Harga properti yang melonjak tinggi memberikan tantangan nyata bagi Anda yang menginginkan rumah impian. Namun, kekhawatiran tak hanya muncul dari ketersediaan dana, tetapi juga dari ketidakpastian cara agar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) disetujui oleh bank.
Penolakan pengajuan KPR bukanlah hal yang langka. Bank seringkali menolak pengajuan dengan alasan tidak memenuhi persyaratan atau memberikan plafon pinjaman yang tidak sebanding dengan yang diajukan. Alhasil, calon pembeli harus berjuang dengan ketidakpastian.
Nah, di tengah realitas tersebut, artikel ini hadir untuk memberikan pencerahan dan panduan mendalam untuk bagaimana cara agar KPR di-ACC bank.
Lalu, bagaimana cara calon pembeli rumah agar pengajuan KPR i-CC oleh bank? Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Pilih Developer Terpercaya
Langkah pertama yang sangat penting adalah memilih developer yang terpercaya. Developer bukan hanya berperan sebagai penyedia rumah, tetapi juga dapat membantu dalam menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan. Sebaiknya, pilih developer yang telah bermitra dengan bank penyedia KPR untuk memudahkan proses pengajuan.
2. Sesuaikan Rumah Impian dengan Kemampuan Finansial
Salah satu langkah krusial berikutnya adalah memilih rumah yang sesuai dengan kemampuan finansial. Aturlah strategi dengan bijak terkait rumah mana yang akan menjadi pilihan. Pastikan bahwa jumlah cicilan tidak melebihi ⅓ dari total gaji bulanan, karena Bank Indonesia akan melakukan pengecekan ketat terkait rasio cicilan terhadap penghasilan.
Agar pengajuan KPR tidak ditolak oleh bank, sejak awal carilah rumah dengan harga yang sesuai dengan kemampuan finansial. Lakukan simulasi cicilan, perhitungan uang muka, dan penentuan tenor pinjaman dengan cermat untuk meminimalisir risiko penolakan.
3. Pilih Rumah yang Layak dan Terhindar dari Risiko
Selain memperhatikan aspek finansial, pastikan rumah yang akan dibeli memenuhi syarat untuk diajukan KPR. Bank akan menggunakan rumah sebagai jaminan, sehingga kondisinya harus memadai atau layak.
Hindari memilih rumah yang terlalu dekat dengan bantaran sungai, area pemakaman, atau kawasan rawan bencana. Perhatikan juga ketersediaan akses jalan yang memadai.
4. Lunasi Seluruh Hutang Kredit
Sebelum melangkah lebih jauh dalam pengajuan KPR, pastikan riwayat kredit dalam kondisi bersih. Bank akan melakukan pemeriksaan melalui BI Checking atau Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) OJK.
Sistem ini memberikan gambaran riwayat kredit dalam lima kategori kemampuan membayar, mulai dari lancar hingga macet. Jika riwayat kredit yang Anda punya tidak baik, seperti ada tunggakan atau kredit yang macet, bank cenderung menolak pengajuan KPR karena dianggap memiliki risiko tinggi.
Penting untuk meninjau kembali tunggakan yang belum diselesaikan dan segera mengurusnya di lembaga keuangan terkait.
5. Siapkan Semua Dokumen yang Dibutuhkan
Proses pengajuan KPR memerlukan persyaratan administrasi yang harus dipenuhi. Beberapa persyaratan umum yang harus dilengkapi meliputi:
a. Warga negara Indonesia (WNI) yang dibuktikan dengan identitas diri berupa KTP
b. Usia minimal:
- Minimal 21 tahun dan maksimal 55 tahun untuk karyawan;
- Minimal 21 tahun dan maksimal 65 tahun untuk wiraswasta dan profesional
c. Mempunyai penghasilan rutin setiap bulan
d. Pengalaman kerja minimal 2 tahun bagi karyawan, 3 tahun untuk wiraswasta dan profesional
Selain persyaratan di atas, bank juga akan meminta dokumen-dokumen seperti KTP/SIM, KK, NPWP atau salinan SPT PPh terakhir, buku nikah (jika sudah menikah), foto diri, slip gaji, rekening koran tiga bulan terakhir, surat keterangan kerja (bagi pegawai), SK pengangkatan pegawai (biasanya bagi pegawai negeri sipil (PNS/ASN/PPPK), dan salinan dokumen properti seperti IMB, SHGB, SHM, dan surat tanda jadi dari developer atau penjual rumah.
Agar proses pengajuan KPR berjalan lancar, pastikan semua dokumen ini sudah terkumpul dengan lengkap. Mintalah kepada pihak penjual atau pengembang sejak awal agar prosesnya dapat berjalan lebih cepat dan efisien.
Baca juga: 9 Berkas Yang Diterima Setelah Akad Kredit Rumah
6. Persiapkan Uang Muka (Down Payment) dengan Cermat
Menyiapkan uang muka (DP) adalah salah satu langkah yang tak bisa dihindari untuk memastikan pengajuan KPR diterima oleh bank.
DP bisa dikatakan sebagai bentuk komitmen Anda untuk mengajukan KPR.
Berapa besaran uang muka yang harus disiapkan? Sebaiknya, siapkan minimal 30% dari harga rumah yang akan dibeli.
Meskipun plafon kredit yang diberikan oleh bank belum diketahui, menyiapkan DP yang cukup adalah langkah cerdas. Jika hanya menyiapkan dana pas-pasan, bisa saja menghadapi kesulitan jika plafon yang diberikan lebih kecil dari yang diharapkan.
Selain DP, perlu juga menyiapkan dana tambahan sebesar 20% di luar uang muka. Ini karena masih ada biaya tambahan yang perlu dibayarkan selain uang muka.
7. Ajukan KPR di Saat yang Tepat
Rahasia yang jarang diketahui banyak nasabah adalah pentingnya mengajukan KPR di saat yang tepat. Ada dua hal yang perlu diperhatikan:
- Pertama, ajukan KPR saat kondisi keuangan Anda sudah siap. Pastikan tidak ada catatan kredit telat bayar, tidak ada utang lain, sudah bekerja di perusahaan yang sama lebih dari dua tahun, dan gaji mencukupi.
- Kedua, pilih waktu pengajuan pada minggu ketiga atau keempat. Di dua minggu terakhir ini, bank cenderung lebih agresif mengejar target penyaluran kredit bulanan, sehingga peluang pengajuan KPR Anda disetujui lebih besar. Hindari mengajukan KPR menjelang akhir tahun, karena bank biasanya sibuk dengan pelaporan tutup buku.
Dengan memperhatikan semua langkah-langkah ini, pengajuan KPR Anda memiliki peluang lebih besar untuk diterima oleh bank. Persiapkan setiap tahapan dengan teliti, dan pastikan kondisi finansial Anda mendukung sebelum mengajukan KPR.
0 Response to "Cara Muda Agar Pengajuan KPR Di-ACC Bank"
Posting Komentar