Menjalankan proyek besar bukanlah tugas yang mudah. Banyak kendala dapat muncul, baik yang sudah diidentifikasi dalam analisis risiko maupun yang tak terduga sebelumnya. Oleh karena itu, perencanaan yang matang harus diwujudkan dalam Dokumen Perencanaan Proyek yang terbagi ke dalam beberapa bagian.
Langkah pertama dimulai dengan Dokumen Feasibility Study, yang merupakan dokumen perencanaan awal yang menyimpulkan apakah proyek dapat dilanjutkan atau perlu dievaluasi kembali.
Tahap berikutnya melibatkan penyusunan Dokumen Engineering, mencakup Basic Engineering Design (BED), Front End Engineering Design (FEED), DED, dan Final Investment Decision (FID).
Secara khusus, pada kali ini akan kita bahas feasibility study yang merupakan studi dengan tujuan untuk memungkinkan penilaian dan analisis kelayakan bisnis atau proyek sebelum dilaksanakan.
Dalam dunia konstruksi, suatu analisis kelayakan bukanlah sesuatu yang harus dihindari, tetapi merupakan referensi sebelum memulai kegiatan proyek konstruksi. Analisis ini diperlukan untuk memahami kelayakan proyek ke depan, meminimalisir risiko, dan menghindari "Kegagalan Konstruksi."
Pengertian Feasibility Study
Feasibility study, atau yang lebih dikenal sebagai studi kelayakan, merupakan proses analisis yang menjadi penilaian kritis tingkat kelayakan suatu proyek konstruksi. Tujuan utamanya adalah memberikan pemahaman yang jelas tentang sejauh mana sebuah rencana proyek dapat dijalankan dengan sukses.
Pentingnya feasibility study tidak bisa diabaikan oleh perusahaan, terutama karena dapat memberikan wawasan mendalam mengenai manfaat yang dapat diperoleh dari proyek tersebut. Proses ini seolah menjadi pencerminan, mengungkapkan bagaimana proyek akan memberikan dampak positif pada keseluruhan operasional perusahaan.
Bagi perusahaan, khususnya usaha jasa konstruksi, yang telah malang melintang di dunia bisnis, feasibility study menjadi senjata penting.
Melalui studi ini, perusahaan dapat mengevaluasi secara faktual kelemahan dan kekuatan rencana proyek yang mereka rencanakan. Hasilnya, bukan sekadar angka-angka, melainkan pandangan yang lebih luas tentang ancaman dan peluang yang mengintai di lingkungan sekitar.
Tujuan Dan Manfaat Feasibility Study
Feasibility study, seperti yang telah dibahas sebelumnya, menjadi elemen kunci dalam pengembangan proyek konstruksi. Namun, lebih dari sekadar dokumen perencanaan proyek, studi kelayakan memiliki tujuan dan manfaat yang sangat nyata dalam membentuk landasan proyek yang jelas.
Satu dari banyak manfaat feasibility study adalah kemampuannya untuk mengidentifikasi potensi hambatan operasional yang mungkin muncul selama proyek berlangsung.
Sejalan dengan itu, feasibility study menjadi alat yang efektif dalam menentukan kebutuhan dana yang diperlukan untuk menjalankan proyek. Hal ini membantu perusahaan merencanakan alokasi anggaran dengan lebih tepat, meminimalkan risiko kekurangan dana di tengah jalan.
Tujuan utama feasibility study juga melibatkan strategi pemasaran. Proyek yang didukung oleh studi kelayakan yang matang dapat lebih meyakinkan investor untuk tertarik dan terlibat dalam proyek.
Di samping itu, terdapat beberapa tujuan khusus lainnya dari feasibility study:
1. Penilaian Keseluruhan Aspek Proyek
Feasibility study memberikan gambaran komprehensif mengenai sejauh mana suatu proyek layak dijalankan. Ini melibatkan evaluasi menyeluruh terhadap semua aspek proyek.
2 Pemahaman Terhadap Seluruh Bagian Proyek
Proyek terkadang kompleks, melibatkan banyak elemen dan bagian. Feasibility study membantu perusahaan memahami secara menyeluruh seluruh struktur dan komponen proyek.
3. Penemuan Solusi untuk Masalah
Feasibility study bukan hanya identifikasi masalah, tetapi juga membantu menemukan solusi. Dengan melibatkan analisis mendalam, proyek dapat merancang strategi untuk mengatasi tantangan yang mungkin muncul.
Jenis-Jenis Feasibility Study
Agar hasil feasibility study dapat memberikan dampak maksimal dalam berbagai proyek, khususnya di bidang konstruksi, kita perlu memahami beragam jenis studi kelayakan yang umum digunakan oleh penyedia jasa konstruksi.
1. Economic/Financial Feasibility Study
Jenis pertama, economic/financial feasibility study, berfokus pada aspek ekonomi proyek. Melalui analisis biaya, studi kelayakan ini membantu perusahaan menilai kelayakan proyek sebelum menggunakan modal keuangan.
Hasilnya, perusahaan dapat mengambil keputusan yang cerdas, meningkatkan kredibilitas proyek, dan mencapai dampak positif pada ekonomi perusahaan.
2. Technical Feasibility Study
Studi kelayakan teknis menilai kapasitas teknis perusahaan dalam merancang proyek. Dengan memeriksa ketersediaan sumber daya dan kemampuan teknis, studi ini membantu memastikan bahwa konsep proyek dapat diubah menjadi sistem kerja terbaik.
Contohnya untuk perusahaan jasa konstruksi melibatkan evaluasi terhadap skala ukuran proyek, akses ke proyek, topografi tanah, informasi geoteknik, bangunan yang sudah ada, risiko banjir, dan faktor lingkungan lainnya yang terkait dengan lokasi proyek tersebut.
3. Operational dan Legal Feasibility Study
Operational feasibility study menilai apakah perusahaan memiliki kapasitas untuk menyelesaikan proyek. Ini mencakup kebutuhan sumber daya manusia, struktur organisasi, dan persyaratan hukum yang berlaku.
Jenis feasibility study ini digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dalam proyek yang mungkin bertentangan dengan ketentuan hukum. Studi ini membantu memastikan bahwa proyek berada dalam batas-batas undang-undang yang berlaku, mengurangi risiko potensial terkait masalah hukum.
Dengan studi ini, tim proyek mendapatkan pemahaman tentang apakah mereka memiliki sumber daya, keterampilan, dan kompetensi untuk menyelesaikan proyek dengan sukses.
4. Market Feasibility Study
Market feasibility study mengevaluasi bagaimana deliverables proyek diharapkan berkinerja di pasar. Ini mencakup analisis pasar, persaingan pasar, dan proyeksi penjualan. Dengan memahami konteks pasar, perusahaan dapat menyesuaikan strateginya untuk mencapai keberhasilan dalam persaingan.
Aspek-Aspek Feasibility Study
Berikut adalah beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam menjalankan studi kelayakan:
1. Aspek Operasional
Dari segi operasional, kelayakan proyek dapat ditentukan oleh keahlian dan keterampilan sumber daya manusia yang terlibat. Evaluasi ini memberikan gambaran spesifik mengenai sistem operasional yang akan diimplementasikan, memastikan bahwa tim proyek memiliki keahlian yang sesuai.
2. Aspek Pasar
Analisis pasar merupakan aspek penting dalam feasibility study. Ini mencakup evaluasi produk atau jasa yang ditawarkan, analisis penawaran, permintaan, strategi pemasaran, dan penetrasi pasar. Dengan pemahaman mendalam terhadap pasar, perusahaan dapat merancang strategi yang sesuai dengan tuntutan pasar.
3. Aspek Ekonomi dan Finansial
Aspek ekonomi berfokus pada proyeksi kondisi ekonomi negara dan pertumbuhan industri bisnis dalam kurun waktu tertentu. Sementara itu, aspek finansial melibatkan estimasi modal, investasi, serta alur pengeluaran dan penerimaan kas.
Pemahaman akan faktor ini memungkinkan perusahaan untuk membuat keputusan yang tepat dalam mengelola risiko finansial.
4. Aspek Lingkungan Dan Sosial
Aspek ini menangani dampak proyek terhadap lingkungan sekitarnya, termasuk unsur alam, sosial, dan budaya. Evaluasi mencakup analisis dampak terhadap polusi udara, suara, air, vegetasi setempat, iklim, dan biota sekitar proyek sebelum dan setelah konstruksi.
5. Aspek Organisasi
Aspek organisasi mengukur kebutuhan sumber daya manusia untuk menjalankan proyek. Evaluasi melibatkan kualitas dan kuantitas calon tenaga kerja yang dibutuhkan, memastikan bahwa proyek memiliki tim yang memadai.
6. Aspek Teknis dan Manajemen
Menyangkut hal-hal rekayasa seperti perencanaan teknis, desain, metode kerja, sumber material, dan manajemen proyek. Analisis teknis melibatkan evaluasi ketersediaan sumber daya, peralatan, dan tenaga ahli yang akan digunakan dalam proyek.
7. Aspek Hukum dan Birokrasi
Melibatkan legalitas tanah, izin pembangunan, peraturan pemerintah setempat, dan faktor hukum lainnya yang mungkin mempengaruhi proyek konstruksi.
8. Aspek Politik
Menyangkut isu-isu politik yang mungkin mempengaruhi jalannya proyek, seperti kebijakan pemerintah terkait harga material, perizinanan, dan stabilitas ekonomi.
Dengan memahami dan menganalisis setiap aspek secara cermat, perusahaan dapat membuat keputusan berdasarkan data dan informasi yang kuat, mengurangi risiko, dan memastikan kesuksesan proyek konstruksi yang berkelanjutan.
Komponen Dan Checklist Dalam Feasibility Study
Setelah memahami dasar-dasar feasibility study dan beragam jenisnya, langkah selanjutnya adalah memahami komponen dan checklist yang dapat menjadi panduan selama penyusunan dokumen studi kelayakan, terutama ketika kita berbicara tentang proyek konstruksi.
1. Executive Summary
Rangkuman singkat yang menyajikan gambaran keseluruhan tentang kelayakan proyek.
2. Rincian Kebutuhan Teknologi
Pemetaan kebutuhan teknologi, termasuk peralatan dan sistem yang akan digunakan.
3. Analisis Pasar
Evaluasi menyeluruh tentang pasar, mencakup analisis produk atau layanan, penawaran dan permintaan, strategi pemasaran, dan penetrasi pasar.
4. Strategi Pemasaran
Rencana strategis untuk memasarkan produk atau layanan proyek ke target audiens.
5. Sumber Daya Manusia yang Dibutuhkan
Identifikasi kebutuhan sumber daya manusia, melibatkan keterampilan dan kapasitas yang diperlukan.
6. Jadwal Proyek
Penjadwalan proyek yang mencakup estimasi waktu untuk setiap fase dan tugas yang terkait.
7. Rincian Keuangan
Analisis finansial yang mencakup proyeksi biaya, pendapatan, laba rugi, dan investasi yang dibutuhkan.
8. Hasil Studi dan Rekomendasi
Kesimpulan dari analisis dan rekomendasi terkait kelayakan proyek.
0 Response to "Tujuan Feasibility Study, Jenis, Aspek Komponen Dan Langkahnya "
Posting Komentar