5 Jenis Retak Non-struktural Pada Permukaan Bangunan

Dalam dunia konstruksi, stabilitas dinding adalah aspek penting yang perlu diperhatikan agar keamanannya terjamin. Satu dari masalah dinding yang sering muncul adalah retak non-struktural. Meskipun retak non-struktural tidak langsung memengaruhi kekuatan atau stabilitas keseluruhan bangunan, masalah ini tetap memiliki dampak signifikan pada estetika, kenyamanan, dan potensi masalah di masa depan.

Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang berbagai jenis retak non-struktural yang umum ditemukan pada bangunan. Setiap jenis retakan akan dibahas secara rinci, termasuk ciri-cirinya, penyebab, dan cara mengatasinya. 


Apa Itu Retak Non-Struktural?


Retak non-struktural adalah jenis retakan yang muncul pada permukaan bangunan dan tidak mempengaruhi kekuatan strukturalnya. 

Retakan ini biasanya terjadi pada dinding, lantai, atau permukaan plesteran dan disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kondisi lingkungan atau teknik pengplikasian bahan material yang kurang tepat. 

Meskipun tidak membahayakan kestabilan bangunan secara langsung, retak non-struktural bisa menjadi indikator adanya masalah yang lebih besar jika tidak ditangani dengan benar.


Pentingnya Penanganan Retak Non-Struktural


Penanganan retakan non-struktural ini tetap memiliki peran penting dalam menjaga kualitas dan keberlangsungan bangunan. 

Berikut adalah alasan-alasan mengapa penting untuk menangani retak non-struktural dengan segera dan tepat:


1. Pencegahan Kerusakan Lebih Lanjut

Retak non-struktural dapat menjadi jalur masuk bagi kelembaban, yang jika dibiarkan, dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada material bangunan. 

Kelembaban dapat menyebabkan pembusukan pada elemen kayu (seperti pintu kayu, reng kayu, lantai kayu, dsb), mempercepat korosi pada elemen logam (pintu dan jendela besi, dsb), dan menyebabkan jamur atau lumut berkembang. 

Jika tidak ditangani, retak ini dapat berkembang menjadi masalah struktural yang lebih serius, memerlukan perbaikan yang lebih besar dan biaya yang lebih tinggi.


2. Menjaga Estetika Bangunan

Retak non-struktural dapat memengaruhi penampilan estetika bangunan. Retakan pada dinding, plesteran, atau fasad dapat mengurangi nilai estetika bangunan dan memberikan kesan bahwa bangunan kurang terawat.

Dengan menangani retak ini secara cepat, Anda dapat menjaga penampilan bangunan tetap rapi dan menarik, yang juga berdampak positif pada nilai properti.


3. Mencegah Masalah yang Lebih Besar

Retak non-struktural dapat menjadi indikator awal dari masalah yang lebih serius. Misalnya, settlement cracks (retak penurunan) bisa menunjukkan adanya masalah dengan fondasi atau tanah di bawah bangunan.

Jika masalah ini tidak diidentifikasi dan ditangani sejak dini, bisa menyebabkan kerusakan struktural yang signifikan dan biaya perbaikan yang jauh lebih tinggi.


4. Meningkatkan Umur Bangunan

Dengan mengatasi retak non-struktural secara tepat, Anda dapat memperpanjang umur bangunan. 

Penanganan yang tepat mencegah kerusakan yang lebih dalam dan menjaga kualitas material bangunan, yang pada akhirnya memperpanjang masa pakai struktur dan mengurangi kebutuhan untuk renovasi besar di masa depan.


5. Mengurangi Risiko Kesehatan

Retak non-struktural juga bisa menjadi sumber masalah kesehatan. Misalnya, retak yang membiarkan kelembaban masuk dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan jamur, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi penghuni. 

Penanganan retak ini dapat membantu menjaga lingkungan dalam bangunan tetap sehat dan aman.


6. Menghindari Biaya Perbaikan yang Mahal

Penanganan retak non-struktural pada tahap awal sering kali memerlukan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan perbaikan besar yang mungkin diperlukan jika masalah dibiarkan berkembang. 

Dengan melakukan perbaikan kecil secara rutin, Anda dapat menghindari pengeluaran besar di masa depan dan memastikan bahwa perawatan bangunan tetap terjangkau.



Jenis-Jenis Retak Non-Struktural


Berikut adalah beberapa jenis retak non-struktural yang umum ditemukan dalam bangunan, beserta ciri-ciri, penyebab, dan cara mengatasinya:


1. Crazing


Crazing ditandai oleh jaringan retakan halus dan dangkal yang sering kali berbentuk heksagonal. Retakan ini biasanya sulit terlihat hingga terkena debu atau uap air, yang dapat membuatnya lebih jelas terlihat.


Adapun penyebab timbulnya retak jenis crazing ini adalah:

  • Penggunaan Pasir dengan Butiran Halus: Pasir yang digunakan dalam campuran plesteran mengandung terlalu banyak butiran halus.
  • Penghalusan Plesteran Berlebihan: Proses penghalusan plesteran yang berlebihan dengan roskam atau alat lain dapat memunculkan masalah retak crazing ini.
  • Pengeringan Terlalu Cepat: Plesteran yang mengering terlalu cepat juga merupakan penyebab utama terjadinya crazing.


Untuk mengatasi crazing, Anda dapat mengisi retakan dengan dempul atau bahan pengisi khusus yang dirancang untuk mengisi retakan halus pada plesteran. 

Selain itu, memperbaiki teknik aplikasi plesteran dan mengontrol laju pengeringan dapat membantu mencegah terjadinya retakan ini di masa mendatang.


2. Map Cracking


Map cracking muncul sebagai jaringan retakan yang menyerupai peta, dengan pola heksagonal yang dapat membentang hingga 200 mm. Retakan ini sering kali terlihat setelah plesteran mengering dan terjadi akibat penguapan air yang berlebihan.


Map cracking dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:


  • Penggunaan Semen Berlebihan: Terlalu banyak semen dalam campuran plesteran.
  • Pengeringan Terlalu Cepat: Jika plesteran mengering terlalu cepat, terutama jika dinding terpapar sinar matahari secara langsung, retakan ini dapat muncul.
  • Kurangnya Butiran Halus dalam Pasir: Pasir yang tidak cukup halus dalam campuran juga memicu timbulnya map cracking.

Untuk mengatasi map cracking, lindungi plesteran dari sinar matahari dan angin selama proses pengeringan. Gunakan campuran plesteran yang tepat dengan proporsi semen yang sesuai dan pastikan pasir memiliki butiran halus yang cukup untuk mengurangi kemungkinan retakan ini.


3. Shrinkage Cracks (Retak Susut)




Shrinkage cracks adalah retakan tipis dan dangkal yang sering kali berbentuk lurus atau sedikit melengkung. Retakan ini biasanya muncul beberapa jam hingga beberapa hari setelah dilakukan pemasangan material beton atau plesteran.


Penyebab munculnya shrinkage cracks adalah:

  • Penyusutan Material: Penyusutan yang terjadi pada beton atau plesteran selama proses pengeringan.
  • Penguapan Air Terlalu Cepat: Jika air dari material menguap terlalu cepat, retakan susut dapat terbentuk.


Untuk mencegah shrinkage cracks, pertahankan kondisi pengeringan yang tepat dengan menjaga kelembaban material. Penggunaan bahan aditif yang dirancang untuk mengurangi penyusutan juga dapat membantu mencegah terjadinya retakan ini.


4. Temperature Cracks (Retak Suhu)

Retak suhu biasanya berupa retakan tipis yang terjadi secara horizontal atau vertikal, terutama di daerah yang mengalami perubahan suhu ekstrem.


Ada beberapa faktor penyebab munculnya retakan ini, yaitu:

  • Perubahan Suhu Ekstrem: Material yang tidak memiliki kapasitas ekspansi yang cukup mengalami stres akibat perubahan suhu yang ekstrem
    .

Untuk mengatasi retak suhu, gunakan bahan konstruksi yang tahan terhadap perubahan suhu dan pasang insulasi yang tepat untuk melindungi dinding dari fluktuasi suhu yang ekstrem.


5. Settlement Cracks (Retak Penurunan)




Settlement cracks adalah retakan vertikal atau diagonal yang terjadi pada dinding dan bisa melebar ke arah atas. Lebar retakan bervariasi dan biasanya menunjukkan adanya pergeseran atau penurunan pada tanah di bawah fondasi.


Faktor yang menyebabkan munculnya settlement cracks ada dua, yaitu:

  • Penurunan atau Pergeseran Tanah: Penurunan atau pergeseran tanah di bawah fondasi bangunan.
  • Tanah Tidak Stabil: Tanah yang tidak stabil atau mengalami erosi.

Untuk mengatasi settlement cracks, pastikan fondasi dibangun di atas tanah yang stabil dan ambil langkah-langkah untuk mencegah erosi tanah di sekitar fondasi. Memperbaiki fondasi atau memperkuat tanah di bawahnya juga mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah ini secara efektif.


Memahami berbagai jenis retak non-struktural sangat penting untuk menjaga kualitas dan keindahan bangunan. Setiap jenis retak memiliki penyebab dan cara penanganan yang berbeda. 

Dengan mengetahui ciri-ciri dan penyebab dari retak non-struktural ini, Anda dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memperbaiki dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Penanganan yang cepat dan tepat tidak hanya menjaga estetika bangunan, tetapi juga mencegah potensi masalah yang bisa berkembang menjadi isu yang lebih besar di masa depan.

0 Response to "5 Jenis Retak Non-struktural Pada Permukaan Bangunan"

Posting Komentar