan efisien untuk memenuhi permintaan pasar.
3. PT. Mayora Indah Tbk - Industri Makanan & Minuman Kemasan
PT. Mayora Indah Tbk merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai macam makanan dan minuman dalam kemasan dengan menggunakan teknologi produksi massal. Berbagai produk seperti biskuit, minuman, dan makanan ringan lainnya diproduksi dalam jumlah yang besar dan efisien oleh perusahaan ini.
4. Samsung - Industri Elektronik
Samsung merupakan perusahaan elektronik yang memproduksi berbagai macam produk elektronik dalam jumlah besar dengan menggunakan teknologi produksi massal. Misalnya, contoh produk massal Samsung adalah mulai dari Mobile Phone, Televisi, LCD, kulkas, mesin cuci dan kebutuhan elektronik rumah lainnya.
5. Sony - Industri Gaming
Sony merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai macam konsol game dalam jumlah besar dengan menggunakan teknologi produksi massal. Produk ini menjadi salah satu produk elektronik yang dirancang khusus untuk memainkan permainan berbasis video.
6. H&M - Industri Tekstil
H&M merupakan salah satu perusahaan pakaian internasional yang memproduksi berbagai macam produk pakaian dalam jumlah besar dengan menggunakan teknologi produksi massal. Dengan menggunakan teknologi produksi massal, H&M dapat memenuhi permintaan pasar akan produk pakaian dengan efisien.
Ciri-Ciri Produksi Massal
Berbeda dengan produksi dalam skala kecil, produksi secara massal memiliki ciri-ciri khas yang membuatnya berbeda dan unik. Berikut adalah beberapa ciri khas produksi secara massal:
1. Produk Berbiaya Rendah
Salah satu ciri khas produksi secara massal adalah produknya memiliki biaya produksi yang rendah. Hal ini dikarenakan produksi dilakukan dalam jumlah besar dan menggunakan mesin-mesin modern yang dapat memangkas biaya produksi secara signifikan. Sehingga harga produk pun dapat dijual dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan produk yang diproduksi secara terbatas atau eksklusif.
2. Tujuan Menguasai Pasar
Produksi secara massal memiliki tujuan untuk menguasai pasar. Dengan menghasilkan produk dalam jumlah besar, maka produk tersebut dapat tersedia di banyak tempat dan dilihat oleh banyak konsumen. Dengan demikian, produk tersebut dapat dengan mudah menguasai pasar.
3. Dijual di Pasar Bebas
Produk massal biasanya dijual secara bebas, sehingga dapat ditemukan di berbagai tempat seperti pasar tradisional, swalayan, hingga supermarket. Hal ini memudahkan konsumen untuk membeli produk secara mudah dan cepat.
4. Stok Produk
Produsen biasanya menyediakan stok produk untuk memenuhi permintaan konsumen dalam jangka panjang. Dengan adanya stok produk, maka produsen dapat memenuhi permintaan produk secara efektif tanpa harus memproduksi secara terus-menerus.
5. Alur Kerja yang Seimbang
Proses produksi secara massal memiliki alur kerja yang sudah ditata sedemikian rupa sehingga semua bagian mendapatkan tugas yang seimbang atau adil. Dengan alur kerja yang seimbang, maka proses produksi dapat berjalan dengan lebih efisien dan efektif.
6. Diproduksi Secara Berkesinambungan
Ciri salnjutnya produksi massal adalah berlangsung secara terus-menerus. Produsen akan memproduksi produk dalam jumlah besar secara konsisten dan terus-menerus dengan bahan baku yang sama.
7. Prosedur Standarisasi Produk
Ciri produksi massal yang terakhir adalah adanya prosedur standarisasi produk yang harus dipenuhi, seperti standar bahan baku, ukuran bahan baku, standar mesin, dan lain sebagainya. Tujuan adalah agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang sama dan konsisten.
Faktor Pendorong Terjadinya Produksi Massal
Ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya produksi massal, seperti:
1. Meningkatnya angka supply dan demand
Pertama, meningkatnya angka supply dan demand menjadi salah satu pemicu bagi perusahaan untuk melakukan produksi massal pada produk yang menjadi permintaan konsumen. Dalam dunia industri, supply adalah jumlah keseluruhan dari barang yang akan dijual oleh perusahaan kepada konsumen, sedangkan demand adalah jumlah keseluruhan barang yang diinginkan oleh konsumen untuk dibeli. Sesuai hukum penawaran, jumlah supply biasanya berbanding lurus dengan harganya. Artinya ketika harga naik, maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah. Dengan meningkatnya jumlah supply dan demand, perusahaan bisa meningkatkan produksi secara massal untuk menjaga persediaan barang dan kebutuhan pasar.
2, Ketersediaan barang masih terbatas
Keterbatasan barang yang dibutuhkan masyarakat menjadi pendorong produsen untuk memproduksi barang secara massal. Ini menjadi solusi, dimana perusahaan bisa memenuhi kebutuhan pasar secara masif dengan menghasilkan barang dalam jumlah yang besar.
3. Jumlah produsen masih terbatas
Masih sedikitnya jumlah produsen yang melakukan produksi barang menjadi kebutuhan masyarakat juga menjadi pemicu dilakukannya kegiatan produksi massal. Dalam kondisi ini, perusahaan bisa memanfaatkan peluang untuk meningkatkan jumlah penjualan seiring dengan masih sedikitnya jumlah produsen dari produk yang diproduksi oleh perusahaan pada bidang yang sama. Sehingga, perusahaan dapat mengambil bagian pasar yang lebih besar karena masih sedikitnya persaingan.
Tahapan Proses Produksi Massal
Perusahaan yang melakukan metode produksi massal ini akan menjalankan standar dan prosedur penciptaan produk, dengan tahapan sebagai berikut:
1. Perencanaan Produksi Massal
Tahap awal yang dilakukan produsen dalam memproduksi secara massal adalah dengan membuat roadmap atau peta jalan perencanaan produksi mulai awal hingga akhir. Roadmap produksi meliputi persiapan rencana produksi, penyusunan jadwal proses produksi, perencanaan pengadaan bahan baku, penyusunan jadwal operasional, dan perencanaan komunikasi kepada para stakeholder.
Tujuan dari tahap perencanaan adalah untuk memastikan bahwa proses produksi berjalan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
2. Membuat Product Requirement Document (PRD)
Product Requirement Document (PRD) adalah dokumen yang berisi outline dari persyaratan produk yang ingin dibuat. Dokumen ini mencakup deskripsi produk, tujuan produk, fitur produk, dan spesifikasi teknis yang harus dipenuhi.
Selain itu, di dalam PRD biasanya memuat hal-hal berikut seperti daftar lengkap fitur yang disertakan dalam produk, metrik spesifik yang harus dipenuhi dalam setiap fitur, perkiraan volume produksi, proyeksi biaya, dan jadwal rilis produk.
PRD harus dibuat oleh manajer produksi dan harus diberikan kepada tim pengembangan produk dan tim produksi. Dokumen ini memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam produksi memahami persyaratan produk dan tugas mereka dalam menghasilkan produk yang diinginkan.
3. Tahap Engineering Validation and Testing (EVT)
Engineering Validation and Testing (EVT) adalah tahap dalam proses produksi massal yang melibatkan uji coba fitur produk oleh tim produksi. Tim ini harus memastikan bahwa setiap fitur bekerja dengan baik dan memenuhi persyaratan produk yang tercantum dalam PRD.
Uji coba ini meliputi tes fungsional, tes performa, dan tes keandalan untuk memastikan bahwa produk tidak mengalami masalah teknis.
4. Tahap Design Validation and Testing (DVT)
Untuk memastikan tampilan akhir produk yang diinginkan tercapai, perusahaan harus melakukan Design Validation and Testing (DVT). Tahap ini lebih berfokus pada fitur dan tampilan akhir produk. Dalam DVT, perusahaan memastikan bahwa desain yang diinginkan sesuai dengan hasil akhir produk yang dihasilkan.
5. Tahap Production Validation and Testing (PVT)
Tahap yang penting selanjunya dalam proses produksi massal adalah Production Validation and Testing (PVT). Tahap ini bertujuan untuk memperkuat proses produksi serta menyiapkan rantai pasokan sebelum produk masuk ke tahap produksi massal.
Pada tahap ini, produk diuji dalam skala kecil untuk memastikan bahwa produk siap diproduksi dalam skala besar atau secara massal.
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai melalui tahap PVT. Tujuan pertama adalah untuk memastikan produk yang dihasilkan berkualitas dan memenuhi standar yang ditetapkan. Tujuan kedua adalah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan risiko dan masalah teknis yang mungkin muncul pada produk.
6. Menjalankan Proses Produksi Massal
Tahap terakhir dalam proses produksi massal adalah menjalankan produksi massal dengan target unit produk atau waktu produksi. Pada tahap ini, perusahaan akan memproduksi produk dalam skala besar untuk memenuhi permintaan pasar. Meskipun dikatakan produksi massal, biasanya perusahaan akan tetap menyesuaikan dengan kapasitas yang dimiliki. Sehingga tidak sedikit perusahaan yang harus menerapkan proses produksi massal dalam beberapa gelombang.
Dalam tahap produksi massal, produsen akan berupaya memastikan bahwa hasil produksi tetap tinggi atau sesuai dengan target yang ditetapkan, serta tetap terjaga kualitasnya.
Keuntungan Perusahaan Melakukan Produksi Massal
Berikut adalah keuntungan-keuntungan yang dapat didapatkan perusahaan dalam melakukan produksi massal.
1. Meningkatkan produktivitas perusahaan
Salah satu keuntungan utama dari produksi massal adalah peningkatan produktivitas perusahaan. Proses produksi massal memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan produk dalam jumlah besar dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini akan memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen dalam waktu yang cepat, dan dengan demikian meningkatkan kepuasan pelanggan.
2. Meningkatkan efektivitas dalam setiap tahapnya
Proses produksi massal juga dapat meningkatkan efektivitas dalam setiap tahapnya. Dalam proses produksi massal, sumber daya berupa mesin produksi dimanfaatkan untuk menyelesaikan pekerjaan sederhana dengan lebih cepat. Pekerjaan ini dapat diselesaikan oleh mesin tanpa mengganggu proses produksi lainnya. Hal ini akan memungkinkan karyawan untuk melakukan pekerjaan lain seperti pengecekan kualitas, sehingga proses produksi dapat berjalan lebih efisien.
3. Biaya produksi lebih rendah jika dilihat untuk jangka panjang
Produksi massal biasanya membutuhkan lebih sedikit tenaga kerja karena penggunaan sumber daya alat dan mesin. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menekan biaya produksi dengan mengurangi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Selain itu, proses produksi massal secara terus menerus juga meminimalkan kesalahan atau kegagalan produksi. Dengan demikian, biaya operasional yang dikeluarkan tidak sia-sia.
4. Menghasilkan produk dengan kualitas yang sama
Produk-produk yang dihasilkan dalam proses produksi massal akan memiliki hasil dengan kualitas yang seragam. Tingkat ketelitian yang tinggi selama proses produksi akan meminimalkan risiko kesalahan akibat human error. Hal ini akan memastikan produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang sama, sehingga memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh perusahaan.
0 Response to "Mengenal Produksi Massal, Contoh, Ciri-Ciri, Tahapan, Dan Keunggulannya"
Posting Komentar