Zebra Cross, fasilitas jalan yang sering kita temui, adalah lokasi yang dianggap aman bagi pejalan kaki untuk menyeberang dari satu sisi jalan ke sisi lain yang berseberangan.
Ini adalah sarana yang penting dalam mengatur dan memprioritaskan penyeberangan pejalan kaki, serta menjaga keselamatan di lingkungan lalu lintas.
Dalam artikel ini, kita akan mengulas tiga aspek utama terkait Zebra Cross: ukuran, aturan, dan cara pembuatannya.
Sejarah Munculnya Zebra Cross
Zebra Cross memiliki sejarah yang menarik terkait dengan desainnya. Warna dan material yang digunakan untuk menandai Zebra Cross telah mengalami perubahan seiring berjalannya waktu, dan alasan di balik perubahan ini sangat menarik.
1. Warna Awal Zebra Cross: Kuning dan Biru
Pada awalnya, Zebra Cross tidak memiliki warna hitam dan putih seperti yang kita kenal saat ini. Sebaliknya, mereka ditandai dengan warna kuning dan biru yang diterapkan dengan menggunakan logam sebagai material penanda.
Meskipun pejalan kaki boleh menyeberang di atas Zebra Cross dan kendaraan diharuskan berhenti, warna kuning dan biru ternyata tidak cukup mencolok di mata pengemudi.
Masalah utama adalah keterlambatan pengemudi dalam mengenali Zebra Cross, dan ini menjadi titik awal dilakukannya perubahan desain.
2. Perubahan Menjadi Putih dan Hitam
Untuk mengatasi masalah keterlambatan pengemudi dalam mendeteksi Zebra Cross, keputusan diambil untuk mengubah warna menjadi putih dan hitam seperti yang kita kenal sekarang. Ini memberikan kontras yang lebih jelas dan lebih mudah dikenali oleh pengemudi.
Sejarah penciptaan Zebra Cross sendiri mencapai puncaknya pada tahun 1951, di Inggris, setelah periode pasca-perang yang menyaksikan tingkat kecelakaan yang tinggi bagi pejalan kaki.
Pemerintah, yang terkejut dengan angka kecelakaan yang tinggi, mulai mengadakan percobaan untuk menemukan pola garis yang paling efektif dalam menandai Zebra Cross.
Hasilnya, penggunaan resmi Zebra Cross dimulai oleh politikus dan perdana menteri Inggris, Jim Callaghan, pada tahun yang sama, 1951. Sejak saat itu, Zebra Cross telah menjadi bagian dari hukum lalu lintas dan berperan penting dalam menjaga keselamatan pejalan kaki.
Ukuran Zebra Cross
Zebra Cross, juga dikenal sebagai penyeberangan pejalan kaki, merupakan elemen penting dalam lingkungan lalu lintas yang memberikan prioritas kepada pejalan kaki yang ingin menyeberang jalan. Untuk memastikan efektivitasnya, ada standar ukuran yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Zebra Cross. Selain itu, penentuan ukuran yang tepat juga sangat bergantung pada kebutuhan dan kondisi lokasi.
Adapun standar ukuran zebra cross adalah sebagai berikut:
- Zebra Cross terdiri dari garis membujur berwarna putih/kuning dan hitam dengan ketebalan garis sekitar 30cm.
- Garis-garis tersebut harus membentuk pola berulang yang memungkinkan pejalan kaki untuk menyeberang dengan aman.
- Panjang Zebra Cross harus minimal 250cm untuk memberikan ruang yang cukup bagi pejalan kaki untuk menyeberang dengan nyaman.
Aturan Zebra Cross
Zebra Cross diatur oleh hukum, khususnya Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pasal 131 dalam undang-undang tersebut menegaskan hak pejalan kaki terhadap fasilitas penyeberangan dan memberikan prioritas kepada mereka saat menyeberang.
Namun, pembuatan Zebra Cross tidak sembarangan. Ada aturan dan pertimbangan khusus yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatannya. Berikut adalah beberapa aturan yang berkaitan dengan pembuatan Zebra Cross:
1. Lokasi Tepat: Pembuatan di Arus Lalu Lintas yang Relatif Rendah
Ketika membuat Zebra Cross, perlu memperhatikan tingkat arus lalu lintas di lokasi tersebut. Arus lalu lintas yang "relatif rendah" tidak berarti jalan sepi, melainkan mengacu pada kecepatan lalu lintas yang rendah.
Misalnya, pembuatan Zebra Cross di dalam kota yang padat dengan kendaraan yang tidak bergerak dengan kecepatan tinggi. Atau, di area perkantoran yang hanya memiliki arus pejalan kaki yang tinggi pada jam-jam tertentu, seperti pagi dan sore hari.
2. Jarak Pandang yang Cukup: Pertimbangan Tentang Lokasi
Salah satu pertimbangan utama adalah lokasi Zebra Cross harus memiliki jarak pandang yang memadai. Pengemudi memiliki jarak pandang yang berbeda tergantung pada kondisi jalan.
Jalanan lurus dan datar memberikan jarak pandang lebih jauh dibandingkan dengan tikungan, tanjakan, dan turunan. Oleh karena itu, pembuatan Zebra Cross tidak diperkenankan pada tikungan.
Selain itu, Zebra Cross juga dilarang ditempatkan pada jalanan dengan tanjakan dan turunan. Kondisi jalan seperti ini tentu saja membuat kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi yang dapat berpotensi membahayakan pejalan kaki dan pengendara.
Perbedaan Zebra Cross Warna Putih Dan Zebra Cross Warna Kuning
Agar tidak salah dalam menggunakan fasilitas zebra cross, alangkah baiknya kita ketahui dahulu perbedaan zebra cross warna putih dan zebra cross warna kuning.
Kriteria Perbandingan |
Zebra Cross Warna Putih |
Zebra Cross Warna Kuning |
Warna |
Hitam dan Putih |
Kuning |
Fungsi Utama |
Memberi tahu pengemudi untuk berhenti dan memberikan hak jalan kepada pejalan kaki |
Disertai lampu lalu lintas dan mengatur pergerakan pejalan kaki dan pengemudi. |
Lampu Lalu Lintas |
Tidak disertai lampu lalu lintas. |
Biasanya disertai lampu lalu lintas yang mengatur penyeberangan. |
Penyeberangan Aman |
Keputusan untuk menyeberang tergantung pada pejalan kaki, yang harus memastikan saat yang aman untuk menyeberang. |
Penyeberangan hanya boleh dilakukan saat lampu lalu lintas menunjukkan izin untuk menyeberang. |
Peraturan |
Pejalan kaki memiliki hak untuk berjalan saat sudah berada di zebra cross, dan pengemudi harus berhenti. |
Pengguna jalan harus patuh terhadap sinyal lampu lalu lintas yang ada untuk menentukan waktu yang tepat untuk menyeberang. |
0 Response to "Ukuran, Aturan Zebra Cross Dan Cara Membuatnya"
Posting Komentar